Lampiran Perbup No 24 Tahun 2013. 73
Sumber: Kemen Pu dan BPS Ponorogo
2. Penanganan Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu 2009- 2011 mengalami penurunan sebesar 18.467 jiwa dimana pada tahun 2009
jumlah penduduk miskin sebesar 127.514 jiwa dan pada tahun 2011 ini menurun menjadi sejulah 109.792 jiwa. Keberhasilan menurunkan angka
kemiskinan yang cukup signifikan ini merupakan kerja keras semua element bangsa dalam menjaga komitment terhadap kesejahteraan masyarakat
Ponorogo. Tabel 4.2
Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009
– 2011
Uraian 2009
2010 2011
Jumlah Penduduk Miskin 127.514 jw
113.006 jw 109.792 jw
Prosentase penduduk Miskin Jumlah Penduduk
14,63 899.328
13,22 855.281
12,84 860.093
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo
Kemiskinan terlihat dari rendahnya tingkat pendapatan, kurangnya konsumsi kalori yang diperlukan dan melebarnya kesenjangan. Kemiskinan yang menimpa
masyarakat berhubungan erat dengan status sosial ekonomi dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
masyarakat sendiri dan cenderung melekat pada pribadi seseorang seperti: tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, rendahnya aksesibilitas
terhadap kesehatan dan juga pendidikan. Hal ini akan berdampak pada penentuan aksesibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang
peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Ada tiga komponen penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat yakni: 1 rendahnya
taraf hidup; 2 rendahnya rasa percaya diri dan 3 terbatsnya kebebasan. Ketiga aspek ini mempunya hubungan timbal balik yang saling kait mengkait.
Lampiran Perbup No 24 Tahun 2013. 74
Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan rendahnya produktifitas kerja, rendahnya
produktifitas kerja disebabkan oleh tingginya tingginya pertumbuhan tenaga kerja yang tidak dibarengi peluang kerja, tingginya angka pengangguran, dan
rendahnya investasi. Tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo merupakan masalah
yang harus diupayakan penanggulangannya. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang bersifat pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat
miskin ini akan menjadi penting karena akan mendudukkan mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat miskin, diperlukan berbagai upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin lebih berkesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan. Selain itu diperlukan upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekonomi sehingga mengubah pandangan terhadap masyarakat miskin dari beban liabilities menjadi potensi Asset.
Management program-program kemiskinan dan pengangguran harus dilakukan dengan lebih baik. Banyak program kemiskinan dan pengangguran milik
pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten yang saling tumpang tindih sehingga efesiensi dan efektivitas program sangat rendah. Untuk itu pengelolaan program
yang lebih baik sudah merupakan keniscayaan yang saat ini diperlukan, mengingat dana pembangunan kita semakin terbatas. Program untuk rakyat
miskin seharusnya dapat dipetakan sehingga menjadi mosaik yang bagus dilihat dari bentuk, ragam dan warna artinya: tidak perlu adanya penyeragaman
standarisasi tetapi yang diperlukan adalah koordinasi yang efisien dan efektif. Lokasi, target, macam dan besarnya bantuan tentu bisa menjadi kualifikasi
mengelompokkan program. Mengingat Kabupaten Ponorogo ini cukup luas dengan penduduk yang cukup besar managemen program ini sangat penting
.
3. Perluasan Kesempatan Kerja