RKPD 2014 RKPD2014
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ... i Daftar Tabel ... v Daftar Gambar ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... I - 1
1.1 Latar Belakang ... I - 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... I - 6 1.3 Hubungan Antar Dokumen ... I - 7 1.4 Kaidah Pelaksanaan ... I - 8 1.5 Sistematika RKPD ... I - 9 1.6 Maksud dan Tujuan ... I - 10
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
DAERAH ... II - 1
2.1 Gambaran Kondisi Umum Daerah ... II - 1 2.1.1 Aspek Geografi ... II - 1 2.1.2 Aspek Demografi ... II - 5 2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II - 8 2.1.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi. ... II - 8 a.Pertumbuhan PDRB ... II - 8 b.Inflasi ... II - 11 c. Indeks Gini dan Indeks Williamson ... II - 12 d.Kemiskinan ... II - 13 e. Jumlah Tindak Pidana ... II - 14 2.1.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat ... II - 15 a.Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... II - 15 b.Angka Partisipasi Kasar (APK) ... II - 19 c. Angka Partisipasi Murni (APM) ... II - 19 d.Angka Kematian Ibu (AKI) ... II - 20 e. Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan
Hidup Bayi (AKHB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA) ... II - 21 f. Presentase Balita Gizi Buruk ... II - 21 g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... II - 22 h.Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG)... II - 23 2.1.3.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga... II - 25 2.1.4. Aspek Pelayanan Umum ... II - 25 2.1.4.1. Fokus Layanan Wajib ... II - 25
(2)
ii
2.1.4.2. Fokus Layanan Pilihan ... II - 54 2.1.5. Aspek Daya Saing Daerah ... II - 61 2.1.5.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II - 61 a.Pengeluaran Konsumsi Per Kapita ... II - 61 b.Produktivitas Total Daerah ... II - 62 c. Nilai Tukar Petani ... II - 63 2.1.5.2. Fasilitas Wilayah ... II - 64 a.Infrastruktur ... II - 64 b.Jumlah Bank ... II - 65 c. Jumlah Hotel/Penginapan ... II - 65 d.Jumlah Penggunaan Air Bersih ... II - 66
e. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan
Listrik ... II - 66 2.1.5.3. Fokus Iklim Berinvestasi ... II - 67 a.Angka Kriminalitas ... II - 67 b.Jumlah Unjuk Rasa ... II - 67
2.1.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia II - 68
a.Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
yang Ditamatkan ... II - 68 b.Rasio Ketergantungan ... II - 68 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun
2012 dan Realisasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –
2013 ... II - 69 2.2.1. Urusan Wajib ... II - 69 2.2.2. Urusan Pilihan ... II - 146 2.3 Evaluasi Capaian MDGs ... II - 165 2.4 Kondisi Pengembangan Wilayah ... II - 172 2.5 Lingkungan Strategis ... II - 181 2.6 Permasalahan Pembangunan Daerah ... II - 185 2.7 Isu Strategis Pembangunan Daerah ... II - 188
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH ... III - 1
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III - 1 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah ... .... III - 1 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah ... III - 5 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III - 9 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ... III - 9 3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III - 21
3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III - 21 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah... ... III - 21 3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III - 22
(3)
iii
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
TAHUN 2014 ... IV - 1
4.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan
Daerah Jangka Panjang ... IV - 1 4.2 Prioritas Pembangunan Daerah ... IV - 23 4.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Mendukung 4
(Empat) Pilar Pembangunan Nasional ... IV - 81 4.4 Kebijakan dan Strategi Percepatan Pencapaian Target MDG’s
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 ... IV - 83 4.5 Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah ... IV - 89
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
TAHUN 2014 ... V -1
5.1 Urusan Wajib ... V - 1 1. Pendidikan ... V - 1 2. Kesehatan ... V - 3 3. Pekerjaan Umum ... V - 6 4. Perumahan Rakyat ... V - 12 5. Penataan Ruang ... V - 12 6. Perencanaan Pembangunan ... V - 13 7. Perhubungan ... V - 15 8. Lingkungan Hidup ... V - 15 9. Pertanahan ... V - 17 10.Kependudukan dan Catatan Sipil ... V - 17 11.Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ... V - 17 12.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... V - 20 13.Sosial ... V - 21 14.Ketenagakerjaan ... V - 23 15.Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ... V - 24 16.Penanaman Modal ... V - 26 17.Kebudayaan ... V - 27 18.Kepemudaan dan Olah Raga ... V - 28 19.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... V - 29 20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ... V - 31 21.Ketahanan Pangan ... V - 34 22.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... V - 35 23.Statistik ... V - 36 24.Kearsipan ... V - 36 25.Komunikasi dan Informatika ... V - 37 26.Perpustakaan ... V - 38 5.2 Kewenangan Urusan Pilihan ... V - 38 1. Pertanian ... V - 38 2. Kehutanan ... V - 40 3. Energi dan Sumber Daya Mineral ... V - 41
(4)
iv
4. Pariwisata ... V - 42 5. Kelautan dan Perikanan ... V - 43 6. Perdagangan ... V - 44 7. Perindustrian ... V - 45 8. Transmigrasi ... V - 46
(5)
I - 1 LAMPIRAN I
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR 25 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 merupakan kelanjutan atas tahapan perencanaan pembangunan tahun sebelumnya. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 berakhir pada tahun 2013, sedangkan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 belum ditetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2014 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025. Sesuai tahapan RPJPD, tahun 2014 merupakan tahun terakhir periodisasi RPJMD II (Tahun 2010-2014) dengan arah pembangunan adalah meningkatkan kualitas pelayanan dasar, daya saing ekonomi rakyat, tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, serta kualitas dan pengelolaan sumber daya alam.
RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 disusun dengan berlandaskan pada : (1) Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Peraturan Peme-rintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 mengacu pada : 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, 2) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014; 3) Direktif Presiden; 4) hasil evaluasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; dan 5) hasil evaluasi RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Selain itu, dokumen ini juga diselaraskan dengan dokumen lainnya yaitu : 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029; 2) Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target
(6)
I - 2
2011-2015; 3) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 4) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2010-2020; 5) Rencana Aksi Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Wilayah Provinsi Jawa Tengah; 6) Standar Pelayanan Minimal (SPM); 7) Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium
(MDGs) di Indonesia; 8) Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ; 9) Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI); 10) Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015; 11) Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) Tahun 2010-2020; 12) Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015; 13) Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 14) Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; 15) Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; dan 16) Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 juga harus sinergis dan sinkron dengan kebijakan Pemerintah melalui 4 (empat) pilar pembangunan yaitu pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment, mendukung Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, meningkatkan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah, serta memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Dokumen RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 bernilai strategis dan penting, karena : 1) Merupakan instrumen pelaksanaan yang menghubungkan antara RPJMD Tahun 2008-2013 dengan RPJMD 2013-2018; 2) Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) berupa program/kegiatan SKPD dan/atau lintas SKPD; 3) Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian sasaran RPJMD dan RPJPD; 4) Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); 5) Menjadi pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD; dan 6) Sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dalam menyusun RKPD Tahun 2014.
Proses penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 dilakukan dengan memperhatikan berbagai pendekatan perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan dari bawah (bottom up)
Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di
(7)
I - 3
Jawa Tengah secara berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2013, Musrenbang Kecamatan pada Bulan Februari 2013 dan Musrenbang Kabupaten/Kota pada Bulan Maret 2013. Selain itu juga dilaksanakan Musrenbang Wilayah di 3 (tiga) Bakorwil I, II, dan III Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 25 Maret 2013.
2. Perencanaan dari atas (top down)
Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan sinergitas kebijakan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang tertuang dalam berbagai dokumen nasional terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun 2014. Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek tujuan, sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan.
3. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan pembangunan, utamanya keikutsertaan dalam Forum Musrenbang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan mewujudkan rasa ikut memiliki dari para pemangku kepentingan. Ikut serta dalam
kesempatan tersebut adalah kalangan Perguruan Tinggi,
BUMN/Perusda/BUMD, Perbankan, Organisasi Profesi, Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Wanita, Lembaga Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga Donor.
4. Perencanaan Teknokratik
Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah. Dalam proses penyusunan RKPD Tahun 2014, dimulai dengan penyusunan Rancangan Awal RKPD Tahun 2014 mencakup berbagai aktivitas antara lain : a) Pengolahan data dan informasi; b) Analisis gambaran umum kondisi daerah; c) Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah; d) Evaluasi kinerja pembangunan tahun 2012; e) Telaah kebijakan Pemerintah; f) Telaah pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi; g) Perumusan permasalahan pembangunan daerah; h) Perumusan ran-cangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan daerah; i) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu indikatif; j) Perumusan program prioritas dan pagu indikatif; k) Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD; dan l) Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif.
5. Perencanaan Politik
Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan merujuk pada visi dan misi kepala daerah terpilih yang didukung oleh DPRD.
(8)
I - 4
Dukungan DPRD tercermin antara lain pada saat diselenggarakan Musrenbang Tahun 2013 dalam rangka penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Dalam kesempatan tersebut telah disampaikan Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah sebagai masukan dalam penyusunan RKPD Tahun 2014. Lebih lanjut masukan dari DPRD diperoleh pada saat diselenggarakan kegiatan Dialog Interaktif antara Legislatif – Eksekutif sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah.
Secara umum tahapan penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah, dilakukan melalui pentahapan yatu : 1) Persiapan penyusunan RKPD; 2) Penyusunan Rancangan Awal RKPD; 3) Penyusunan Rancangan RKPD; 4) Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang sebelumnya didahului dengan kegiatan Pra Musrenbang; 5) Perumusan Rancangan Akhir RKPD; dan 6) Penetapan RKPD.
Selanjutnya memperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Permendagri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi RKPD Tahun 2014, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah. Alur penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.
(9)
I - 5 Gambar 1.1
Alur Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Persiapan
Penyusunan RKPD
Penyusunan KUA - PPAS Penyusunan
APBD Th. 2014
Pengolahan Data & Informasi
Analisis Gambaran Kondisi Umum Daerah
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah
Evaluasi Agregatif
Evaluasi Kinerja Urusan
RPJPD Th. 2005-2025
RKPD Tahun 2013
Perumusan Masalah Pembangunan Daerah
Rumusan Isu Strategis Daerah
Kebijakan Nasional
Pokok - Pokok Pikiran DPRD
Rumusan Kerangka Ekonomi Daerah
Rumusan Kebijakan Umum, Strategi dan Prioritas Daerah
Rumusan Renc Program Prioritas Daerah dan Pagu Indikatif
Curah Pendapat dengan Publik
Penyelarasan Prioritas, Rencana Program Prioritas, Pagu Indikatif Evaluasi Kondisi
Perekonomian & Keuangan Daerah
RPJMD Th. 2008-2013
Sosialisasi Rancangan Awal RKPD
Musrenbang RKPD Provinsi Penyusunan Rancangan Renja SKPD
Forum SKPD Musrenbangwil
Dialog Interaktif
Penetapan Pergub ttg RKPD Rancangan
Awal RKPD
Rancangan RKPD
Rancangan Akhir RKPD
RKPD Th. 2014
Musrenbangnas RKP 2014 Pra Musrenbang Provinsi
(10)
I - 6
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan;
10.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
14.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
15.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
17.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 18.Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;
19.Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventaris Gas Rumah Kaca;
(11)
I - 7
20.Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah tahun 2012-2014;
21.Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah;
22.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
23.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
24.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;
25.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah;
26.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;
27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029;
28.Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan;
29.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
30.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
31.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Dokumen RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 memiliki keterkaitan erat dan sejalan dengan arah pembangunan yang dimuat dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional maupun
(12)
I - 8
Provinsi Jawa Tengah, terutama keberlanjutan terhadap RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (sementara RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 belum ditetapkan) dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025. Selain itu juga mengacu RPJMN Tahun 2010 – 2014 dan RKP Tahun 2014.
Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 juga mendasarkan pada berbagai dokumen perencanaan multi sektor di tingkat nasional di antaranya : 1) Standar Pelayanan Minimal (SPM); 2) Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium
(MDGs) di Indonesia; 3) Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ; 4) Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI); 5) Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015; 6) Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) Tahun 2010-2020; 7) Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015; 8) Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 9) Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; 10) Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; dan 11) Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri.
Dokumen perencanaan multi sektor di tingkat provinsi juga menjadi rujukan dalam penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014, antara lain : 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029; 2) Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDGs) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 3) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 4) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2010-2020; dan 5) Rencana Aksi Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Wilayah Provinsi Jawa Tengah.
1.4. Kaidah Pelaksanaan
1. RKPD Tahun 2014 merupakan rencana kerja pemerintah selama satu
tahun dengan mendasarkan potensi yang tersedia, prioritas, target dan capaian yang telah ditetapkan.
2. Mendasarkan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 pasal 285 dan Permendagri Nomor 23 tahun 2013 pasal 11 ayat 1-3 berikut ketentuan dalam Lampiran I, perubahan RKPD dapat dilakukan
apabila hasil evaluasi pelaksanaan dalam tahun berjalan
menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan
(13)
I - 9
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka
ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah;
b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;
c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang - undangan;
d. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan.
1.5. Sistematika RKPD
Sistematika RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 berpedoman pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang; dasar hukum penyusunan; hubungan antar dokumen; kaidah pelaksanaan; sistematika RKPD; serta maksud dan tujuan.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Memuat gambaran umum kondisi daerah yang terdiri dari
aspek geografi, aspek demografi, aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing; evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2012 dan realisasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 menurut urusan
kewenangan provinsi; evaluasi capaian MDG’s; kondisi
pengembangan wilayah; lingkungan strategis yang terdiri atas internal dan eksternal; permasalahan pembangunan daerah; serta isu strategis pembangunan daerah.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri atas kondisi ekonomi daerah, dan tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2014 dan 2015; serta arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan keuangan daerah.
(14)
I - 10
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
2014
Memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan pembangunan daerah jangka panjang; prioritas pembangunan
daerah; kebijakan dan strategi pembangunan daerah
mendukung 4 pilar pembangunan nasional; percepatan
pencapaian target MDGs; dan prioritas pengembangan
kewilayahan Jawa Tengah.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
TAHUN 2014
Memuat program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2014 menurut urusan wajib dan urusan pilihan.
BAB VI PENUTUP
Memuat harapan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.
1.6. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 adalah untuk:
1. Menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2014;
2. Mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2014.
Adapun tujuannya adalah untuk :
1. Memberikan landasan operasional bagi seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014;
2. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2014 sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014;
3. Menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2014 bagi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah;
4. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
(15)
II - 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah
2.1.1. Aspek Geografi
Provinsi Jawa Tengah secara astronomis berada pada 5040’ - 8030’
Lintang Selatan dan 108030’ - 111030’ Bujur Timur. Adapun secara
administratif wilayah Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan; Provinsi Jawa Barat di sebelah barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29 Kabupaten dan 6 Kota yang terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.809 Desa dan 769 Kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa.
