Pengertian Total Productive Maintenance TPM

22

BAB III LANDASAN TEORI

3.1.Sistem Perawatan TerpaduTotal Productive Maintenance TPM. Manajemen pemeliharaan mesinperalatan modern dimulai dengan apa yang disebut preventive maintenance pemeliharaan pencegahan yang kemudian berkembang menjadi productive maintenance. Kedua metode pemeliharaan ini umumnya disingkat dengan PM dan pertama kali diterapkan oleh industri-industri manufaktur di Amerika Serikat dan pusat segala kegiatannya ditempatkan pada satu departemen yang disebut dengan maintenance department. Preventive maintenance pemeliharaan pencegahan mulai dikenal pada tahun 1950-an, yang kemudian berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada dan kemudian pada tahun 1960-an muncul apa yang disebut dengan productive maintenance. Total productive maintenance TPM mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada perusahaan Nippondenso Co. di negara Jepang yang merupakan pengembangan konsep maintenance yang diterapkan pada perusahaan industri manufaktur Amerika Serikat yang disebut preventive maintenance pemeliharaan pencegahan. Mempertahankan kondisi mesinperalatan yang mendukung pelaksanaan proses produksi merupakan komponen yang penting dalam pelaksanaan pemeliharaan unit produksi. Tujuan dari pemeliharaan produktif productive maintenance adalah untuk mencapai apa yang disebut dengan profitable PM.

