2. Tidak sah; terdiri atas :
•
Jasa, kegiatan, dan perdagangan gelap pada umumnya: penadah barang- barang curian, lintah darat, perdagangan obat bius, penyelundupan, pelacuran,
dan lain-lain.
•
Transaksi, pencurian kecil pencopetan, pencurian besar perampokan bersenjata, pemalsuan uang, perjudian, dan lain-lain.
2.3. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan
berdasarkan sumber bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya modal dapat dibagi dua: modal sendiri dan modal asing.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misalnya
setoran dari pemilikan perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan, misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam prose
produksi, misalnya: gedung, mesin, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, misalnya: hak paten, nama bank, dan hak merk.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan
hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan bank. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi, contohnya adalah rumah
sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.
Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan
modal lancar adalah modal yang harus digunakan dalam satu kali proses produksi misalnya bahan-bahan baku.
2.4. Pinjaman 2.4.1. Pengertian Pinjaman
Secara sederhana, pinjaman dapat diartikan sebagai barang atau jasa yang menjadi kewajiban pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain sesuai dengan
perjanjian tertulis ataupun lisan, yang dinyatakan atau diimplikasikan serta wajib dibayarkan kembali dalam jangka waktu tertentu Ardiyos, 2004.
Dalam ruang lingkup pendanaan bagi perusahaan pembiayaan maka pinjaman adalah merupakan sejumlah dana yang dipinjamkan oleh suatu lembaga keuangan
dan debitur wajib mengembalikannya dalam suatu jangka waktu tertentu melalui angsuran pembayaran berupa pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Sumber Dana Pinjaman Sumber dana pinjaman dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu:
a. Pinjaman dalam negeri on-shore loan berupa: • Pinjaman dalam bentuk mata uang Rupiah maupun asing.
• Pinjaman melalui sindikasi ataupun bilateral. • Pinjaman dengan fasilitas yang mengikat committed ataupun
tidak uncommitted. b. Pinjaman luar negeri off-shore loan berupa:
• Pinjaman dalam bentuk mata uang asing. • Pinjaman melalui sindikasi ataupun bilateral.
• Pinjaman dengan fasilitas yang mengikat committed ataupun tidak uncommitted.
2.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Pinjaman
Ada beberapa keunggulan yang diperoleh jika memilih pendanaan melalui pinjaman, diantaranya adalah:
• Proses cepat dan mudah. • Biaya pengurusan untuk memperoleh pinjaman rendah.
• Proses pengurusan pinjaman sangat sederhana. Sedangkan kelemahan dari pendanaan melalui pinjaman bank antara lain
adalah: • Jumlah dana yang dapat dicairkan umumnya sangat terbatas.
• Biaya bunga pinjaman pada umumnya relatif tinggi, mengikuti tren
Universitas Sumatera Utara
pergerakan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.
2.4.4. Upaya Pengembangan Sektor Informal oleh Pemerintah
Kalau dilihat peran pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil ini mengatakann sudah
jelas perlunya peran pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam sektor informal agar tetap berperan dalam mewujudkan perekonomian nasional
yang semakin baik dan seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi di Indonesia. Manurung 2006 mengatakan dalam upaya pembinaan dan pengembangan
usaha kecil dapat juga dilakukan dengan menerapkan system pembinaan melalui: 1.
Kelembagaan dan manajemen dengan menggunkan system dan prosedur organisasi yang baku.
2. Peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan
serta memberikan transfer pengetahuan tentang mengelola dunia usaha.
3. Permodalan, hal ini dilakukan dengan cara membantu akses
permodalan. 4.
Distribusipemasaran, dengan memberikan bantuan informasi pasar dan mengembangkan jaringan distribusi.
5. Teknologi, dengan inovasi dan alih teknologi.
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilakukan dapat berupa pada bidang:
1. Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
a. Penelitian dan pengkajian pasar.
b. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran.
c. Menyediakan sarana dukungan promosi dan uji pasar.
d. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi.
e. Memasarkan produk usaha kecil.
f. Menyediakan konsultan professional di bidang pemasaran.
g. Menyediakan rumah tangga dan promosi usaha kecil.
h. Member peluang pasar terhadap produk yang dihasilkan.
2. Sumber Daya Manusia
a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.
b. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.
c. Mengembangkan pelatihan dan konsultasi usaha kecil.
d. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil.
e. Menyediakan modul manajemen usaha kecil.
f. Menyediakan tempat magang, studi banding, dan konsultasi untuk
usaha kecil. 3.
