3.7.2 Regresi Linear Berganda Multiple Regression
Analisis regresi digunakan bila kita ingin mengetahui bagaimana variabel dependenkriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau
predikator, secara individual. Dampak dari analisis penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah menaikkan atau menurunkan variabel
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen dan sebaliknya.
Hubungan fungsi antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan dengan analisis regresi linear berganda,
dimana kinerja bank ROA sebagai variabel dependent sedangkan variabel independennya adalah CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size.
Persamaan Mulitiple Regresion yang digunakan adalah: Y = a + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+ e Keterangan :
Y =
Return on Asset ROA
a =
Konstanta β
1
= Koefisien Regresi Variabel CAR
β
2
= Koefisien Regresi Variabel BOPO
β
3
= Koefisien Regresi Variabel NPL
β
4
= Koefisien Regresi Variabel EAR
β
5
= Koefisien Regresi Variabel LAR
β
6
= Koefisien Regresi Variabel Firm Size
X
1
= CAR
Universitas Sumatera Utara
X
2
= BOPO
X
3
= NPL
X
4
= EAR
X
5
= LAR
X
6
= Firm Size
e =
error
3.7.2 Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi R Square Koefisien Determinasi R2 atau R Square dilakukan untuk mendeteksi
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. 2. Uji Statistik F Uji Signifikansi Simultan
Pengujian ini dilakukan secara bersama-sama sumultan apakah variabel bebas CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat ROA.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berkut:
a. H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
samasimultan antara CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, Firm Size ukuran perusahaan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional
Devisadi BEI. b. H
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
simultan antara CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, Firm Size ukuran perusahaan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa di
BEI. c. Pada penelitian ini t
hitung
dan t
tabel
akan dibandingkan dengan α = 5
0,05. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
a. Ha ditolak Ho diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5 . b. Ha diterima Ho ditolak jika F
hitung
≥F
tabel
pada α = 5. 3. Uji Statistik t Uji Signifikansi Parsial
Uji statistik t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, dan Firm Size apakah mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat ROA secara parsial Situmorang dan Lufti, 2012:164.
Universitas Sumatera Utara
Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut: a. Ho = b
1
= 0 Artinya CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, Firm Size ukuran
perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia.
b. Ho = b1 ≠ 0
Artinya CAR, BOPO, NPL, EAR, LAR, Firm Size ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank
Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia. c. Pada penelitian ini t
hitung
dan t
tabel
akan dibandingkan dengan α = 5
0,05. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
a. Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5. b. Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Bursa Efek Indonesia
Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah
ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang
diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia Jakarta
sekarang sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada
tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahun 1939. Bursa efek pun akhirnya
Universitas Sumatera Utara