Kondisi relief wilayah Jawa Tengah meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi/plateu yang memanjang di bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai Pesisir Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di Jawa Tengah bervariasi, meliputi lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%; lahan dengan kemiringan 2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 15-40% sebesar 19%; dan lahan dengan kemiringan lebih dari 15-40% sebesar 12%.
Iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori iklim tropis basah. Pada tahun 2011, suhu udara di Jawa Tengah berkisar antara 25,20C–
27,70C dengan kelembaban udara berada pada kisaran antara 75%-84%.
Curah hujan tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Kebumen sebesar 3.513 mm dan hari hujan terbanyak 227 hari tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap.
Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 menunjukkan adanya penurunan luas lahan sawah yang beralih menjadi lahan bukan sawah sebesar 128 ha (0,013%). Tahun 2010 penggunaan lahan meliputi lahan sawah seluas 991.524 Ha (30,47%) dan bukan lahan sawah seluas 2.262.888 Ha (69,53%). Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
(16)
II - 2
Tabel 2.1
Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2010
Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %
1 Lahan Sawah 990.652 30,44 991.652 30,47 991.524 30,47
a Pengairan Teknis 382.643 38,63 383.262 38,65 386.953 39,03
b Pengairan 1/2 Teknis 129.630 13,09 133.769 13,49 131.687 13,28
c Pengairan Sederhana 136.796 13,81 136.635 13,78 140.423 14,16
d Pengairan Desa/Non PU 57.032 5,76 52.596 5,30 57.731 5,82
e Tadah Hujan 281.919 28,46 282.521 28,49 272.364 27,47
f Pasang Surut 1.561 0,16 1.613 0,16 1.661 0,17
g Lebak, Polder, Lainnya 1.071 0,11 1.256 0,13 705 0,07
2 Bukan Lahan Sawah 2.263.760 69,56 2.262.760 69,53 2.262.888 69,53
a Bangunan/ Pekarangan 524.465 16,12 503.923 15,48 537.288 16,51
b Tegal/Kebun 732.853 22,52 730.370 22,44 723.056 22,22
c Ladang/Huma 13.346 0,41 13.413 0,41 11.664 0,36
d Padang Rumput 1.231 0,04 1.184 0,04 1.745 0,05
e Hutan Rakyat 95.550 2,94 103.402 3,18 103.004 3,17
f Hutan Negara 568.572 17,47 578.107 17,76 567.449 17,44
g Perkebunan Negara 71.868 2,21 69.345 2,13 71.337 2,19
h Rawa 9.027 0,28 9.035 0,28 9.021 0,28
i Tambak 34.972 1,07 39.810 1,22 37.574 1,15
j Kolam/Empang 3.719 0,11 8.259 0,25 3.046 0,09
k Sementara tidak
diusahakan 1.772 0,05 1.628 0,05 1.429 0,04
l Lain-lain 206.385 6,34 204.284 6,28 196.275 6,03
Jumlah (Ha) 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00
Tahun 2010
No. Penggunaan Lahan Tahun 2008 Tahun 2009
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
Berdasarkan struktur geologi atau bentang alamnya, kawasan di Jawa Tengah yang dipandang strategis untuk dikembangkan, antara lain: Kawasan Taman Nasional Merapi, Kawasan Taman Nasional Merbabu, Kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kawasan Sindoro Sumbing, Kawasan Rawapening, Kawasan Segara Anakan, Kawasan Daerah Aliran Sungai Garang, Kawasan Daerah Aliran Sungai Kritis Antar Kabupaten/Kota, Kawasan Kebun Raya Baturaden, Kawasan Karangsambung, Kawasan Karst Sukolilo, Kawasan Karst Gombong, Kawasan Karst Wonogiri, Kawasan Bledug Kuwu, Kawasan Pantai Ujung Negoro - Roban, Kawasan Gunung Slamet dan Kawasan Gunung Lawu.
Potensi wilayah Jawa Tengah yang dapat dikembangkan sesuai dengan pola ruang untuk kawasan budidaya dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 adalah sebagai berikut :
1. Kawasan hutan produksi, meliputi :
a. Kawasan hutan produksi tetap, berada di 28 Kabupaten kecuali Kabupaten Karanganyar;
b. Kawasan hutan produksi terbatas, berada di 28 Kabupaten kecuali Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Semarang;
2. Kawasan hutan rakyat, meliputi 29 Kabupaten dan 5 Kota kecuali Kota Tegal;
(17)
II - 3
3. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi :
a. Kawasan pertanian lahan basah, seluas ± 990.652 ha, yang ditetapkan sebagai lahan pangan pertanian berkelanjutan, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah;
b. Kawasan pertanian lahan kering ± 955.587 ha, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah;
4. Kawasan peruntukan perkebunan, terdiri dari perkebunan rakyat, PTP Nusantara IX, dan Perkebunan Besar Swasta;
5. Kawasan peruntukan peternakan, meliputi :
a. Kawasan peternakan besar dan kecil, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah;
b. Kawasan peternakan unggas, yang diarahkan di semua Kabu-paten/Kota se-Jawa Tengah;
6. Kawasan peruntukan perikanan, meliputi :
a. Kawasan perikanan tangkap, yang diarahkan pada perairan Pantai Utara dan Pantai Selatan, danau, waduk, rawa, sungai, dan embung;
b. Kawasan perikanan budidaya baik perikanan air payau, air tawar, dan laut, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah;
7. Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi :
a. Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan, dan batubara, terletak di kawasan Majenang – Bantarkawung, Serayu – Pantai Selatan, kawasan Gunung Slamet, kawasan Sindoro – Sumbing – Dieng, kawasan Merapi – Merbabu – Ungaran, kawasan Gunung Muria, kawasan Pegunungan Kendeng Utara, kawasan Kendeng Selatan, kawasan Gunung Lawu, dan kawasan Serayu – Pantai Utara;
b. Kawasan pertambangan panas bumi, terletak di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi Dieng, panas bumi Gunung Telomoyo, panas bumi Gunung Ungaran, panas bumi Gunung Lawu, panas bumi Baturaden, dan panas bumi Guci;
c. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, terletak di Wilayah Kerja Migas di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karanganyar, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Grobogan, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Salatiga, Pekalongan, Tegal; dan pengembangan sumur tua/marjinal yang tersebar di Kabupaten Blora, Grobogan dan Kendal;
8. Kawasan peruntukan industri, meliputi wilayah industri/kawasan peruntukkan industri dan kawasan industri yang tersebar di semua Kabupaten/Kota kecuali Kota Surakarta; dan kawasan berikat yang berada di Kabupaten Cilacap, Semarang, Kendal, dan Kota Semarang;
(18)
II - 4
9. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi kawasan pengembangan pariwisata koridor Borobudur – Prambanan – Surakarta, koridor Borobudur – Dieng, koridor Semarang – Demak – Kudus – Jepara – Pati – Rembang – Blora, koridor Semarang – Ambarawa – Salatiga, koridor Batang – Pekalongan – Pemalang – Tegal – Brebes, koridor Cilacap – Banyumas – Purbalingga – Banjarnegara, dan koridor Cilacap – Kebumen – Purworejo;
10. Kawasan peruntukkan permukiman, meliputi kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan;
11. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, meliputi kawasan pesisir yang terletak di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan, dan Tegal; dan kawasan pulau-pulau kecil yaitu Kepulauan Karimunjawa, Pulau Panjang dan Pulau Mandalika (Kabupaten Jepara), Pulau Marongan, Pulau Gede dan Pualu Sualan (Kabupaten Rembang), dan Pulau Nusakambangan (Kabupaten Cilacap).