Permodalan a.
Pemberian informasi sumber kredit bagi usaha kecil. b.
Tata cara pengajuan dan penjaminan dari sumber lembaga penjamin. c.
Mediator terhadap sumber pembiayaan. d.
Informasi dan tata cara penyertaan modal. e.
Membantu akses permodalan.
Universitas Sumatera Utara
4. Manajemen
a. Bantuan penyusunan studi kelayakan.
b. Sistem dan prosedur dan organisasi manajemen.
c. Menyediakan tenaga konsultan dan advisor.
Aspek pengembangan usaha sektor informal yang ada di Indonesia agar menjadi sebuiah usaha yang tangguh dan mandiri, ini berarti bahwa seiring dengan
berjalannya waktu sektor informal akan dapat meningkatkan pendapatan usahanya tersebut yang merupakan aspek terpenting bagi tercapainya tujuan menjadi suatu
usaha yang tangguh dan mandiri. Hal tersebut dapat dipacu melalui program dan kegiatan-kegiatan pemberdayaaan pengembangan yang diciptakan pemerintah.
Ekonomi kerakyatan yang dilakukan pemerintah merupakan kegiatan ekonomi yang dilaksanakan, dinikmati, dan diawasi oleh rakyat. Bidang kegiatan
ekonomi kerakyatan meliputi sektor informal usaha kecil, pertanian, koperasi, dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi dan berlangsung
cepat selama beberapa Pelita yang lalu seiring dengan masih terdapatnya jumlah penduduk miskin, menggambarkan kondisi ketimpangan hasil pembangunan
ekonomi. Pengembanagan usaha kecil yang dipelopori oleh pemerintah dilakukan melalui penciptaan iklim yang sesuai. Pembinaan diarahkan dalam penanganan
bidang produksi, pemasaran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan teknologi.
Peranan ekonomi kerakyatan selain sebagai penampung tenaga kerja juga sebagai pendapatan masyarakat golongan menengah bawah. Berbagai kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
dasar atau kebutuhan pokok mampu dihasilkan oleh sektor informal. Sektor informal dalam perekonomian Indonesia menggambarkan kegiatan ekonomi rakyat yang
selama ini masih belum mampu berkembang secara optimal.
2.4.5. Kemitraan Usaha Antar Pelaku Ekonomi
Pola kemitraan usaha kecil termasuk di dalamnya koperasi dapat dijalin dengan usaha besar dan menengah baik dari pihak swasta maupun BUMN. Terdapat
berbagai bentuk kemitraan usaha seperti bentuk-bentuk inti plasma, dagang umum, sub kontrak, waralaba, dan sebagainya. Prinsip kemitraan yang paling ideal adalah
saling menguntungkan antara pihak-pihak yang melakukan kemitraan usaha. Keberhasilan suatu kemitraan ditentukan oleh dua hal yaitu: tujuan yang ditetapkan
dan perilaku dari pihak-pihak yang melaksanakan kemitraan. Jenis-jenis perilaku yang dapat muncul dari pihak yang melakukan kemitraan antara lain yang bersifat
tidak ingin untung sendiri, percaya pada mitra usaha, perilaku timbale balik, dan perilaku menahan diri atau sabar.
2.4.6. Strategi Pembangunan Ekonomi
Setiap strategi pembangunan ekonomi hamper semuanya memiliki dimensi yang mengarah pada perubahan struktur ekonomi dari tradisional yang didominasi
peranan sektor pertanian ke perekonomian yang modern bercorak industri. Pengalaman negara maju dalam mencapai perubahan struktur ekonomi dilaksanakan
melalui strategi memprioritaskan pembangunan sektor industri. Dalam dimensi regional, pembangunan sektor industri didasarkan pada teori kutub pertumbuhan
ekonomi. Manfaat ekonomi yang menyebar dari kutub kegiatan ekonomi ke seluruh
Universitas Sumatera Utara
bagian wilayah disebut “ efek tetesan ke bawah” atau spread effect. Selain efek yang
berupa penyebaran kemajuan ekonomi dari pusat kegiatan ekonomi kutub juga
terjadi efek yang merugikan daerah belakang atau daerah pengaruh berupa efek pencucian backwash effect. Ini dapat berwujud merosotnya jumlah dan kualitas
sumber daya di daerah belakang dan kerusakan lingkungan, akibat upaya pembangunan ekonomi yang dipusatkan.
