dasar atau kebutuhan pokok mampu dihasilkan oleh sektor informal. Sektor informal dalam perekonomian Indonesia menggambarkan kegiatan ekonomi rakyat yang
selama ini masih belum mampu berkembang secara optimal.
2.4.5. Kemitraan Usaha Antar Pelaku Ekonomi
Pola kemitraan usaha kecil termasuk di dalamnya koperasi dapat dijalin dengan usaha besar dan menengah baik dari pihak swasta maupun BUMN. Terdapat
berbagai bentuk kemitraan usaha seperti bentuk-bentuk inti plasma, dagang umum, sub kontrak, waralaba, dan sebagainya. Prinsip kemitraan yang paling ideal adalah
saling menguntungkan antara pihak-pihak yang melakukan kemitraan usaha. Keberhasilan suatu kemitraan ditentukan oleh dua hal yaitu: tujuan yang ditetapkan
dan perilaku dari pihak-pihak yang melaksanakan kemitraan. Jenis-jenis perilaku yang dapat muncul dari pihak yang melakukan kemitraan antara lain yang bersifat
tidak ingin untung sendiri, percaya pada mitra usaha, perilaku timbale balik, dan perilaku menahan diri atau sabar.
2.4.6. Strategi Pembangunan Ekonomi
Setiap strategi pembangunan ekonomi hamper semuanya memiliki dimensi yang mengarah pada perubahan struktur ekonomi dari tradisional yang didominasi
peranan sektor pertanian ke perekonomian yang modern bercorak industri. Pengalaman negara maju dalam mencapai perubahan struktur ekonomi dilaksanakan
melalui strategi memprioritaskan pembangunan sektor industri. Dalam dimensi regional, pembangunan sektor industri didasarkan pada teori kutub pertumbuhan
ekonomi. Manfaat ekonomi yang menyebar dari kutub kegiatan ekonomi ke seluruh
Universitas Sumatera Utara
bagian wilayah disebut “ efek tetesan ke bawah” atau spread effect. Selain efek yang
berupa penyebaran kemajuan ekonomi dari pusat kegiatan ekonomi kutub juga
terjadi efek yang merugikan daerah belakang atau daerah pengaruh berupa efek pencucian backwash effect. Ini dapat berwujud merosotnya jumlah dan kualitas
sumber daya di daerah belakang dan kerusakan lingkungan, akibat upaya pembangunan ekonomi yang dipusatkan.
Kemunduran dalam bidang ekonomi dirasakan oleh bangsa Indonesia, setelah sekitar 30 tahun melaksanakan upaya pembangunan Kemunduran kondisi ekonomi
tersebut akibat terjadinya krisis ekonomi yang terakhir terjadi di Amerika Serikat yang selanjutnya berdampak parah pada perekonomian Indonesia. Ketergantungan
pada impor barang dan jasa serta besarnya pinjaman swasta ke luar negeri merupakan penyebab kerawanan dari sisi eksternal. Dalam krisis ekonomi muncul berbagai isu
ekonomi berkaitan dengan korupsi, kolusi dan pemberian fasilitas dan nepotisme. Perbaikan kondisi ekonomi harus disertai perbaikan kerangka dasar politik dan
hukum yang menjamin tegaknya demokrasi. Strategi mengatasi krisis dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, dan neraca pembayaran. Kebijakan ekonomi yang
berpihak pada ekonomi kerakyatan diperlukan dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan dan mewujudkan keadilan sosial. Pendekatannya dapat
dengan menggunakan pendekatan pembangunan regional termasuk wilayah pedesaan. Sementara itu kegiatan pemerintah dalam perekonomian menurut Suparmoko
2000, secara garis besar dapat diklasifikasikan atas: 1. Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan. 3. Kegiatan menstabilkan perekonomian peran stabilisasi.
4. Kegiatan yang mempercepat pertumbuhan ekonomi. Konsekuensi keterlibatan pemerintah di bidang ekonomi menyebabkan
pemerintah membutuhkan aparat, investasi, sarana dan prasarana yang berarti harus melakukan pengeluaran untuk mencapai tujuan pembangunan. Guna membiayai
pengeluaran tersebut, maka pemerintah harus mencari sumber danapenerimaan. Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya akan
nampak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Di samping itu melalui peran pemerintah sangat diharapkan untuk menciptakan distribusi pembagian
pendapatan nasional yang lebih adil Basri, 2002. Selanjutnya Sukirno 2005 menyatakan beberapa alasan perlunya campur
tangan pemerintah dalam perekonomian antara lain adalah: 1. Menstabilkan tingkat harga dan mencegah inflasi.
2. Mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, dan 3. Menjaga kestabilan sektor luar negeri.
Para ahli ekonomi klasik meyakini bahwa terjadinya suatu perekonomian dengan persaingan sempurna, pasar bebas yang secara otomatis bebas dari segala
campur tangan pemerintah yang akan memaksimumkan pendapatan nasional adalah tangan-tangan tak kelihatan invisible hand akan memandu semua pelaku ekonomi
untuk mencapai alokasi sumber daya secara efisien Jhingan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Peran Usaha Makanan dan Minuman dalam Perekonomian