Latar Belakang adanya Ritual kejawen yang ada di Desa Jumo,

dapat beribadah secara nyaman karena dekat atau mudah di jangkau dengan berjalan kaki. Masyarakat juga rutin melakukan kegiatan yang bernuansa Islami seperti Tahlilan, Pengajian, Manakib, Kenduren, Yasinan dll. Untuk jadwal yasinan disetiap RT yaitu kelompok Ibu-ibu di laksanakan pada hari kamis malam atau malam jum‟at di rumah warga secara bergiliran dari rumah ke rumah dengan di pimpin oleh seorang ustadz yang bertugas sebagai pembawa do‟a. isi dari kegiatan itu adalah tahlilan, membaca surat Yasin dan pembacaan do‟a. Kegiatan religi lainya adalah pengajian yang di hadiri khusus ibi-ibu satu kelurahan yang di adakan setiap minggu pon dalam kalender Jawa. Pada hari tersebut kurang lebih 280 jamaah yang hadir dibagi dari 6 dusun. sedangkan manakib adalah kegiatan untuk laki- laki dilaksanakan pada senin malam ba‟da magrib yang inti kegiatanya sama dengan yasinan.

2. Latar Belakang adanya Ritual kejawen yang ada di Desa Jumo,

Kedungjati, Grobogan Hampir Pandangan hidup orang Jawa sama disetiap daerah wilayah Jawa Tengah sama yaitu menekankan ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan, sikap nrima terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat dan masyarakat dibawah semesta alam. Pandangan tersebut memiliki gagasan mengenai sifat dasar manusia dan masyarakat yang pada gilirannya menerangkan etika, tradisi, dan gaya Jawa. Singkatnya hal itu memberikan suatu pemikiran secara umum sebagai suatu badan pengetahuan yang menyeluruh, yang dipergunakan untuk menafsirkan kehidupan sebagaimana adanya dan rupanya. Jadi keja wen bukanlah suatu kategori keagamaan, tetapi menunjukkan kepada suatu etika dan gaya hidup. Orang Jawa juga menganggap bahwa pokok kehidupan dan status dirinya sudah ditetapkan, nasibnya sudah ditentukan sebelumnya jadi mereka harus menanggung kesulitan hidupnya dengan sabar. Anggapan-anggapan mereka itu berhubungan erat dengan kepercayaan mereka pada bimbingan dari Tuhan sehingga menimbulkan perasaan keagamaan dan rasa aman. Keja wen dapat diungkapkan dengan baik oleh mereka yang mengerti tentang rahasia kebudayaan Jawa, Kesadaran akan budaya ini sering kali mereka tetapkan sebagai sumber kebanggaan dan identitas kultural. Orang-orang inilah yang memelihara warisan budaya Jawa secara mendalam sebagai kejawen. Tetapi Pemahaman orang Jawa Kejawen juga ditentukan oleh kepercayaan mereka pada berbagai macam roh-roh yang tidak kelihatan yang dapat menimbulkan bahaya seperti kecelakaan atau penyakit apabila mereka dibuat marah secara tidak sengaja. Untuk melindungi semuanya itu, orang Jawa kejawen memberi sesajen yang dipercaya dapat menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dan mempertahankan batin dalam keadaan tenang. Sesajen yang digunakan biasanya terdiri dari nasi, aneka makanan bahkan bunga tujuh rupa.

B. Temuan Penelitian