Kemunduran dalam bidang ekonomi dirasakan oleh bangsa Indonesia, setelah sekitar 30 tahun melaksanakan upaya pembangunan Kemunduran kondisi ekonomi
tersebut akibat terjadinya krisis ekonomi yang terakhir terjadi di Amerika Serikat yang selanjutnya berdampak parah pada perekonomian Indonesia. Ketergantungan
pada impor barang dan jasa serta besarnya pinjaman swasta ke luar negeri merupakan penyebab kerawanan dari sisi eksternal. Dalam krisis ekonomi muncul berbagai isu
ekonomi berkaitan dengan korupsi, kolusi dan pemberian fasilitas dan nepotisme. Perbaikan kondisi ekonomi harus disertai perbaikan kerangka dasar politik dan
hukum yang menjamin tegaknya demokrasi. Strategi mengatasi krisis dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, dan neraca pembayaran. Kebijakan ekonomi yang
berpihak pada ekonomi kerakyatan diperlukan dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan dan mewujudkan keadilan sosial. Pendekatannya dapat
dengan menggunakan pendekatan pembangunan regional termasuk wilayah pedesaan. Sementara itu kegiatan pemerintah dalam perekonomian menurut Suparmoko
2000, secara garis besar dapat diklasifikasikan atas: 1. Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan. 3. Kegiatan menstabilkan perekonomian peran stabilisasi.
4. Kegiatan yang mempercepat pertumbuhan ekonomi. Konsekuensi keterlibatan pemerintah di bidang ekonomi menyebabkan
pemerintah membutuhkan aparat, investasi, sarana dan prasarana yang berarti harus melakukan pengeluaran untuk mencapai tujuan pembangunan. Guna membiayai
pengeluaran tersebut, maka pemerintah harus mencari sumber danapenerimaan. Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya akan
nampak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Di samping itu melalui peran pemerintah sangat diharapkan untuk menciptakan distribusi pembagian
pendapatan nasional yang lebih adil Basri, 2002. Selanjutnya Sukirno 2005 menyatakan beberapa alasan perlunya campur
tangan pemerintah dalam perekonomian antara lain adalah: 1. Menstabilkan tingkat harga dan mencegah inflasi.
2. Mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, dan 3. Menjaga kestabilan sektor luar negeri.
Para ahli ekonomi klasik meyakini bahwa terjadinya suatu perekonomian dengan persaingan sempurna, pasar bebas yang secara otomatis bebas dari segala
campur tangan pemerintah yang akan memaksimumkan pendapatan nasional adalah tangan-tangan tak kelihatan invisible hand akan memandu semua pelaku ekonomi
untuk mencapai alokasi sumber daya secara efisien Jhingan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Peran Usaha Makanan dan Minuman dalam Perekonomian
Dalam dasawarsa terakhir, harus diakui globalisasi telah mendorong terjadinya berbagai perubahan perilaku masyarakat, yang tentunya sangat erat
kaitannya dengan sektor perdagangan dan dampaknya, baik di dalam negeri maupun antar negara. Bila di waktu lalu kebanyakan orang masih memasak untuk kebutuhan
makan sehari-hari maka saat sekarang ini karena sudah sangat tingginya kesibukan terutama di kota-kota besar sudah banyak kita jumpai membeli makanan siap saji
untuk kebutuhan makan sehari-hari. Sebagian besar perubahan polaperilaku masyarakat tersebut mengindikasikan telah terjadi pergeseran cara konsumsi
masyarakat ke cara yang instan atau praktis. Hal itu telah berlangsung di semua kalangan masyarakat baik golongan tua maupun golongan muda.
Pentingnya peran dan posisi usaha makanan dan minuman di Indonesia sebagai salah satu komponen penggerak perekonomian dan perdagangan terlihat dari
tetap kokoh dan berlangsungnya sebagian besar usaha tersebut selama masa krisis atau transisi beberapa waktu yang lalu. Tidak berlebihanlah kiranya dikatakan bahwa
sektor usaha makanan dan minuman memegang peranan penting dan merupakan tulang punggung perekonomian nasional walaupun sumbangan tidak terlalu besar
tetapi dapat dijadikan sebagai salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Sangatlah disadari bahwa daya saing dan kemampuan usaha makanan dan
minuman ini perlu lebih ditingkatkan agar dapat memanfaatkan sistem perdagangan bebas yang berlangsung saat ini. Perdagangan bebas ini mempunyai pengaruh secara
langsung yaitu pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif dapat dilihat bahwa
Universitas Sumatera Utara
pasar bebas ini sebagai peluang untuk memperkenalkan jenis masakan tradisional Indonesia di pasar global. Sedang pengaruh negatif adalah terdapatnya produk jenis
makanan dan minuman luar negeri yang akan lebih mudah masuk dan langsung berada di tengah-tengah masyarakat kita yang merupakan konsumen dengan
konsumsi yang cukup tinggi dan akan mengambil pasar dari jenis usaha makanan dan minuman dalam negeri. Karena itulah peran pemerintah sangat diperlukan sebagai
filter dalam mempertahankan jenis makanan dan minuman asli Indonesia agar perdagangan di sektor informal ini tidak mati. Sejalan dengan perubahan yang akan
terjadi ini, hendaknya masyarakat dapat meningkatkan atau menumbuhkan jiwa cinta terhadap makanan dan minuman asli dalam negeri.
