3.6.2.3 Uji Parsial t-test
Uji Parsial t-test menurut Erlina 2011 : 111 yaitu untuk menjelaskan seperangkat variabel atau mengelompokkan berdasarkan variabel-
variabel tertentu. Menurut Husein Umar 2008 :115 hipotesis yang dapat diambil:
Jika nilai t
hitung
t
tabel
, tolakreject H sehingga korelasi memiliki
artisignifikan.
3.6.2.4 Uji Serempak F-test
Hengky Latan dan Selva Temalagi 2013:81, Uji statistik F pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen ataukah tidak. Jika nilai signifikan
yang dihasilkan uji F 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
3.7 Jadwal Penelitian
Pengajuan proposal dilakukan pada minggu kedua pada bulan April 2013 dan disetujui departemen Akuntansi pada minggu terakhir bulan April 2013.
Peneliti membutuhkan waktu selama lima bulan untuk menyelesaikan penelitiannya yaitu dari bulan Mei-September. Pada awal bulan Oktober akan
diserahkan kepada dosen pembimbing, dan pada akhir bulan Desember bimbingan selesai dan Skripsi di beri penilaian oleh Dosen Pembimbing.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan
keuangan publikasi tahunan per 31 Desember dengan tahun pengamatan 2009- 2011. Perusahaan Manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi yang dijadikan
sampel berjumlah 17 perusahaan, dimana perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka jumlah
sampel secara keseluruhan yang diteliti sebanyak 51 selama 3 tahun.
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini memaparkan data mengenai tiap-tiap variabel yang diteliti selama periode pengamatan untuk dianalisis lebih lanjut.
1. Data Earning Per Share EPS perusahaan sampel Berdasarkan tabel 4.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa selama tiga
tahun berturut-turut PT. Mandom Indonesia Tbk menjadi perusahaan yang memiliki Earning Per Share tertinggi, sedangkan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk menjadi perusahaan yang memiliki Earning Per Share terkecil dengan perincian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
• Pada tahun 2009, PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki earning per share EPS terbesar yaitu 619,7535 dan PT. Kedaung Indah Can Tbk memiliki
earning per share EPS terkecil yaittu -37,7867. • Pada tahun 2010, PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki earning per share
EPS terbesar yaitu 653,7389 dan PT. Indofood Sukses Makmur memiliki earning per share EPS terkecil yaitu 0,0005.
• Pada tahun 2011, PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki earning per share EPS terbesar yaitu 697,7589 dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
memiliki eraning per share EPS terkecil yaitu 0,0006.
Tabel 4.1 Daftar
Earning Per Share EPS Perusahaan Sampel
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
2.7667 5.3669
4.3852 2
CEKA 0.3327
0.1987 0.6474
3 INDF
0.00031 0.0005
0.0006 4
MLBI 0.0162
0.02103 0.0241
5 PSDN
22.5346 17.8368
16.5628 6
ULTJ 21.1720
37.1625 35.0798
7 RMBA
3.7375 3.2470
4.5447 8
GGRM 0.0018
0.0022 0.0026
9 HMSP
0.0012 0.0015
0.002 10
DVLA 0.0645
0.0990 0.1079
11 KLBF
91.4733 12.6657
151.6068 12
KAEF 1.1254
0.2498 0.3093
13 PYFA
0.0705 0.0785
0.1068 14
TCID 619.7535
653.7389 697.7589
15 UNVR
0.0004 0.00044
0.00054 16
KICI -37.7867
23.6210 2.5851
17 KDSI
25.9519 41.7090
58.3426 Sumber Data: www.idx.com
Universitas Sumatera Utara
2. Data Debt To Equity Ratio DER perusahaan sampel Berdasarkan tabel 4.2 dibawah ini dapat dilihat bahwa setiap
tahunnya perusahaan yang memiliki debt to equity ratio berbeda-beda yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Akasha Wira International
Tbk, dan PT. Unilever Indonesia Tbk. Sedangkan PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk adalah perusahaan yang memiliki debt
to equity ratio terkecil, dengan perincian sebagai berikut: • Pada tahun 2009, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki debt to
