Latar Belakang Analisis Perbandingan Pada Area Image Dengan Metode Deteksi Tepi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses pengolahan gambar agar lebih sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah deteksi tepi pada gambar, karena dengan menggunakan proses deteksi tepi gambar maka proses pengolahan manipulasi pada gambar akan lebih mudah dilakukan. Deteksi tepi gambar merupakan sebuah proses dimana suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra yang bertujuan untuk menandai bagian yang menjadi detail citra serta memperbaiki detail citra yang kabur. Tujuan dari penulisan ini tidak lain adalah untuk membuat sebuah perbandingan antara masing-masing operator deteksi tepi, manakah yang lebih baik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Meskipun citra kaya informasi, namun seringkali citra yang dimiliki mengalami penurunan mutu degradasi. Seperti mengandung cacat atau derau noise, warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur blurring dan sebagainya. Agar citra yang mengalami gangguan mulai diinterpretasi baik manusia maupun mesin maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. Operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila: 1. Perbaikan atau modifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung dalam citra. 2. Elemen di dalam citra perlu dikelompokan dan diukur. 3. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain. Universitas Sumatera Utara Pengolahan citra bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin dalam hal ini komputer. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra yang lain. Jadi masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra. Namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik dari pada citra masukan Rinaldi Munir, 2004. Citra adalah kumpulan elemen gambar yang secara keseluruhan merekam suatu adegan melalui media indra visual. Citra dapat dideskripsikan sebagai data dalam dua dimensi dalam bentuk matriks M x N. Citra digital adalah citra dua dimensi yang dapat direpresentasikan dengan fungsi intensitas cahaya yang mana X dan Y menyatakan koordinat spasial. Elemen terkecil dari citra digital disebut dengan image element yaitu piksel. Citra adalah fungsi dua dimensi dari intensitas cahaya, intensitas ini disebut juga dengan brightnes tingkat kecerahan. Fungsi citra f x.y ditentukan oleh dua komponen yaitu iluminasi dan refleksi sehingga : f x,y = I x,y r x,y Gambar 1.1 Iluminisasi Sumber Cahaya I x,y adalah iluminasi yang datang dari sumber cahaya dan r x,y adalah koefesien refeleksi atau transmisi objek, nilai I x,y ditentukan oleh sumber cahaya, sedangkan r x,y ditentukan oleh karakteristik objek didalam gambar. Nilai r x,y = 0 mengindikasikan penerapan total, sedangkan r x,y = 1 menyatakan pantulan total. Jika permukaan mempunyai derajat pemantulan nol, maka fungsi intensitas cahaya, fx,y, juga nol. Sebaliknya, jika Universitas Sumatera Utara permukaan mempunyai derajat pemantulan 1, maka fungsi intensitas cahaya sama dengan iluminasi yang diterima oleh permukaan tersebut. Citra image merupakan salah satu komponen multimedia yang mempunyai peranan sangat penting sebagai suatu bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Secara harafiah, citra image adalah gambar pada bidang dwimatra dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus continue dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pemantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera, pemindai scanner, dan sebagainya, sehingga objek yang disebut citra tersebut terekam. Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses pengolahan gambar agar lebih sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah deteksi tepi pada gambar, karena dengan menggunakan proses deteksi tepi gambar maka proses pengolahan manipulasi pada gambar akan lebih mudah dilakukan. Deteksi tepi gambar merupakan sebuah proses dimana suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra yang bertujuan untuk menandai bagian yang menjadi detail citra serta memperbaiki citra yang kabur. Tujuan dari penulisan ini tidak lain adalah untuk membuat sebuah perbandigan antara masing-masing operator deteksi tepi, manakah yang lebih baik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Identifikasi Masalah