2.5. SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatua organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi
dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan strength dan kelemahan weakness. Sementara analisis eksternal mencakup faktor
peluang opportunity dan tantangan threath.
Menurut Rangkuti 2002 mendefenisikan SWOT sebagai singkatan dari Strenghts kekuatan, Weaknes kelemahan, Opportunity kesempatan dan Threats
ancaman dalam lingkungan yang dihadapi daerah.Tahapan SWOT berasumsi strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Universitas Sumatera Utara
Strategi Kekuatan-Kesempatan S dan O atau Maxi-maxi
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada
keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju,
yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
Strategi Kelemahan-Kesempatan W dan O atau Mini-maxi
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai
oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi
lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
Strategi Kekuatan-Ancaman S atau T atau Maxi-min
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau
menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
Strategi Kelemahan-Ancaman W dan T atau Mini-mini
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.
Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah.
Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat,
Universitas Sumatera Utara
dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan
bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal merupakan pembentuk
matriks SWOT Karo karo,2006.
Langkah dalam analisis ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam
penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel
informasi SWOT. 2.
Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan dengan cara pembobotan antara faktor eksternal Peluang Opportunities dan Ancaman Threats
dengan faktor internal Kekuatan Strengths dan Kelemahan Weakness. 3.
Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan paling positif dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Berdasarkan langkah diatas maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal wilayah. Untuk faktor yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
internal wilayah dengan cara mendata seluruh kekuatan dan kelemahan. Kekuatan didata terlebih dahulu kemudian daftar kelemahan. Untuk faktor eksternal wilayah
peluang terlebih dahulu didaftarkan kemudian ancaman.
Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson 1998 agar diketahui
secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor a dan bobot b point faktor setta jumlah total
perkalian skor dan bobot c = a x b pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor a masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas penilaian
terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot b masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap
satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai
yang telah didapat rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor.
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W d dan faktor
O dengan T e; Perolehan angka d = x selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka e = y selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu Y; 3.
Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik x,y pada kuadran SWOT.
Tabel 2.1 Penilaian Bobot Internal Wilayah
A.Kekuatan 1
2 3
Dst.. Total
1 2
Dst.. B.Kelemahan
1 2
3 Dst..
1 2
Dst.. Total
∑
= i
i i
X
1
Sumber: David 2004
Tabel 2.2 Penilaian Bobot Eksternal Wilayah
A.Peluang 1
2 3
Dst.. Total
1 2
3 Dst..
B.Ancaman 1
2 3
Dst..
1 2
Universitas Sumatera Utara
3 Dst
Total
∑
= i
i i
X
1
Sumber: David, 2004
Tabel 2.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Faktor Internal Bobot
Skor Total
Kekuatan
1 2
3 Dst..
Kelemahan
1 2
3 Dst..
Total
Sumber: David 2004
Tabel 2.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor Eksternal Bobot
Skor Total
Peluang
1 2
3 Dst..
Kelemahan
1 2
3 Dst..
Total
Sumber: David 2004
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Matriks SWOT
Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Eksternal
Strengths S Daftar Kekuatan
1. ……..
2. ……..
3. Dst
Weakness W Daftar Kelemahan
1. ……..
2. ……..
Dst Opportunytis O
Daftar Kekuatan 1.
…….. 2.
…….. Dst
Strategi SO Buat strategi disini yang
menggunakan kekuatan untuk menggunakan
peluang Strategi WO
Buat strategi disini yang menggunakan peluang
untuk mengatasi kelemahan
Treats T Daftar Ancaman
1. ……..
2. ……..
Dst Strategi ST
Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman
Strategi WT Buat strategi disini untuk
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: David 2004
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan,
artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konseptual