196
5.4.3. Pembiayaan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya dan pendapatan. Prinsip bahwa
nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya
lokal melalui peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber daya, dengan
konsekuensi adanya efisiensi biaya belanja daerah. Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam pembiayaan daerah ini adalah :
1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2011 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,92 , sedangkan kebutuhan belanja daerah akan mengalami pertumbuhan rata-
rata sebesar 5,46 . Kondisi ini menunjukkan bahwa perkiraan pendapatan sedikit lebih besar dari perkiraan kebutuhan belanja,
sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan APBD Kabupaten Pacitan diperkirakan akan mengalami surplus.
2. Surplus anggaran akan digunakan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan pembangunan lainnya. Namun nilai dari surplus ini belum memungkinkan dapat membiayai seluruh aspek belanja
pembangunan, sehingga perlu untuk dilakukan upaya alternatif guna memenuhi kebutuhan biaya pembangunan. Proyeksi APBD
Kabupaten Pacitan tahun 2006
– 2011, dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam
grafik 5.6
berikut :
197 Sumber :
Di olah Bappeda
Pendapatan
Pacitan
197.20073 235.8447978
266.85443 269.3306083
290.676 402.531
424.67 448.027
472.669 498.666
526.092
226.7527021 261.6625222
288.6232358 296.4373958
311.08 404.531
428.803 454.531
481.803 510.712
541.354
150 200
250 300
350 400
450 500
550 600
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
m il
y a
r
198 Grafik diatas menunjukkan bahwa mulai tahun 2001
sampai dengan 2005 terjadi trend yang positip, yaitu adanya surplus APBD. Sedangkan pada tahun 2006, sesuai dengan penetapan
APBD pendapatan masih lebih besar dari belanja daerah, meskipun hanya terjadi surplus kurang lebih 3 tiga Miliyar. Dengan
mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan 5,92 dan belanja daerah 5,46 , dapat diproyeksikan keadaan surplus
menjadi semakin signifikan untuk lima tahun mendatang.
Dengan berlandaskan pada keadaan diatas, maka belanja daerah akan dioptimalkan pada prioritas program yang memihak
kepentingan dan kebutuhan masyarakat, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya,
belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritas untuk memberikan dukungan
pada strategi pembangunan daerah.
Peningkatan peranan
sektor pajak
daerah dalam
memberikan sumbangan ke PAD menimbulkan konsekuensi kebutuhan kebijakan ekstensifikasi pajak melalui perluasan basis
pajak tanpa menimbulkan distorsi bagi perkembangan ekonomi lokal perlu dikembangkan. Demikian juga dengan program
intensifikasi perlu dilakukan melalui upaya terus-menerus dalam melakukan perbaikan ke dalam dan senantiasa meningkatkan
kesadaran wajib pajak.
199
B A B VI KEBIJAKAN UMUM
Dalam rangka
mencapai kesebelas
tujuan strategi
pembangunan daerah tersebut maka ditempuh kebijakan dan sasaran sebagai berikut :
1.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan produktivitas segenap masyarakat Pacitan secara keseluruhan. Rata-rata
pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir, 2001-2005, mencapai 5,4 dengan inflasi rata-rata mencapai 7,8. Kondisi
ini masih dihadapkan pada fenomena ketimpangan pendapatan per tenaga kerja yaitu 1:175. Oleh karena itu perlu terobosan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, paling tidak hingga mengimbangi laju inflasi, sekaligus memperkecil ketimpangan
pendapatan masyarakat.
a. Kebijakan.