3.1.1. Pengertian Total Productive Maintenance TPM

Total productive maintenance merupakan ide Nakajima 1988 yang menekankan pada pendayagunaan dan keterlibatan sumber daya manusia dan sistem Preventive Maintenance untuk memaksimalkan efektifitas peralatan dengan melibatkan semua departemen dan fungsional organisasi. TPM adalah hubungan kerjasama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, mengurangi waste, mengurangi biaya produksi, meningkatkan Universitas Sumatera Utara 23 kemampuan peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan manufaktur. Secara menyeluruh definisi dari total productive maintenance menurut Nakajima mencakup lima elemen berikut: 1. TPM bertujuan untuk menciptakan suatu sistem preventive maintenance PM untuk memperpanjang umur penggunaan mesinperalatan. 2. TPM bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas mesinperalatan secara keseluruhan overall effectiveness 3. TPM dapat diterapkan pada berbagai departemen seperti engineering, bagian produksi, bagian maintenance 4. TPM melibatkan semua orang mulai dari tingkatan manajemen tertinggi hingga para karyawanoperator lantai pabrik. 5. TPM merupakan pengembangan dari sistem maintenance berdasarkan PM melalui manajemen motivasi : autonomous small group activities. Kemudian Ljungberg 1998 menambahkan bahwa OEE juga merupakan cara efektif menganalisis efisiensi sebuah mesin tunggal atau sebuah system permesinan terintegrasi. Bagaimanapun suatu perusahaan menginginkan peralatan produksinya dapat beroperasi 100 tanpa ada downtime, pada kinerja 100 tanpa ada speed losses, dengan output 100 tanpa ada reject. Dalam kenyataannya, hal ini sangat sulit tapi bukan tidak mungkin hal ini dapat dicapai. Menghitung OEE merupakan salah satu komitmen untuk mengurangi kerugian-kerugian dalam peralatan produksi maupun proses melalui aktivitas TPM dan hal ini merupakan tujuan utamanya. Subjek utama yang menjadi ide dasar dari kegiatan TPM adalah manusia dan mesin. Dalam hal ini diusahakan untuk dapat merubah pola pikir manusia terhadap konsep pemeliharaan yang selama ini biasa dipakai. Pola pikir “saya menggunakan peralatan dan orang lain yang memperbaiki” harus diubah menjadi “saya merawat peralatan saya sendiri.” Untuk itu para karyawan dituntut untuk dapat belajar menggunakan dan merawat mesinperalatan Universitas Sumatera Utara 24 dengan baik dan dengan demikian perlu dipersiapkan suatu sistem pelatihan training yang baik. 3 Dalam TPM ada terdapat pilar – pilar yang mendukung kegiatan ini. Dapat kita lihat pada gambar berikut, Sumber : http:www.indroagunghandoko.compadditional-3.html Gambar 3.1 : 8 Pilar dalam TPM Pondasi dasar dari TPM adalah 5S SeiriRingkas, SeitonRapi, Seiso Resik, SeiketsuRawat dan ShitsukeRajin merupakan prinsip yang mendasarikegiatan autonomous maintenance, yaitu: 1 Seiri clearing up : Pembersihan Memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.Membuang benda-benda yang tidak diperlukan. Hal ini merupakankegiatan klasifikasi barang yang terdapat ditempat kerja. Biasanya tempatkerja dimuati dengan mesin yang tidak terpakai, cetakan, dan peralatan,benda cacat, barang gagal, barang, barang dalam proses material,persedian dan lain-lain. 3 “Total Productive Maintenance” diakses dari http:www.leanproduction.comtpm.html , pada 01 Juli 2016, 05.23 WIB Universitas Sumatera Utara 25 2 Seiton organizing : Pengelompokan yang rapi Menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk mempermudahpenggunaanya. Kata seiton berasal dari bahas jepang yang artinyamenyusun berbagai benda dengan cara yang menarik. Maksudnya dalam5-S ini berarti mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapatmenemukannya dengan mudah dan cepat. Untuk mencapai langkah ini,pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempatpenyimpanan. Dengan kata lain menata semua barang yang ada setelahringkas, dengan pola teratur dan tertib. 3 Seiso cleaning : Membersihkan peralatan dan tempat kerja Menjaga kondisi mesin yang siap pakai dan keadaan bersih. Selalumembersihkan, menjaga kerapian dan kebersihan. Ini adalah prosespembersihan dasar dimana disuatu daerah dalam keadaan bersih.Meskipun pembersihan besar-besaran dilakukan oleh pihak perusahaanbeberapa kali dalam setahun. Aktivitas itu cendrung mengurangikerusakan mesin yang diakibatkan oleh tumpahan minyak, abu dansampah. Untuk itu bersihkan semua mesin, peralatan dan tempat kerja,menghilangkan noda, dan limbah serta menanggulangi sumber limbah. 4. Seikatsu standarizing : Penstandarisasian Memperluas konsep kebersihan pada diri sendiri terus- menerusmemperaktekkan tiga langkah sebelumnya. Membuat standarisasipemeliharaan di tempat kerja seperti membuat standar pelumasan, standar pengecekan ataupun inspeksi mesin, membuat standar pencapaian, danlain sebagainya. 5 Shitsuke training and discipline : Meningkatkan skill dan moral Shitsuke merupakan sifat 5-S yang menitik beratkan pelatihan danpendisiplinan dengan pendidikan yang dilakukan sebelum memulai duniakerja, pelatihan, pengarahan serta diklat yang umumnya diberlakukansesuai dengan standar organisasi ataupun perusahaan. Universitas Sumatera Utara 26 Pilar 1, Improvement to Increase Equipment Effectiveness bertujuan untuk meningkatkan efisiensi performance kerja dari suatu mesin. Pilar 2, Autonomous Maintenance bertujuan untuk mengikutsertakan para operator mesin untuk berkontribusi dalam perawatan dan pendeteksian secara dini abnormality yang terjadi. Pilar 3, Planned Maintenance System bertujuan untuk menyusun perencanaan maintenance system secara komprehensif. Pilar 4,Operations and Maintenance Skill Training bertujuan untuk menyusun perencanan peningkatan skill operator mesin dan personel maintenance. Pilar 5, Maintenance Prevention Management bertujuan untuk menyusun konsep maintenance manajemen perawatan mesin yang sesuai dengan iklim dan budaya perusahaan. Pilar 6, Quality Maintenance : Bertujuan untuk memuaskan konsumen melalui tingginya kualitas tanpa cacat manufaktur. Pilar 7, TPM in Adminstrative and Support Department bertujuan untuk membentuk personel yang berfungsi untuk mengelola adminstrasi TPM. Pilar 8, Building a safe, enviro and friendly system bertujuan untuk membangun lingkungan kerja yang aman dan berwawasan lingkungan. 4 3. Waktu delivery ke konsumen dapat ditepati, karena produksi yang tanpa gangguan akan lebih mudah untuk dilaksanakan.

3.1.2 Manfaat dari Total Productive Maintenance TPM