equity ratio DER terbesar yaitu 8,4426 dan PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk memiliki debt to equity ratio
DER terkecil yaitu 0,0045. • Pada tahun 2010, PT. Akasha Wira International Tbk memiliki debt to
equity ratio DER terbesar yaitu 2,2489 dan PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk memiliki det to equity ratio DER
terkecil yaitu 0,0054. • Pada tahun 2011, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki det to equity
ratio DER terbesar yaitu 1,8477 dan PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company memiliki debt to equity ratio DER terkecil yaitu
0,0055.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Daftar
Debt To Equity Ratio DER Perusahaan Sampel
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
1.6135 2.2489
1.5134 2
CEKA 0.8859
1.7545 1.0327
3 INDF
1.6061 0.9022
0.6952 4
MLBI 8.4426
1.4131 1.3023
5 PSDN
0.9992 1.1461
1.0426 6
ULTJ 0.0045
0.0054 0.0055
7 RMBA
1.4511 1.3023
1.8185 8
GGRM 0.4814
0.4419 0.5921
9 HMSP
0.6935 1.0093
0.8993 10
DVLA 0.4121
0.3333 0.2758
11 KLBF
0.3924 0.2345
0.0274 12
KAEF 0.0571
0.4876 0.4325
13 PYFA
0.3685 0.3025
0.4325 14
TCID 0.1292
0.1041 0.0108
15 UNVR
1.0199 1.1501
1.8477 16
KICI 0.3888
0.3441 0.3596
17 KDSI
1.3075 1.1825
1.1047
Sumber Data: www.idx.com 3. Data Price Earning Ratio PER perusahaan sampel
Berdasarkan tabel 4.3 dibawah ini dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturu-turut PT. Unilever Indoonesia Tbk memiliki price earning
ratio terbesar, sedangkan pada setiap tahunnya perusahaan yang memiliki price arning ratio terkecil berubah-ubah yaitu PT. Prasidha Aneka Niaga
Tbk, PT. Keadung Indah Can Tbk, dan PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. Dengan perincian sebagai berikut:
• Pada tahun 2009, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki price
earning ratio PER terbesar yaitu 27821952,4 dan PT. Kedaung Indah Can Tbk memiliki price earning ratio PER terkecil yaitu -
1,9319.
Universitas Sumatera Utara
• Pada tahun 2010, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki price
earning ratio PER terbesar yaitu 37170391,2 dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk memiliki price earning ratio PER terkecil yaitu
4,4851. •
Pada tahun 2011, PT. Unilever Indonesia memiliki price earning ratio PER tebesar yaitu 34723179,5 dan PT. Kedawung Setia
Industrial Tbk memiliki price earning ratio PER terbesar yaitu 4, 1993.
Tabel 4.3 Daftar
Price Earning Ratio PER Perusahaan Sampel
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
23131790.5 31303156.3
23488236.6 2
CEKA 2193.99
5534.97 1544.557
3 INDF
11433228.6 10711054.9
8181187.34 4
MLBI 9289272.1
13075717.2 14902281.8
5 PSDN
6.5677 4.4851
18.7166 6
ULTJ 29.7563
33.9052 31.3571
7 RMBA
173.913 24638529.7
17383074.8 8
GGRM 12137944.3
18602731 24448376.4
9 HMSP
8960126.3 19282273.5
21231622.13 10
DVLA 11545.236
11818.123 10652.08
11 KLBF
2.8861 52.5041
4.4853 12
KAEF 112.8453
644.6199 1131.733
13 PYFA
1560.013 1643.772
1667.428 14
TCID 13.0697
11.0136 11.0353
15 UNVR
27821952.4 37170391.2
34723179.5 16
KICI -1.9319
7.8320 77.3674
17 KDSI
5.9726 5.6342
4.1993
Sumber data: www.idx.com
Universitas Sumatera Utara
4. Data Return On Investment ROI perusahaan sampel. Berdasarkan tabel 4.4 di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Pada tahun 2009, PT. Darya Varia Laboratoria Tbk memiliki return on investment terbesar yaitu 0.9223 dan PT. Kedaung Indah Can Tbk
memiliki return on investment terkecil yaitu -0,0619. • Pada tahun 2010, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki return on
investment terbesar yaitu 0,3896 dan PT. Kimia Farma persero Tbk memiliki return on investment terkecil yaitu 0,0084.
• Pada tahun 2011, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki return on investment terbesar yaitu 0,4156 dan PT. Kedaungan Indah Can
memiliki return on investment terkecil yaitu 0,0041.
Tabel 4.4 Daftar
Return On Investment ROI Perusahaan Sampel rupiah
Sumber data: www.idx.com
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
0.0915 0.0976
0.0819 2
CEKA 0.0870
0.0348 0.1169
3 INDF
0.0675 0.0849
0.0936 4
MLBI 0.3427
0.3896 0.4156
5 PSDN
0.0918 0.0619
0.0566 6
ULTJ 0.0353
0.0535 0.0465
7 RMBA
0.0058 0.0446
0.0483 8
GGRM 0.1269
0.1371 0.1268
9 HMSP
0.2872 0.3129
0.4155 10
DVLA 0.9223
0.1298 0.1303
11 KLBF
0.1433 0.1829
0.1861 12
KAEF 0.0399
0.0084 0.0957
13 PYFA
0.0378 0.0417
0.0438 14
TCID 0.1253
0.1255 0.1240
15 UNVR
0.4067 0.3893
0.3972 16
KICI -0.0619
0.0379 0.0041
17 KDSI
0.019086032 0.030287614 0.040214535
Universitas Sumatera Utara
5. Data Return On Equity ROE perusahaan sampel. Berdasarkan tabel 4.5 di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Secara berturut-turut sejak tahun 2009 hingga 2011, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk memliki return on equity terbesar jika
dibandingkan dengan perusahaan lainnya yaitu tahun 2009 sebesar 0.9567, tahun 2010 sebesar 0.9402, dan tahun 2011 sebesar 3.2360.
• Secara berturut-turut sejak tahun 2009 hingga 2010, PT. Kedaung Indah Can Tbk memiliki return on equity terkecil jika
dibandingkan dengan perusahaan lain yaitu tahun 2009 sebesar - 0.0859, tahun 2010 sebesar 0.0510, dan tahun 2011 sebesar 0.0055.
Tabel 4.5 Daftar
Return On Ewuity ROE Perusahaan Sampel rupiah
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
0.2392 0.3170
0.2057 2
CEKA 0.1642
0.0957 0.2378
3 INDF
0.1759 0.1616
0.1587 4
MLBI 0.9567
0.9402 3.2360
5 PSDN
0.1876 0.1331
0.1156 6
ULTJ 0.0513
0.0827 0.0722
7 RMBA
0.0143 0.1027
0.1362 8
GGRM 0.1880
0.1977 0.2020
9 HMSP
0.4863 0.6287
0.7892 10
DVLA 0.1302
0.1731 0.1663
11 KLBF
0.2155 0.2394
0.2363 12
KAEF 0.0628
0.1245 0.1371
13 PYFA
0.0517 0.0544
0.0628 14
TCID 0.1415
0.1386 0.1375
15 UNVR
0.8221 0.8372
1.1312 16
KICI -0.0859
0.0510 0.0055
17 KDSI
0.0440 0.0661
0.0846
Universitas Sumatera Utara
6. Data Return Saham RS perusahaan sampel.
Tabel 4.6 Daftar
Return Saham RS Perusahaan Sampel rupiah
No. Kode
Tahun 2009
2010 2011
1 ADES
1,844 1,531
-0,38 2
CEKA 1,13
-0,26 -0,14
3 INDF
2,817 0,37
-0,06 4
MLBI 2.575
0,55 0,31
5 PSDN
0,10 -0,27
2,875 6
ULTJ -0,28
1,09 0,11
7 RMBA
0,25 0,23
-0,01 8
GGRM 4,070
0,86 0,55
9 HMSP
0,284 1,706
0,39 10
DVLA 0,59
0,24 -0,012
11 KLBF
2,25 1,5
-0,569 12
KAEF 0,67
-0,25 1,14
13 PYFA
1,20 0,15
0,39 14
TCID 19,25
-0,11 0,07
15 UNVR
0,42 0,49
0,14 16
KICI -0,24
1,434 -0,03
17 KDSI
0,58 0,52
0,04
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Statistik Deskriptif
Statistik data penelitian disajikan dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan Standar Deviation
Descriptive Statistics
N Range
Minimu m
Maximum Mean
Std. Deviation Variance
Statisti c
Statistic Statistic
Statistic Statistic Std. Error
Statistic Statistic
Earning Per Share
51 735.55
-37.79 697.76 49.3943 21.85051 156.04387 24349.689
Debt To Equity Ratio
51 8.44
.00 8.44
.9027 .17181
1.22694 1.505
Price Earning Ratio
51 37170393.1 3
-1.93 37170391.2 7.68566 1.547996 1.105497 1.222E14
Return On Investment
51 .98
-.06 .92
.1508 .02388
.17055 .029
Return On Equity 51
3.33 -.09
3.24 .3005
.07027 .50185
.252 Return Saham
51 19.63
-.38 19.25
1.0564 .38718
2.76501 7.645
Valid N listwise 51
Sumber: diolah dengan SPSS 17, 2013 1. Variabel Earning Per Share EPS menunjukkan nilai maksimum sebesar
697,76 dan nilai minimum sebesar -37,79 dari jumlah data yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51 tersebut diperoleh rata-rata untuk variabel
ini sebesar 49.3943 dengan standar deviasi sebesar 156.04387. 2. Variabel Debt To Equity Ratio DER menunjukkan nilai maksimum
sebesar 8.44 dan nilai minimum sebesar 0,001 dari jumlah data yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51 tersebut diperoleh rata-rata untuk