Selain itu Jawa Tengah juga mempunyai wilayah yang tergolong rawan bencana alam seperti banjir, tsunami, abrasi dan longsor. Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, kawasan rawan bencana alam di Jawa Tengah meliputi 10 kawasan yaitu :
1. Kawasan rawan banjir, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal.
2. Kawasan rawan tanah longsor, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes dan Kota Semarang.
3. Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Magelang, Boyolali, Klaten, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang dan Tegal.
4. Kawasan rawan gempa bumi, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten dan Wonogiri.
5. Kawasan rawan gelombang pasang, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan dan Tegal.
6. Kawasan rawan tsunami, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri.
(19)
II - 5
7. Kawasan rawan kekeringan, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Jepara, Kudus, Blora, Rembang, Pati, Demak, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes.
8. Kawasan rawan abrasi, meliputi Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan dan Tegal.
9. Kawasan rawan angin topan, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kota Semarang dan Pekalongan.
10. Kawasan Rawan Gas Beracun, meliputi Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo.
Kerawanan bencana di Jawa Tengah tersebut dapat diindikasikan dengan frekuensi kejadian bencana alam di Jawa Tengah kurun waktu 2010-2012 yang semakin meningkat. Frekuensi kejadian bencana di Jawa Tengah dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Frekuensi Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2012
No Jenis Bencana 2008 2009 2010 2011 2012
1 2 3 4 5 6 7
1 Banjir 7 54 115 85 160
2 Tanah Longsor 21 126 141 202 201
3 Angin Topan 2 100 122 104 312
4 Kekeringan 10 - - 15 17
6 Kebakaran 30 128 73 268 305
Sumber : Sekretariat BPBD Prov. Jateng, 2013
Frekuensi kejadian bencana banjir mempunyai kecenderungan meningkat. Pada tahun 2008 tercatat hanya 7 kejadian, cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2012 tercatat 160 kejadian. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam upaya pelestarian lingkungan, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungannya.
2.1.2. Aspek Demografi
Jumlah penduduk Jawa Tengah tahun 2011 diproyeksikan sebanyak 32.643.612 jiiwa atau 13,54% dari jumlah penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.273.976 Jiwa (49,85%) dan perempuan sebanyak 16.369.636 Jiwa (50,15%), sehingga besar rasio jenis kelamin (RJK) adalah sebesar 99,42. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kabupaten Brebes (1.742.528 jiwa), sedangkan paling sedikit berada di Kota Magelang (118.606 jiwa).
(20)
II - 6
Kepadatan penduduk Jawa Tengah tahun 2012 diproyeksikan sebesar 1.022 Jiwa/Km2, meningkat dibandingkan kondisi tahun 2011
sebesar 1.003 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tahun 2012 tertinggi di
Kota Surakarta (11.573 jiwa/km2) dan terendah di Kabupaten Blora (472
jiwa/km2). Selengkapnya jumlah penduduk, rasio jenis kelamin dan
kepadatan penduduk pada masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah disajikan dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.
Tabel 2.3
Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2011 - 2012
No. Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Tahun 2011*) Penduduk Tahun 2012*) Laki-laki Perempuan Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
1. Kab. Cilacap 832.052 819.888 1.651.940 101,48 1.679.864
2. Kab. Banyumas 788.938 781.660 1.570.598 100,93 1.603.037
3. Kab. Purbalingga 426.606 432.192 858.798 98,71 877.489
4. Kab. Banjarnegara 440.816 434.398 875.214 101,48 890.962
5. Kab. Kebumen 581.298 580.996 1.162.294 100,05 1.181.678
6. Kab. Purworejo 345.191 350.950 696.141 98,36 708.483
7. Kab. Wonosobo 386.790 372.203 758.993 103,92 771.447
8. Kab. Magelang 602.517 591.836 1.194.353 101,80 1.219.371
9. Kab. Boyolali 463.755 473.067 936.822 98,03 953.317
10. Kab. Klaten 560.182 575.019 1.135.201 97,42 1.153.047
11. Kab. Sukoharjo 414.502 417.592 832.094 99,26 848.718
12. Kab. Wonogiri 454.451 475.419 929.870 95,59 946.373
13. Kab. Karanganyar 408.585 413.109 821.694 98,90 838.762
14. Kab. Sragen 424.645 437.294 861.939 97,11 875.283
15. Kab. Grobogan 654.822 661.871 1.316.693 98,93 1.339.127
16. Kab. Blora 412.601 421.185 833.786 97,96 847.125
17. Kab. Rembang 298.302 298.499 596.801 99,93 608.548
18. Kab. Pati 584.038 614.897 1.198.935 94,98 1.219.993
19. Kab. Kudus 390.201 398.063 788.264 98,02 807.005
20. Kab. Jepara 55.728 557.960 1.115.688 99,96 1.144.916
21. Kab. Demak 531.979 536.014 1.067.993 99,25 1.091.379
22. Kab. Semarang 466.790 478.087 944.877 97,64 968.383
23. Kab. Temanggung 360.744 355.163 715.907 101,57 730.720
24. Kab. Kendal 462.997 445.536 908.533 103,92 926.325
25. Kab. Batang 358.419 355.523 713.942 100,81 728.578
26. Kab. Pekalongan 422.267 423.204 845.471 99,78 861.366
27. Kab. Pemalang 629.314 635.221 1.264.535 99,07 1.285.024
28. Kab. Tegal 699.564 700.225 1.399.789 99,91 1.421.001
29. Kab. Brebes 880.286 862.242 1.742.528 102,09 1.770.480
30. Kota Magelang 58.701 59.905 118.606 97,99 120.447
(21)
II - 7 No. Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Tahun 2011*)
Penduduk Tahun 2012*) Laki-laki Perempuan Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
32. Kota Salatiga 85.111 87.945 173.056 96,78 177.480
33. Kota Semarang 781.669 803.748 1.585.417 97,25 1.629.924
34. Kota Pekalongan 142.963 141.450 284.413 101,07 290.347
35. Kota Tegal 119.869 120.908 240.777 99,14 244.632
Jumlah 2011*) 16.273.976 16.369.636 32.643.612 99,42 33.270.207 2010 16.273.976 16.291.545 32.382.657 98,77 - Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010
Tabel 2.4
Proyeksi Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah (ha)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk (per km2)
1. Kab. Cilacap 213.851 1.679.864 786
2. Kab. Banyumas 132.759 1.603.037 1.207
3. Kab. Purbalingga 77.765 877.489 1.128
4. Kab. Banjarnegara 106.974 890.962 833
5. Kab. Kebumen 128.274 1.181.678 921
6. Kab. Purworejo 103.482 708.483 685
7. Kab. Wonosobo 98.468 771.447 783
8. Kab. Magelang 108.573 1.219.371 1.123
9. Kab. Boyolali 101.507 953.317 939
10. Kab. Klaten 65.556 1.153.047 1.759
11. Kab. Sukoharjo 46.666 848.718 1.819
12. Kab. Wonogiri 182.237 946.373 519
13. Kab. Karanganyar 77.220 838.762 1.086
14. Kab. Sragen 94.649 875.283 925
15. Kab. Grobogan 197.585 1.339.127 678
16. Kab. Blora 179.440 847.125 472
17. Kab. Rembang 101.410 608.548 600
18. Kab. Pati 149.120 1.219.993 818
19. Kab. Kudus 42.517 807.005 1.898
20. Kab. Jepara 100.416 1.144.916 1.140
21. Kab. Demak 89.743 1.091.379 1.216
22. Kab. Semarang 94.686 968.383 1.023
23. Kab. Temanggung 87.023 730.720 840
24. Kab. Kendal 100.227 926.325 924
25. Kab. Batang 78.895 728.578 923
26. Kab. Pekalongan 83.613 861.366 1.030
27. Kab. Pemalang 101.190 1.285.024 1.270
(22)
II - 8 No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah
(ha)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk (per km2)
29. Kab. Brebes 165.773 1.770.480 1.068
30. Kota Magelang 1.812 120.447 6.647
31. Kota Surakarta 4.403 509.576 11.573
32. Kota Salatiga 5.296 177.480 3.351
33. Kota Semarang 37.367 1.629.924 4.362
34. Kota Pekalongan 4.496 290.347 6.458
35. Kota Tegal 3.449 244.632 7.092
Jumlah 2012*) 3.254.412 33.270.207 1.022
2011*) 3.254.412 32.643.612 1.003
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010
2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Pertumbuhan PDRB
Nilai PDRB Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 mengalami peningkatan secara positif. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 sebesar Rp.367,135 Trilyun meningkat menjadi Rp.556,479 Trilyun pada tahun 2012. Sedangkan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2008 sebesar Rp.168,034 Trilyun, meningkat menjadi Rp.210,848 Trilyun pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 – 2012 semakin meningkat, dimana tahun 2008 sebesar 5,61%, menjadi sebesar 6,34% di tahun 2012. Nilai dan perkembangan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada Tabel 2.5, Tabel 2.6 dan Gambar 2.1.
