External risk Situs Resmi PT.PELNI (Persero) - AR PT PELNI 2014 13

114 115 2014 LAPORAN TAHUNAN Annual Report PT PELNI PERSERO BAHTERA PENYATU NUSANTARA JELAJAHI WISATA BAHARI The Ship that Unifies the Archipelago to Explore the Marine Tourism Adanya perbedaan manajemen dan kualitas SDM dari SBU P2K dengan para mitra pihak ketiga serta kompetisi penyedia jasa catering yang kurang memadai dalam food product dan food services merupakan penyebab dari risiko kualitas dan kuantitas makanan pada kapal penumpang. Mitigasi: PT PELNI Persero melakukan usaha pengendalian kualitas dan kuantitas makanan untuk penumpang dengan standar pelayanan minimal.

2. Stategic Risk

Strategic Risk merupakan manajemen risiko dimana risiko-risiko yang akan dihadapi sangat strategis untuk perusahaan. Pelaksanaan Strategic Risk PT PELNI Persero pada tahun 2014 dengan menghadapi risiko- risiko antara lain: a. Risiko tidak tersedianya sparepart Spare part sebagian besar harus di import sehingga butuh waktu, perubahan harga yang fluktuatif karena dipengaruhi kurs serta tidak tersedianya anggaran yang cukup dikarenakan kebijakan manajemen yang tidak sesuai dengan standar minimal merupakan penyebab dari risiko diatas. Mitigasi: Perusahaan mencari rekanan yang terbaik dalam pengadaan spare part, melakukan estimasi kurs secara cermat serta menerapkan kebijakan stock minimum. b. Risiko keterbatasan dana Risiko keterbatasan dana akan mempengaruhi pelaksanaan program operasional. Mitigasi: Pada tahun 2014, PT PELNI Persero melakukan pengendalian risiko keterbatasan dana dilakukan dengan menambah komposisi usaha dari 70 penumpang dan 30 cargo menjadi 70 cargo dari 30 penumpang. c. Risiko terhambatnya penanganan keadaan darurat Terlambatnya penanganan keadaan darurat ini berhubungan dengan perawatan alat-alat keselamatan dibeberapa kapal yang kurang optimal. Mitigasi: PT PELNI Persero tahun 2014 melakukan pengendalian dengan kegiatan pengawasan manual mengenai perawatan peralatan keselamatan secara berkala dan intensif dan segera untuk perbaikan apabila ada alat keselamatan yang mengalami kerusakan. d. Risiko pemeliharaan alat Risiko berikut disebabkan ABK yang kurang memperhatikan SOP repair dan maintenace yang telah diberikan oleh pembuat kapal maker serta banyaknya ABK yang belum mengikuti training dan memiliki lisensi. Mitigasi: PT PELNI Persero tahun 2014 untuk mengendalikan risiko pemeliharaan alat dengan melakukan pengadaan trainning dan evaluasi secara berkala, refresing operasional dan peningkatan kompetensi serta melakukan Root Cause Analysis peningkatan kompetensi.

3. External Risk

Manajemen risiko dengan external risk merupakan suatu risiko-risiko yang berada di luar kendali perusahaan. Seiring waktu berputar PT PELNI Persero pada tahun 2014 harus dihadapkan dengan kondisi external risk antara lain: a. Risiko rendahnya loyalitas pelanggan Saat ini memasuki masa yang semakin berkembang menjadikan transportasi udara di Indonesia semakin beraneka ragam jenisnya, transportasi melalui udara melakukan penawaran harga dengan harga yang rendah dan singkatnya waktu yang tempuh perjalanan. Dalam hal ini akan menimbulkan pelanggan beralih ke moda transportasi udara dan dampak yang ditimbulkan berkurangnya pendapatan perusahaan. Mitigasi: Perusahaan melakukan pengendalian dengan merumuskan kembali biaya pokok dan tarif serta SOP pemasaran tiket. Different management and human resource quality of SBU P2K and other partners, the competitiveness in catering services business, unsatisfactory food product and services, are all forms of risk in food quality and quantity aboard passenger cruise. Mitigation: PT PELNI Persero controls food quality and quantity based on minimum standard of service.

2. Strategic Risk

Falls into the category of strategic risk is any form of tactical and operational uncertainties faced by the company. In 2014, PT PELNI Persero managed several strategic risks as follows: a. Unavailability of spare parts Most spare parts are import and thus dependent to international shipping lead-time. The prices tend to fluctuate due to currency exchange. Inadequate budget to procure spare parts can also increase this risk. Mitigation: The company ought to seek the best possible vendor in spare part supply, estimate currency exchange accurately, and apply minimum stock policy. b. Limited budget Limited will definitely affect the general execution of operations. Mitigation: In 2014, PT PELNI Persero tried to lower the risk of budget restriction by increasing the composition to 70 cargo load and 30 passenger, from initially 70 passenger and 30 cargo load. c. Slow emergency response Delayed emergency response is related to the low maintenance level of life-saving instruments in several ships. Mitigation: In 2014, PT PELNI Persero instilled manual monitoring towards life-saving instruments in a regular, intense, and immediate fashion to repair out-of-order instruments. d. Equipment maintenance risks The risk is caused by less-attentive ship crew and also coming from the shipbuilders. The high number of ship crews that have not yet participate in trainings and hold licenses is also a factor. Mitigation: PT PELNI Persero in 2014 strived to control the equipment maintenance risks by regularly conducting training and evaluation, refreshing operations and increasing competence.

3. External risk

Categorized as external risks are all risks that lie outside the company’s control. In due course, PT PELNI Persero, had to face below challenges in 2014: a. Decreasing loyalty from passengers In the present day, air transportation in Indonesia is rapidly developing. A vast range of air transport is becoming more widely available, its fare is becoming more affordable, and of course, it has the advantage of shorter travel time. Most people easily switch mode to air transport and eventually this will cause a revenue decrease for PT PELNI Persero. Mitigation: The company adjusted fixed operational cost and passenger fare, and reassessed the ticket selling procedures. 116 117 2014 LAPORAN TAHUNAN Annual Report PT PELNI PERSERO BAHTERA PENYATU NUSANTARA JELAJAHI WISATA BAHARI The Ship that Unifies the Archipelago to Explore the Marine Tourism b. Risiko hilang atau berkurangnya PSO Kebutuhan negara semakin meningkat, hal ini berhubungan dengan jumlah pengeluaran keuangan pemerintah. Setiap tahunnya untuk mengatasi pengeluaran APBN, maka pemerintah melakukan suatu cara dengan mengurangi PSO kepada perusahaan-perusahaan BUMN transportasi. Keputusan pelaksanaan PSO sepenuhnya berada di tangan pemerintah, begitu jumlah PSO yang dapat dicairkan. Mitigasi: PT PELNI Persero Perusahaan melakukan upaya secara bertahap untuk mengurangi ketergantungan terhadap PSO dan membentuk unit atau divisi baru untuk penanganan PSO untuk pengendalian risiko tersebut. c. Risiko kenaikan BBM Kenaikan harga BBM hampir terjadi setiap tahunnya, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan biaya BBM dan berkurangnya keuntungan perusahaan. Pengeluaran biaya BBM semakin terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan kapal. Mitigasi: Dalam menangani permasalahan kenaikan BBM, maka PT PELNI Persero berencana mengendalikan biaya penggunaan BBM yang akan dilakukan dengan penggunaan CNG pengganti BBM, dengan demikian diharapkan dapat menekan pengeluaran biaya BBM dan dapat menambah keuntungan perusahaan. Tata Kelola Manajemen Resiko 2014 PT PELNI Persero pada tahun 2014 dalam melakukan tata kelola manajemen resiko dengan menerapkan Enterprise Risk Management menggunakan model COSO. Model COSO yang dilakukan oleh PT PELNI Persero terdiri dari 8 komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen ini diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan perusahaan dan diintegrasikan dengan proses manajemen. Kedelapan komponen ini dilakukan untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan, baik tujuan strategis, operasional, pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Berikut 8 komponen manajemen resiko yang diterapkan oleh PT PELNI Persero:

1. Lingkungan Internal