variabel ini sebesar 0.9027 dengan standar deviasi sebesar 1.22694. 3. Variabel Price Earning Ratio PER menunjukkan nilai maksimum
sebesar 37170391.20 dan nilai minimum sebesar -1.93 dari jumlah data
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51tersebut diperoleh rata-rata untuk variabel ini sebesar 7.68566 dengan standar deviasi sebesar
1.105497. 4. Variabel Return On Investment ROI menunjukkan nilai maksimum
sebesar 0,92 dan nilai minimum sebesar -0,06 dari jumlah data yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51 tersebut diperoleh rata-rata untuk
variabel ini sebesar 0,1508 dengan standar deviasi sebesar 0,17055. 5. Variabel Return On Equity ROE menunjukkan nilai maksimum sebesar
3,24 dan nilai minimum sebesar -0,09 dari jumlah data yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51 tersebut diperoleh rata-rata untuk variabel
ini sebesar 0,3005 dengan standar deviasi sebesar 0,50185. 6. Variabel Return Saham RS menunjukkan nilai maksimum sebesar 19,25
dan nilai minimum sebesar -0,38 dari jumlah data yang digunakan N sebanyak 51. Dari N = 51 tersebut diperoleh rata-rata untuk variabel ini
sebesar 1,0564 dengan standar deviasi sebesar 2,76501.
4.1.4 Uji Asumsi Klasik
4.1.4.1 Uji Normalitas Data
Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability plot yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.1 Grafik Histogram 1
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.2 Normal Probability Plot 1
Universitas Sumatera Utara
Dengan melihat tampilan grafik histogram yang agak menceng ke kiri dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak
normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar jauh disekitar garis diagonal, serta penyebarannya tidak mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik diatas menunjukkan bahwa model regresi tidak layak dipakai karena tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan uji grafik, sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov agar hasil yang didapat lebih
akurat seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Uji
Kolmogorov Smirnov 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 51
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.33493769E2
Most Extreme Differences Absolute
.286 Positive
.286 Negative
-.237 Kolmogorov-Smirnov Z
2.044 Asymp. Sig. 2-tailed
.000 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat diketahui bahwa unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,000. Nilai ini lebih kecil dari
0,05 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi normal.
Karena data yang terdistribusi tidak normal, maka akan dilakukan transformasi data dengan menggunakan logaritma natural Ln agar residual dapat
terdistribusi dengan normal. Setelah dilakukan transformasi data dengan menggunakan logaritma natural Ln maka hasil yang diperoleh seperti berikut:
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.3 Grafik Histogram 2
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.4 Normal Probability Plot 2
Dengan melihat tampilan grafik histogram yang agak menceng ke kanan dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang
normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik
diatas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya normalitas data juga diuji secara statistik dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.9 Uji
Kolmogorov Smirnov 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 37
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.18119644
Most Extreme Differences Absolute
.092 Positive
.092 Negative
-.059 Kolmogorov-Smirnov Z
.562 Asymp. Sig. 2-tailed
.910 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat diketahui bahwa unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,910. Nilai ini lebih besar dari 0,05 0,910
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal.