Tabel 2.5
Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 (Trilyun Rupiah)
No Sektor 2008 2009 2010
*) 2011**) 2012**)
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 72,862 14,15 79,342 8,89 86,667 9,23 95,094 9,72 104,311 9,69
2 Pertambangan
& Galian 3,514 13,02 3,852 9,63 4,302 11,67 4,726 9,85 5,239 10,85
3 Industri
Pengolahan 125,006 21,11 130,352 4,28 146,155 12,11 166,108 13,65 182,715 10,00
4 Listrik, Gas &
Air Bersih 3,749 9,75 4,114 9,74 4,645 12,91 4,984 7,29 5,648 13,32
5 Bangunan 21,196 17,02 24,448 15,34 27,124 10,94 29,747 9,67 33,352 12,11
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
71,617 17,64 78,262 9,28 86,998 11,16 98,268 12,95 112,908 14,90
7 Pengangkutan
(23)
II - 9
No Sektor 2008 2009 2010
*) 2011**) 2012**)
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
12,617 16,59 14,447 14,51 15,899 10,05 17,684 11,22 19,993 13,06
9 Jasa-jasa 35,480 15,65 39,246 10,61 46,599 18,74 52,828 13,37 59,359 12,36
PRDB Total 367,135 17,51 397,903 8,38 444,692 11,75 498,614 12,13 556,479 11,60
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah Keterangan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Tabel 2.6
Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (Trilyun Rupiah)
N
o Sektor
2008 2009 2010*) 2011**) 2012**)
(Rp.) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 32,880 3,19 34,101 3,71 34,956 2,51 35,421 1,33 36,712 3,71 2 Pertambangan
&Galian 1,851 3,83 1,952 5,49 2,091 7,09
2,193
4,91 2,355 7,38
3 Industri
Pengolahan 55,348 5,06 57,444 3,79 61,387 6,86 65,528 6,74 69,012 5,46 4 Listrik, Gas & Air
Bersih 1,408 5,06 1,489 5,74 1,614 8,41 1,684 6,30 1,820 6,38
5 Bangunan 9,647 6,54 10,300 6,77 11,014 6,93 11,712 6,34 12,573 6,98 6 Perdagangan,
Hotel & Restoran 35,226 7,23 37,766 7,21 40,056 6,06 43,072 7,53 46,719 8,25 7 Pengangkutan &
Komunikasi 8,581 6,57 9,192 7,12 9,805 6,66 10,645 8,56 11,486 7,90 8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
6,218 7,81 6,701 7,78 7,038 5,02 7,503 6,62 8,206 9,36 9 Jasa-jasa 16,871 7,35 17,724 5,05 19,029 7,37 20,464 7,54 21,961 7,32
PRDB Total 168,034 5,61 176,673 5,14 186,995 5,84 198,226 6,01 210,848 6,34
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah Keterangan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.1
Perkembangan Pertumbuhan PDRB/Pertumbuhan Ekonomi
(24)
II - 10
Apabila dibandingkan dengan Provinsi lain di wilayah Jawa – Bali, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 berada pada posisi ke 4 (empat) setelah Provinsi Jawa Timur, Bali dan DKI Jakarta, namun lebih baik dari angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,23%. Pertumbuhan ekonomi Nasional dan Provinsi lain di wilayah Jawa – Bali dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7
Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2011 - 2012 (%)
No Provinsi/Nasional 2011 2012
1 Jawa Timur 7,22 7,27
2 Bali 6,49 6,65
3 DKI Jakarta 6,7 6,5
4 Jawa Tengah 6,01 6,34
5 Jawa Barat 6,48 6,21
6 Banten 6,43 5,87
7 D.I. Yogyakarta 5,16 5,32
Nasional 6,5 6,23
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012
Struktur pembentuk PDRB Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 didominasi oleh 3 (tiga) sektor yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian. Kontribusi tiga sektor utama pada PDRB Tahun 2012 yaitu industri pengolahan sebesar 32,83%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,29%, serta pertanian sebesar 18,74%. Perkembangan kontribusi sektor pada PDRB selama tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 (Juta Rupiah)
No Sektor
2008 2009 2010*) 2011**) 2012**)
(Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk)
% % % % % % % % % %
1. Pertanian 19,85 19,57 19.94 19,31 19.49 18,69 19,07 17,87 18,74 17,41 2. Pertambangan
dan Galian 0,96 1,10 0.97 1,11 0.97 1,12 0,95 1,11 0,94 1,12
3. Industri
Pengolahan 34,05 32,94 32.76 32,51 32.87 32,83 33,31 33,06 32,83 32,73 4. Listrik, Gas dan
Air Minum 1,02 0,84 1.03 0,84 1.04 0,86 1,00 0,85 1,02 0,86
5. Bangunan 5,77 5,74 6.14 5,83 6.10 5,89 5,97 5,91 5,99 5,96
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
19,51 20,96 19.67 21,38 19.56 21,42 19,71 21,73 20,29 22,16 7. Pengangkutan
dan Komunikasi
(25)
II - 11
No Sektor
2008 2009 2010*) 2011**) 2012**)
(Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk) (Hb) (Hk)
% % % % % % % % % %
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
3,44 3,70 3.63 3,79 3.58 3,76 3,55 3,79 3,59 3,89
9. Jasa-jasa 9,66 10,04 9.86 10,03 10.48 10,18 10,60 10,32 10,67 10,42 PRDB Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah
Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
b. Inflasi
Perkembangan inflasi Jawa Tengah selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 – 2012 sangat fluktuatif, tetapi cenderung menurun. Inflasi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,24%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,68%, disebabkan oleh peningkatan harga pada komoditas volatile foods antara lain daging ayam ras, bawang merah dan cabe merah. Apabila dibandingkan dengan Provinsi se Jawa – Bali, inflasi Jawa Tengah berada pada urutan ke 2 (dua) setelah Provinsi Jawa Barat dan lebih rendah dibanding angka Nasional sebesar 4,34%. Perkembangan inflasi di Jawa Tengah dan perbandingan tingkat inflasi dengan provinsi lain se-Jawa – Bali dan nasional dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan Gambar 2.2.
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.2
Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%)
Tabel 2.9
Inflasi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2011-2012 (%)
No Provinsi/Nasional 2011 2012
1 Jawa Barat 3,1 3,86
2 Jawa Tengah 2,68 4,24
3 D.I. Yogyakarta 3,88 4,31
(26)
II - 12
No Provinsi/Nasional 2011 2012
5 Jawa Timur 4,09 4,50
6 DKI Jakarta 3,97 4,52
7 Bali 3,75 4,71
Nasional 3,79 4,34
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012
c. Indeks Gini dan Indeks Williamson
Indeks Gini merupakan satu ukuran untuk melihat ketimpangan pendapatan masyarakat. Indeks Gini tahun 2008 sebesar 0,3033, meningkat menjadi 0,3462 pada tahun 2011, angka ini menunjukkan ketimpangan pendapatan masyarakat meningkat.
Sementara tingkat kesenjangan pembangunan antar wilayah di Provinsi Jawa Tengah dilihat dengan Indeks Williamson, pada tahun 2007 sebesar 0,7096, menjadi 0,6965 pada tahun 2011. Namun, Indeks Williamson Jawa Tengah masih di atas angka 0,5, yang menunjukkan bahwa kesenjangan pembangunan di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Indeks Gini dan Indeks Williamson Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.
Sumber : Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011, BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.3
(27)
II - 13
Sumber : Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota 2011, BPS dan Bappeda Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.4
Indeks Williamson Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011
d. Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami penurunan walaupun laju penurunannya melambat. Jumlah penduduk miskin tahun 2012 sebanyak 4,86 juta jiwa (14,98%) lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 5,25 juta jiwa (16,21%), namun masih di atas rata – rata angka nasional sebesar 11,66%. Distribusi penduduk miskin di Jawa Tengah tahun 2012 me-nunjukan bahwa penduduk miskin di Jawa Tengah sebagian besar berada di perdesaan (59,98%) dibanding perkotaan (40,02%). Sementara sebaran penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat 15 (lima belas) Kabupaten dengan angka kemiskinan di atas rata - rata Provinsi dan Nasional, sehingga masih perlu upaya lebih keras untuk menurunkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan Gambar 2.5.
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012
No Tahun / Bulan Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase (%)
Kota Desa Total Kota Desa Total
1 2008/Maret 2.556,50 3.633,10 6.189,60 16,34 21,96 19,23
2 2009/Maret 2.420,90 3.304,80 5.725,70 15,41 19,89 17,72
3 2010/Maret 2.258,94 3.110,22 5.369,16 14,33 18,66 16,56
4 2011/Maret 2.092,51 3.014,85 5.107,36 14,12 17,14 15,76
5 2011/Sept 2.175,82 3.080,17 5.255,99 14,67 17,50 16,21
6 2012/Maret 2.001,12 2.976,25 4.977,36 13,49 16,89 15,34
7 2012/Sept 1.946,51 2.916,90 4.863,41 13,11 16,55 14,98
(28)
II - 14 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008-2012
Gambar 2.5
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2012 (%)
Persentase kemiskinan Jawa Tengah apabila dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa – Bali berada pada urutan ke 6 (enam) dan masih di atas rata-rata nasional. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11
Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2011-2012
No Provinsi/Nasional
2011 2012
(ribu jiwa) (%) (ribu jiwa) (%)
1. DKI Jakarta 355,20 3,64 366,77 3,70
2. Bali 183,13 4,59 160,95 3,95
3. Banten 690,87 6,26 648,25 5,71
4. Jawa Barat 4.650,81 10,57 4.421,48 9,89
5. Jawa Timur 5.227,31 13,85 4.960,54 13,08
6. Jawa Tengah 5.255,99 16,21 4.863,41 14,98
7. D.I. Yogyakarta 564,23 16,14 562,11 15,88
Nasional 29.890,14 12,36 28.594,64 11,66
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012
e. Jumlah Tindak Pidana
Kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban umum (kamtramtibum) di Jawa Tengah semakin membaik, hal ini antara lain ditunjukkan dengan menurunnya jumlah tindak pidana dari 21.675 kasus pada tahun 2011 menjadi 19.094 kasus pada tahun 2012. Kondisi kamtramtibum antara lain dipengaruhi oleh masih belum terpenuhinya rasio ideal 1 polisi per 600 penduduk, kondisi saat ini yaitu 1 polisi per 900 penduduk. Selain akibat belum idealnya jumlah polisi dibanding jumlah penduduk, masih tingginya kesenjangan kesejahteraan antar
(29)
II - 15
masyarakat ikut berkontribusi terhadap tingginya jumlah tindak pidana. Jumlah Tindak Pidana di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12
Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 - 2012
No Tahun Jumlah Tindak Pidana
Angka Kriminalitas Lapor Selesai Rasio (%) Yang Tertangani
1 2006 18.596 13.466 72,41 4,18
2 2007 18.485 13.681 74,01 4,23
3 2008 18.484 13.111 70,93 4,02
4 2009 17.391 12.850 73,89 3,91
5 2010 19.645 12.709 64,69 3,92
6 2011 21.675 13.913 64,19 4,26
7 2012 19.094 12.039 63,05 3,61
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 dan Polda Jawa Tengah, 2012
2.1.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat
a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu angka Usia Harapan Hidup (UHH), capaian tingkat pendidikan (Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf), serta pengeluaran riil per kapita guna mengukur akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak.
Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 sebesar 72,49, meningkat menjadi 72,94 pada tahun 2011, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
Gambar 2.6
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
(30)
II - 16
IPM Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 72,94 di atas rata-rata IPM Nasional sebesar 72,77 dan apabila di bandingkan dengan Provinsi se Jawa – Bali berada pada posisi ke 3 (tiga) di bawah Provinsi DKI dan DIY, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
Gambar 2.7
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011
Adapun indikator pembentuk IPM secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Usia Harapan Hidup
Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan ukuran terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk umumnya dan derajat kesehatan pada khususnya. Selama kurun waktu tahun 2008 – 2011, UHH masyarakat Jawa Tengah cenderung meningkat. Hal ini antara lain disebabkan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat termasuk dalam pengelolaan asupan gizi. Perkembangan UHH masyarakat Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
Gambar 2.8
Perkembangan Usia Harapan Hidup Provinsi Jawa Tengah
(31)
II - 17
Usia Harapan Hidup Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 71,55 tahun, apabila dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 3 (tiga), dan di atas rata-rata Nasional sebesar 69,65 tahun. Selengkapnya sebagaimana Tabel 2.13.
Tabel 2.13
Usia Harapan Hidup Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 (Tahun)
No Provinsi/Nasional 2011
1 DKI Jakarta 73,35
2 D.I. Yogyakarta 73,27
3 Jawa Tengah 71,55
4 Bali 70,78
5 Jawa Timur 69,86
6 Jawa Barat 68,40
7 Banten 65,05
Nasional 69,65
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
2) Angka Melek Huruf
Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan masyarakat yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Perkembangan Angka Melek Huruf di Jawa Tengah usia 15 tahun ke atas menunjukkan peningkatan dari sebesar 89,24% pada tahun 2008 menjadi 90,34% pada tahun 2011. Hal ini menggambarkan bahwa semakin banyak penduduk yang mampu membaca dan menulis. Meskipun demikian, pembangunan ke depan tetap harus memperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan yang tetap memperhatikan aspek ketersediaan, keterjangkauan dan kesetaraan. Perkembangan Angka Melek Huruf di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat Gambar 2.9.
89,24
89,46
89,95
90,34
88,5 89 89,5 90 90,5
2008 2009 2010 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
Gambar 2.9
Perkembangan Angka Melek Huruf
(32)
II - 18
Capaian Angka Melek Huruf Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 90,34, di bandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 5 (lima), dan masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 92,81, sebagaimana Tabel 2.14.
Tabel 2.14
Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 tahun ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011
No Provinsi/Nasional 2011
1. DKI Jakarta 98,83
2. Banten 96,25
3. Jawa Barat 95,96
4. D.I. Yogyakarta 91,49
5. Jawa Tengah 90,34
6. Bali 89,17
7. Jawa Timur 88,52
Nasional 92,81
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
3) Angka Rata – Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2008-2011, dari 6,86 pada tahun 2008 menjadi 7,29 tahun pada 2011. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pendidikan semakin meningkat, baik pada jenjang pendidikan yang diikuti maupun pada besaran peserta pendidikannya. Perkembangan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
Gambar 2.10
Perkembangan Rata – Rata Lama Sekolah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Tahun)
Capaian Rata-rata Lama Sekolah Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 7,29 masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 7,94. Perkembangan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah
(33)
II - 19
dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa-Bali sebagaimana Tabel 2.15.
Tabel 2.15
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 tahun ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011
(Tahun)
No Provinsi/Nasional 2011
1. DKI Jakarta 10,95
2. D.I. Yogyakarta 9,20
3. Banten 8,41
4. Bali 8,35
5. Jawa Barat 8,06
6. Jawa Timur 7,34
7. Jawa Tengah 7,29
Nasional 7,94
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
b. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar di Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Untuk jenjang SD/MI meningkat dari 106,79 menjadi 114,98 dan jenjang SMP/MTs dari 92,62 menjadi 100,50. Demikian pula untuk jenjang SMA/MA/SMK meningkat dari 53,51 menjadi 67,00. Kondisi ini menggambarkan tingkat partisipasi sekolah di Jawa Tengah semakin membaik. Secara lengkap, perkembangan APK Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008 - 2012
No Tahun SD / MI SMP / MTs SMA /
MA/SMK
1 2008 106,79 92,62 53,51
2 2009 107,31 96,93 54,87
3 2010 108,00 99,40 64,62
4 2011 114,93 99,72 64,93
5 2012 114,98 100,50 67,00
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012
c. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni merupakan angka yang menggambarkan partisipasi anak usia sekolah dalam mengikuti jenjang pendidikan yang sesuai. Kondisi APM Provinsi Jawa Tengah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2008 dibandingkan tahun 2012 mengalami peningkatan, yaitu untuk
(34)
II - 20
jenjang SD/MI dari 90,99 menjadi 98,30, SMP/MTs dari 71,50 menjadi 78,92, dan SMA/MA dari 45,78 menjadi 51,50. Namun demikian, kondisi tersebut masih harus terus ditingkatkan karena belum mencapai angka APM 100%, yang artinya masih ada anak usia sekolah yang belum mengikuti pendidikan. Secara lengkap, perkembangan APM Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17
Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Jawa Tengah
Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008 – 2012
No Tahun SD/MI SMP/MTs SMA/MA
1 2008 90,99 71,50 45,78
2 2009 95,82 75,29 49,19
3 2010 97,08 76,87 50,12
4 2011 96,04 78,83 51,46
5 2012 98,30 78,92 51,50
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012
d. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kondisi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah kurun waktu tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data kesehatan Jawa Tengah tahun 2012, penyebab kematian ibu didominasi oleh hipertensi dan pendarahan. Di samping itu, disebabkan pula oleh faktor-faktor non medis. Kondisi ini menggambarkan derajat kesehatan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan terutama di wilayah-wilayah dengan kasus kematian ibu tinggi antara lain di Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Cilacap, Grobogan, Banyumas, Pekalongan dan Batang. Perkembangan Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah selama tahun 2008 -2012 disajikan dalam Gambar 2.11.
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : *) Angka Sementara
Gambar 2.11
Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah
(1)
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2010 ... II - 2
Tabel 2.2 Frekuensi Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010-2012 ... II - 5
Tabel 2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2011-2012 ... II - 6
Tabel 2.4 Proyeksi Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2012 ... II - 7
Tabel 2.5 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan di Jawa Tengah Tahun 2008 –
2012 (Trilyun Rupiah) ... II - 8
Tabel 2.6 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku di Jawa Tengah Tahun 2008 –
2012 (Trilyun Rupiah) ... II - 9
Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2011-2012 (%) ... II - 10
Tabel 2.8 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) di Jawa Tengah
Tahun 2008-2012 (Juta Rupiah) ... II - 10
Tabel 2.9 Inflasi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012
(%) ... II - 11
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2012 ... II - 13
Tabel 2.11 Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011
– 2012 ... II - 14
Tabel 2.12 Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 –
2012 ... II - 15
Tabel 2.13 Usia Harapan Hidup Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2011 (Tahun) ... II - 17
Tabel 2.14 Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ... II - 18
Tabel 2.15 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011
(Tahun) ... II - 19
Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional Menurut Jenjang Pendidikan Tahun
2008-2012 ... II - 19
Tabel 2.17 Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 ... II - 20
Tabel 2.18 Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan Hidup Bayi
(AKHB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 21
Tabel 2.19 Persentase Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah Tahun
(2)
vi
Tabel 2.20 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja, TPAK dan TPT
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (Agustus) ... II - 22
Tabel 2.21 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional dan Provinsi di
Jawa – Bali Tahun 2011-2012 (%) ... II - 23
Tabel 2.22 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi se Jawa – Bali
dan Nasional Tahun 2011 ... II - 24
Tabel 2.23 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi se Jawa – Bali
dan Nasional Tahun 2011 ... II - 24
Tabel 2.24 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 25
Tabel 2.25 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2007 – 2011 ... II - 25
Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI (7-12 tahun) Menurut
Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ... II - 26
Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs (13-15 tahun)
Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ... II - 26
Tabel 2.28 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA (16-18 tahun)
Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ... II - 27
Tabel 2.29 Angka Partisipasi Sekolah (APS) PT (19-24 tahun) Menurut
Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ... II - 27
Tabel 2.30 Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 29
Tabel 2.31 Rasio Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 29
Tabel 2.32 Perkembangan Rasio Dokter Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 – 2012 ... II - 30
Tabel 2.33 Perkembangan Rasio Tenaga Medis Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009 – 2012 ... II - 30
Tabel 2.34 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Tertangani di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ... II - 30
Tabel 2.35 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 31
Tabel 2.36 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 – 2012 ... II - 31
Tabel 2.37 Kondisi Penyakit Menular Yang Terdeteksi Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 32
Tabel 2.38 Kondisi Jalan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 ... II - 34
Tabel 2.39 Kondisi Jembatan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 ... II - 34
Tabel 2.40 Kewenangan Pengelolaan Daerah Irigasi di Provinsi Jawa
Tengah ... II - 35
Tabel 2.41 Kondisi Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi Tahun
2008-2012 ... II - 35
Tabel 2.42 Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 36
Tabel 2.43 Pelayanan Sertifikasi Hasil Uji (SHU) Provinsi Jawa Tengah
(3)
vii
Tabel 2.44 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Tipe C) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2011 ... II - 37
Tabel 2.45 Pelayanan Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010-2012 ... II - 38
Tabel 2.46 Pelayanan Informasi Status Mutu Air di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010-2013 ... II - 39
Tabel 2.47 Penertiban Sertifikat Hak Atas Tanah yang Diterbitkan Kantor
Pertanahan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ... II - 40
Tabel 2.48 Jumlah Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 41
Tabel 2.49 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Yang Ditangani PPT Provinsi dan Kabupaten/Kota ... II - 41
Tabel 2.50 Peserta KB Baru dan KB Aktif di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 – 2011 ... II - 42
Tabel 2.51 Jumlah Keluarga Sejahtera Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 – 2011 ... II - 42
Tabel 2.52 Jumlah Panti di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ... II - 43
Tabel 2.53 Jumlah PMKS yang Mendapat Bantuan dan yang Tertangani
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ... II - 43
Tabel 2.54 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut
Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2012 (juta orang) ... II - 44
Tabel 2.55 Persentase Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
terhadapKebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2013 ... II - 45
Tabel 2.56 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2012 (juta orang) ... II - 45
Tabel 2.57 Jumlah Koperasi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 46
Tabel 2.58 Jumlah BPR di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 47
Tabel 2.59 Realisasi PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2011 ... II - 47
Tabel 2.60 Realisasi PMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2011 ... II - 48
Tabel 2.61 Jumlah Penyelenggaraan Seni dan Budaya di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 48
Tabel 2.62 Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 48
Tabel 2.63 Perkembangan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 49
Tabel 2.64 Ketersediaan Pangan Hasil Pertanian Jawa Tengah Tahun
2008-2012 ... II - 50
Tabel 2.65 Target Penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2011-2015 ... II - 51
Tabel 2.66 Target dan Realisasi Penerapan SPM Bidang Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 ... II - 51
Tabel 2.67 Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan
Desa Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 52
(4)
viii
Tabel 2.69 Pelayanan Komunikasi dan Informatika di Jawa Tengah
Tahun 2009-2011 ... II - 53
Tabel 2.70 Perkembangan Perpustakaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2012 ... II - 54
Tabel 2.71 Produksi Hortikultura di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 54
Tabel 2.72 Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Jawa Tengah Tahun
2008-2012 ... II - 55
Tabel 2.73 Populasi Ternak di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 55
Tabel 2.74 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2012 ... II - 56
Tabel 2.75 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar
Harga Konstan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... II - 56
Tabel 2.77 Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2011 ... II - 57
Tabel 2.78 Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 57
Tabel 2.79 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB
Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2012 ... II - 57
Tabel 2.80 Jumlah Obyek Wisata dan Pengunjung di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 58
Tabel 2.81 Rata-Rata Lama Menginap Wisatawan di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2011 (Hari) ... II - 58
Tabel 2.82 Produksi Perikanan dan Nilainya di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009 – 2011 ... II - 59
Tabel 2.83 Kontribusi Sub Sektor Perikanan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2012 ... II - 59
Tabel 2.84 Jumlah Pasar di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 60
Tabel 2.85 Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ... II - 60
Tabel 2.86 Jumlah Industri dan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2011 ... II - 61
Tabel 2.87 Kepeminatan Calon Transmigran Jawa Tengah Tahun
2010-2012 ... II - 61
Tabel 2.88 Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Tiap Bulan dan
Prosentasenya Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di
Provinsi Jawa Tengah 2008 dan 2011 ... II - 62
Tabel 2.89 Produktivitas Daerah Pada Tiap Sektor PDRB Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 63
Tabel 2.90 NTP Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 ... II - 64
Tabel 2.91 Jumlah Bank dan Simpanan Dana Masyarakat Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2011 ... II - 65
Tabel 2.92 Jumlah, Kamar dan Rata-Rata Tingkat Hunian Kamar Hotel
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 66
Tabel 2.93 Jumlah PDAM/BPAM, Kapasitas Produksi Maksimum dan
Distribusi Air Bersih di Provinsi Jawa Tengah Tahun
(5)
ix
Tabel 2.94 Persentase Rumah Tangga Menggunakan Listrik di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 67
Tabel 2.95 Angka Kriminalitas di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ... II - 67
Tabel 2.96 Jumlah Unjuk Rasa Berdasarkan Kelompok Massa di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ... II - 68
Tabel 2.97 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 68
Tabel 2.98 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Rasio
Ketergantungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... II - 69
Tabel 2.99 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan ... II - 69
Tabel 2.100 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan ... II - 77 Tabel 2.101 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum ... II - 83 Tabel 2.102 Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat ... II - 89 Tabel 2.103 Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang ... II - 91 Tabel 2.104 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan ... II - 94 Tabel 2.105 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan ... II - 98 Tabel 2.106 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ... II - 101 Tabel 2.107 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan ... II - 103 Tabel 2.108 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ... II - 105 Tabel 2.109 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak ... II - 106 Tabel 2.110 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera ... II - 111 Tabel 2.111 Capaian Kinerja Urusan Sosial ... II - 115 Tabel 2.112 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan ... II - 118 Tabel 2.113 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ... II - 121 Tabel 2.114 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal ... II - 123 Tabel 2.115 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan ... II - 125 Tabel 2.116 Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga ... II - 126 Tabel 2.117 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri ... II - 128 Tabel 2.118 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah ... II - 132 Tabel 2.119 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan ... II - 137 Tabel 2.120 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa .... II - 139 Tabel 2.121 Capaian Kinerja Urusan Statistik ... II - 141 Tabel 2.122 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan ... II - 142 Tabel 2.123 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika ... II - 144 Tabel 2.124 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan ... II - 145 Tabel 2.125 Capaian Kinerja Urusan Pertanian ... II - 147 Tabel 2.126 Capaian Kinerja Urusan Urusan Kehutanan ... II - 152 Tabel 2.127 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral ... II - 154 Tabel 2.128 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata ... II - 157 Tabel 2.129 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ... II - 159 Tabel 2.130 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan ... II - 162 Tabel 2.131 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian ... II - 163
(6)
x
Tabel 2.132 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi ... II - 164 Tabel 2.133 Capaian Indikator MDGs Tujuan 1 ... II - 166 Tabel 2.134 Capaian Indikator MDGs Tujuan 2 ... II - 167 Tabel 2.135 Capaian Indikator MDGs Tujuan 3 ... II - 167 Tabel 2.136 Capaian Indikator MDGs Tujuan 4 ... II - 168 Tabel 2.137 Capaian Indikator MDGs Tujuan 5 ... II - 168 Tabel 2.138 Capaian Indikator MDGs Tujuan 6 ... II - 169 Tabel 2.139 Capaian Indikator MDGs Tujuan 7 ... II - 170
Tabel 3.1 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2011-2012 ... III - 2
Tabel 3.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2011-2012 ... III - 3
Tabel 3.3 Distribusi PDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2011-2012 ... III - 4
Tabel 3.4 PDRB Per Kapita Jawa Tengah Tahun 2011-2012 ... III - 4
Tabel 3.5 Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2011-2012,
Target Tahun 2013 dan Prediksi Tahun 2014-2015 ... III - 7
Tabel 3.6 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010 – 2013 dan Proyeksi Tahun 2014-2015 ... ... III - 10
Tabel 3.7 Persentase Sumber-sumber Pendapatan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2010-2013 ... III - 11
Tabel 3.8 Realisasi Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012
dan Anggaran Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 ... III - 12
Tabel 3.9 Persentase Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010-2013 ... III - 12
Tabel 3.10 Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Urusan
Kewenangan APBD Tahun 2011-2013, Pagu Indikatif Tahun
Anggaran 2014 dan Prakiraan Maju Tahun Anggaran 2015 ... III - 14
Tabel 3.11 Realisai Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010 – 2012, Prediksi Tahun 2013 dan Proyeksi Pembiayaan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2015 ... III - 17
Tabel 3.12 Alokasi Dana APBN (Dekonsentrasi, DAK dan Tugas
Pembantuan) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 ... III - 19
Tabel 4.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok, Arah
Pembangunan dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah
Tahap II RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 ... IV - 3
Tabel 4.2 Kebijakan Pembangunan Nasional Tahun 2014 Berdasarkan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 ... IV - 29
Tabel 4.3 Keterkaitan Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan,
Strategi dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun
2014 ... IV - 40
Tabel 4.4 Rencana Program Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2014 ... IV - 48
Tabel 4.5 Pagu Indikatif untuk Belanja Langsung Tiap Prioritas