Lingkungan Internal Penentuan Sasaran Identifikasi Risiko

116 117 2014 LAPORAN TAHUNAN Annual Report PT PELNI PERSERO BAHTERA PENYATU NUSANTARA JELAJAHI WISATA BAHARI The Ship that Unifies the Archipelago to Explore the Marine Tourism b. Risiko hilang atau berkurangnya PSO Kebutuhan negara semakin meningkat, hal ini berhubungan dengan jumlah pengeluaran keuangan pemerintah. Setiap tahunnya untuk mengatasi pengeluaran APBN, maka pemerintah melakukan suatu cara dengan mengurangi PSO kepada perusahaan-perusahaan BUMN transportasi. Keputusan pelaksanaan PSO sepenuhnya berada di tangan pemerintah, begitu jumlah PSO yang dapat dicairkan. Mitigasi: PT PELNI Persero Perusahaan melakukan upaya secara bertahap untuk mengurangi ketergantungan terhadap PSO dan membentuk unit atau divisi baru untuk penanganan PSO untuk pengendalian risiko tersebut. c. Risiko kenaikan BBM Kenaikan harga BBM hampir terjadi setiap tahunnya, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan biaya BBM dan berkurangnya keuntungan perusahaan. Pengeluaran biaya BBM semakin terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan kapal. Mitigasi: Dalam menangani permasalahan kenaikan BBM, maka PT PELNI Persero berencana mengendalikan biaya penggunaan BBM yang akan dilakukan dengan penggunaan CNG pengganti BBM, dengan demikian diharapkan dapat menekan pengeluaran biaya BBM dan dapat menambah keuntungan perusahaan. Tata Kelola Manajemen Resiko 2014 PT PELNI Persero pada tahun 2014 dalam melakukan tata kelola manajemen resiko dengan menerapkan Enterprise Risk Management menggunakan model COSO. Model COSO yang dilakukan oleh PT PELNI Persero terdiri dari 8 komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen ini diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan perusahaan dan diintegrasikan dengan proses manajemen. Kedelapan komponen ini dilakukan untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan, baik tujuan strategis, operasional, pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Berikut 8 komponen manajemen resiko yang diterapkan oleh PT PELNI Persero:

1. Lingkungan Internal

a. Lingkungan internal memberi dasar bagi cara pandang terhadap resiko dan setiap orang dalam organisasi tersebut. Setiap orang pada masing- masing unit kerja di PT PELNI Persero. b. Direksi bertanggung-jawab menanamkan nilai, menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan keterlibatan aktif seluruh insan PT PELNI Persero dan memelihara budaya risiko dengan berlandaskan pada prinsip manajemen risiko yang dianut perseroan, hal ini dilihat dengan PT PELNI Persero melakukan pertemuan rutin setiap minggunya dengan Senior Manager seluruh unit kantor pusat agar dapat mengawasi manajemen risiko pada perusahaan.

2. Penentuan Sasaran

a. Sasaran perusahaan harus ada terlebih dahulu sebelum manajemen mengidentifikasi kejadian- kejadian yang berpotensi mempengaruhi pencapaian sasaran tersebut. PT PELNI Persero pada tahun 2014 melakukan sasaran perusahaan sebelum manajemen perusahaan melakukan identifikasi terhadap masalah yang akan mempengaruhi pencapaian sasaran tersebut. b. Enterprise Risk Management memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan dan bahwa tujuan yang dipilih atau ditetapkan tersebut terkait dan mendukung misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite-nya. Pada tahun 2014 PT PELNI Persero melakukan Enterprise Risk Management untuk mendukung misi perusahaan sebagai perusahaan yang menjamin aksesbilitas demi terwujudnya wawasan nusantara dan perusahaan dapat menjadi kontribusi pendapatan negara.

3. Identifikasi Risiko

Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko mengidentifikasi risiko internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan. Mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi oleh unit kerja tersebut dan dapat menghindari risiko terbesar yang akan diterima oleh perusahaan. PT PELNI Persero sejak dahulu selalu melakukan identifikasi risiko terlebih dahulu sebelum membuat suatu keputusan dan kebijakan bagi perusahaan. b. Decrease of Public Service Obligation PSO value National level of consumption has increased, in relation to the government’s financial expenses. To suppress the state budget to becoming increasingly high, the government may decrease the value of PSO for state-owned transportation companies. How much PSO will be endowed is decided solely on governmental discretion. Mitigation: PT PELNI Persero tried to gradually suppress its dependency of PSO and develop new units to manage PSO. c. Increment rise of fuel price Fuel price increases almost every year. If fuel expenses become too high, it may affect the company’s net profit gain, while on the other hand, fuel expenses tend to increase on a yearly basis to meet fleet’s needs. Mitigation: To control fuel expenses, PT PELNI Persero planned on switching to compressed natural gas CNG, as an alternate to oil. Hopefully this will suppress company’s expenses and be able to increase net profit. Managing Risk Management 2014 In implementing Enterprise Risk Management throughout 2014, PT PELNI Persero adopted the COSO model. In COSO model, there are eight interrelated components. These eight components are derived from how management runs the company and integrated with its management processes. These eight components are reviewed in order to achieve company objectives both strategically and operationally, as well as to generate better financial report and better compliance to government regulation. The eight components of risk management applied by PT PELNI Persero:

1. Internal Environment