4.1.4.2 Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.10 dan 4.11 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Uji Multikolonieritas 1
Coefficient Correlations
a
Model ROE
DER EPS
ROI PER
1 Correlations
ROE 1.000
-.294 -.266
-.786 -.380
DER -.294
1.000 .092
.483 -.269
EPS -.266
.092 1.000
.280 .727
ROI -.786
.483 .280
1.000 .109
PER -.380
-.269 .727
.109 1.000
Covariances ROE
.153 -.025
-.009 -.123
-.010 DER
-.025 .048
.002 .042
-.004 EPS
-.009 .002
.007 .010
.004 ROI
-.123 .042
.010 .160
.003 PER
-.010 -.004
.004 .003
.005 a. Dependent Variable: LnRS
Sumber: Diolah dengan SPSS 17. 2013
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen pada Tabel 4.7, tampak bahwa hanya variabel Price Earning Ratio PER yang mempunyai
korelasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel Earning Per Share EPS dengan tingkat korelasi sebesar 0,727 atau sekitar
72,7. Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji Multikolonieritas 2
Sumber: Diolah dengan SPSS 17. 2013 Tabel 4.11 diatas memperlihatkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki
nilai tolerance 10 dan VIF 10 sehingga hasil ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam persamaan regresi ini sama sekali tidak memiliki
korelasi antar variabel atau dengan kata lain tidak terjadi multikolonieritas anatar variabel.
4.1.4.3 Heteroskedastisitas
Ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot pada gambar 4.5 berikut
ini:
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1
Constant .153
1.041 .147
.884 EPS
.085 .086
.318 2.990
.330 .289
3.464 DER
.258 .218
.274 1.184
.045 .558
1.791 PER
.026 .070
.141 .376
.710 .213
4.697 ROI
.490 .400
.428 2.224
.030 .244
4.097 ROE
-.302 .392
-.281 3.770
.447 .223
4.476
a. Dependent Variable: LnRS
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.5 Grafik
Scatterplot
Dari hasil uji grafik Scatterplot diatas menunjukkan bahwa tidak terjadinya heterokedastisitas pada model regresi. Hal ini terlihat dari titik-titik
yang menyebar secara acak yang terdapat diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil ini juga didukung oleh pengujian secara statistik dengan uji
Glejser yang terdapat pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.165
.598 1.949
.060 EPS
.037 .049
.238 .753
.457 DER
-.049 .125
-.089 -.391
.698 PER
-.012 .040
-.108 -.294
.771 ROI
-.032 .230
-.048 -.141
.889 ROE
.102 .225
.163 .453
.654 a. Dependent Variable: AbsUi
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Uji Glejser dilakukan dengan mergres nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan mempengaruhi nilai absolut residual berarti terjadi heterokedastisitas pada model regresi yang
digunakan. Dari Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa probabilitas signifikansi semua variabel independen berada diatas tingkat kepercayaan 5. Hasil ini menunjukkan
bahwa tidak ada satupun variabel independen yang mempengaruhi nilai absolut Ui AbsUi sebagai variabel dependennya. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi layak digunakan karena tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.4 Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .276
a
.076 .073
1.27289 1.801
a. Predictors: Constant, LnROE, LnDER, LnEPS, LnROI, LnPER b. Dependent Variable: LnRS
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,801.
Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5, jumlah variabel independen 5 k=5 dan jumlah observasi sebanyak 51
n=51 maka dari tabel Durbin Watson akan diperoleh nilai dl sebesar 1,3431 dan nilai du sebesar 1,7701. Maka nilai DW hitung lebih besar dari batas atas du
1,7701 dan lebih besar dari dl 1,3431, berarti dl d du 1,3431 1,801 1,7701 maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat mengambil kesimpulan
tidak terjadi autokorelasi negatif.
4.1.5 Pengujian Hipotesis
Model analisis data yang digunakan adalah model regresi berganda untuk melihat pengaruh Earning Per Share, Debt To Equtiy Ratio, Price Earning Ratio,
Return On Investment dan Return On Equtiy terhadap Return Saham. Adapun formula regresi berganda adalah:
Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = α + β
1
x
1
+ β
2
x
2
+ β3x3
+
β
4
x
4
+ β
5
x
5
+ ε
Keterangan: Y
= Return Saham
X
1
= Earning Per Share
X
2
= Debt To Equtiy Ratio
X
3
= Price Earning Ratio
X
4
= Return On Investment
X
5
= Return On Equtiy
α =
konstanta β
1
, β
2
, β
3,
β
4,
β
5
= Koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel
independen ε
= error
Pengolahan data umtuk hipotesis memberikan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut:
Model Summary Tabel 4.14
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .276
a
.076 .073
1.27289 1.801
a. Predictors: Constant, LnROE, LnDER, LnEPS, LnROI, LnPER b. Dependent Variable: LnRS
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara Earning Per Share, Debt To Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Investment dan
Return On Equtiy terhadap Return Saham sebagai variabel dependen menunjukkan hubungan yang tidak terlalu kuat. Hal ini terlihat dari nilai R
sebesar 0,276 atau 27,6, angka ini lebih kecil dari 50. Sedangkan R Square sebesar 0,076 atau 7,6 menunjukkan bahwa variabel independen Earning Per
Share, Debt To Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Investment dan Return On Equtiy dapat menjelaskan 7,6 perubahan Return Saham, sisanya
sebesar 92,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini. Nilai Adjusted R Square adalah 0,073 atau 7,3 yang
bila dibandingkan dengan R Square diperoleh 0,003 atau 0,3, dimana 0,3 saja dari Return Saham yang mampu diprediksi oleh Earning Per Share, Debt To
Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Investment dan Return On Equtiy. Nilai Standar Error of The Estimate sebesar 1.27289. nilai ini digunakan untuk
menilai ketepatan model regresi dalam memperkirakan variabel dependen, semakin rendah nilainya maka semakin tepat model regresi yang digunakan.
Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Investment dan Return On Equtiy terhadap Return Saham dapat
diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.15 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Uji Statistik
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Tabel 4.15 diatas menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing
variabel independen. Nilai t hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai t tabel yang diperoleh yakni 2,00758. Menurut Ghozali 2005 uji t dilihat dari tingkat
signifikansi. Jika nilai sig dibawah 0,05 maka masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Maka dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa DER dan ROI secara signifikan mempengaruhi Return Saham dengan tingkat signifikansi yang paling mendekati 0,05 0,045 dan 0,030 dan
memiliki nilai t tabel t hitung DER = 2,00758 1,184 dan ROI = 2,00758 0,224 maka H
1
diterima. Dan sebaliknya, EPS, PER dan ROE secara parsial tidak mempengaruhi Return Saham karena memiliki tingkat signifikansi yang jauh dari
probabilitas. Dimana EPS 0,05 0,330 dan memiliki t tabel t hitung EPS= 2,00758 2,990 maka H
1
ditolak. PER 0,05 0,710 dan memiliki t tabel t hitung PER= 2,00758 2.376 maka H
1
ditolak. ROE 0,05 0,447 dan memiliki t tabel t hitung ROE= 2,00758 3,770 maka H
1
ditolak.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
.153 1.041
.147 .884
EPS .085
.086 .318 2.990
.330 .289
3.464 DER
.258 .218
.274 1.184 .045
.558 1.791
PER .026
.070 .141 2.376
.710 .213
4.697 ROI
.490 .400
.428 .224
.030 .244
4.097 ROE
-.302 .392
-.281 3.770 .447
.223 4.476
a. Dependent Variable: LnRS
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk pengujian pengaruh EPS, DER, PER, ROI dan ROE terhadap RS maka dilakukan uji statistik F. Hasil uji tersebut terdapat pada tabel
4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
4.149 5
.830 .512
.765
a
Residual 50.228
31 1.620
Total 54.377
36 a. Predictors: Constant, LnROE, LnDER, LnEPS, LnROI, LnPER
b. Dependent Variable: LnRS
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Tabel 4.16 diatas menunjukkan nilai F
hitung sebesar 0,512 dan nilai signifikansi sebesar 0,765 0,05. Nilai F
hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai F
tabel, hasilnya diketahui bahwa nilai F tabel untuk INV 0,05, 5, 46 adalah 2,42. Nilai F hitung F tabel 0,512 2,42. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel EPS, DER, PER, ROI dan ROE secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terhadap RS maka H
1
ditolak dan H
2
diterima. Untuk mengetahui koefisien variabel EPS, DER, PER, ROI dan ROE
pada model regresi berganda, maka dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Uji Statistik t
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Berdasarkan tabel 4.17 diatas maka model regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut: Y = 0,153+ 0,085 X
1
+ 0,258 X
2
+ 0,026 X
3
+ 0,490 X
4 +
-0,302 X
5
Keterangan: Y
= Return Saham
X
1
= Earning Per Share
X
2
= Debt To Equity Ratio
X
3
= Price Earning Ratio
X
4
= Return On Investment
X
5
= Return On Equity
Masing-masing koefisien EPS, DER, PER, ROI, dan ROE menjelaskan bahwa: 1. Koefisien EPS sebesar 0,085 menunjukkan bahwa Return Saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,085 atau 8,5 jika terjadi perubahan variabel EPS sebesar 1.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .153
1.041 .147
.884 EPS
.085 .086
.318 2.990
.330 .289
3.464 DER
.258 .218
.274 1.184
.045 .558
1.791 PER
.026 .070
.141 2.376
.710 .213
4.697 ROI
.490 .400
.428 .224
.030 .244
4.097 ROE
-.302 .392
-.281 3.770
.447 .223
4.476
a. Dependent Variable: LnRS
Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien DER sebesar 0,258 menunjukkan bahwa Return Saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,258 atau 25,8 jika terjadi perubahan
variabel DER sebesar 1. 3. Koefisien PER sebesar 0,026 menunjukkan bahwa Return Saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,026 atau 2,6 jika terjadi perubahan variabel PER sebesar 1.
4. Koefisien ROI sebesar 0,490 menunjukkan bahwa Return Saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,490 atau 49,0 jika terjadi perubahan
variabel ROI sebesar 1. 5. Koefisien ROE sebesar 0,302 menunjukkan bahwa Return Saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,302 atau 30,2 jika terjadi perubahan variabel ROE sebesar 1.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,073. Hal ini berarti bahwa 7,3 variasi atau perubahan dalam nilai Return Saham dapat diprediksi oleh variasi EPS, DER,
PER, ROI dan ROE sedangkan sisanya 92,7 diprediksi oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Hasil penelitian menggunakan data perusahaan manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011
menunjukkan bahwa secara parsial dari variabel independen DER dan ROI ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham sedangkan
variabel inependen lain yaitu EPS, PER, ROE tidak berpengaruh secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji t pada tabel 4.15, secara parsial EPS X
1
tidak mempengaruhi Return Saham karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar
dari probabilitas 0,05 yaitu 0,05 0,330. Hal ini sama dengan apa yang diungkapkan dalam penelitian Sonya 2010 bahwa eraning per share
berpengaruh positif terhadat return saham yaitu sebesar 17,1 . Dengan demikian nila t hitung lebih besar dari t table 0,171 -1,9939 sehingga H0
diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Variabel DER pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa secara parsial DER X
2
berpengaruh signifikan terhadap Return Saham dengan nilai signifikansi mendekati probabilitas yaitu 0,05 0,045. Hal ini berbanding terbalik dengan apa
yang diungkapkan oleh Sonya 2009 bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham dimana nilai
signifikansi sebesar 0,901 0,05. Perbedaan ini dikarenakan tahun penelitian yang digunakan berbeda yaitu Sonya 2009 melakukan penelitian untuk tahun
2005-2007, sedangkan penelitian saya ini dilakukan untuk tahun 2009-2011. Variabel PER pada tebel 4.15 menunjukkan bahwa secara parsial PER
X
3
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,710.
Variabel ROI pada tebel 4.15 menunjukkan bahwa secara parsial ROI X
4
berpengaruh signifikan terhadap Return Saham karena nilai signifikansinya mendekati probabilitas yaitu 0,05
0,030. Hal ini tida sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ROI secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Universitas Sumatera Utara
Variabel ROE pada tebel 4.15 menunjukkan bahwa secara parsial ROE X
5
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,447. Hal ini tidak sejalan denga
penelitian yang dilakukan oleh Winda 2012 yang menyatakan bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Perbedaan ini
terjadi karena adanya perbedaan sampel dan periode penelitian. Winda menggunakan 17 sampel industry automotive selama tahun 2008-2010.
Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi sebanyak 17 perusahaan selama periode 2009-2011.
Secara simultan Uji F variabel independen EPS, DER, PER, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap Return Saham karena nilai F hitung F tabel
0,512 2,42. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EPS, DER, PER, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap variabel Return Saham tahun 2009 – 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan