13
BAB III - PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Instansi
1. Sejarah Singkat Instansi
Pada tahun 1997 – 1998 telah terjadi krisis keuangan di Indonesia yang menyebabkan Bank - Bank Nasional berpotensi
mengalami kebangkrutan. Pada tahun tersebut banyak bank yang dinyatakan sebagai Bank Beku Operasi BBO dan Bank Take Over
pengambilalihan kepemilikan oleh pemerintah. Bank-bank tersebut perlu di-rekap, yaitu pemerintah menyuntikan dana tambahan ke Bank –
Bank Nasional tersebut agar dapat bertahan hidup hingga sekarang ini. Beberapa bank akhirnya melakukan merjer, misalnya Bank Mandiri
yang berasal dari Bank Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim, Bank Pembangunan Indonesia. Sebagai akibat kebijakan
rekapitalisasi perbankan tersebut pemerintah membuat Surat Utang kepada Bank Indonesia. Pada awalnya Surat Utang tersebut berjumlah
sekitar Rp. 400 triliun. Hal ini berdampak kepada jumlah utang pemerintah bertambah, disamping utang pemerintah yang berasal dari
pinjaman Luar Negeri. Dengan demikian utang pemerintah berasal dari dua sumber yaitu utang yang berasal dari pinjaman dan utang yang
berasal dari penerbitan surat utang negara. Secara organisasi, dua jenis utang tersebut dikelola oleh dua
instansi yang berbeda. Utang yang berasal dari pinjaman, dulu dikelola oleh Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, dan utang
14 yang berasal dari penerbitan surat utang negara dikelola oleh Direktorat
Pengelolaan Surat Utang Negara. Pengelolaan Surat Utang Negara SUN sendiri telah dilakukan
sejak tahun 2000 dengan dibentuknya tim Debt Management Unit DMU berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan KMK nomor
101KMK.0172000. Selanjutnya pada tahun 2001, melalui KMK nomor 2KMK.012001, tim DMU berubah menjadi Pusat Manajemen Obligasi
Negara PMON dan berubah lagi menjadi Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara DPSUN berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
nomor 302KMK.012004. Seiring dengan proses reorganisasi di tubuh Departemen Keuangan, pada tahun 2006 organisasi ini berkembang
menjadi setingkat eselon 1 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466KMK.012006 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan nomor 131PMK.012006 dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang DJPU.
Salah satu pertimbangan pembentukan DJPU pada tahun 2006 adalah pemerintah menyadari bahwa pengelolaan utang perlu berada
pada satu atap sehingga dibentuklah unit baru setingkat Eselon I bernama Direktorat Jendral Pengelola Utang DJPU yang berasal dari
dua unit Eselon II yakni Direktorat Pengelola Dana Utang Negara dan Direktorat Pengelola Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
2. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang