Petugas Kearsipan LANDASAN TEORI

arsip yang sudah tidak berguna atau tidak secara langsung memiliki kegunaan” Mulyono, 2011:69. Oleh karena itu perlu mengetahui JRA yang sesuai dengan Pedoman Jadwal Retensi Arsip yang telah dibuat, “untuk Jadwal Retensi Arsip pemerintahan daerah ditetapkan sesuai dengan ketentuan terlebih dahulu memperhatikan pendapat Menteri Dalam Negeri ” Barthos, 2013:103.

2.5. Petugas Kearsipan

Petugas kearsipan adalah orang yang bertugas untuk mengurus arsip serta dapat menangani arsip dengan baik dan secara profesional. Dalam Mulyono 2011:39 “untuk mengurus arsip dengan baik, diperlukan petugas yang memenuhi persyaratan ketrampilan, ketelitian, kerapian, dan kecerdasan”. Persyaratan yang dipenuhi sebagai petugas arsip agar dapat menyajikan informasi secara tepat. Dengan demikian petugas arsip harus memenuhi keempat syarat tersebut Mulyono, 2011:39 : 1. Keterampilan Keterampilan ini dimaksudkan agar ia cekatan dalam menempatkan dan menemukan kembali arsip, terampil dalam memilah golongan arsip. Diharapkan petugas arsip dapat menyajikan data tepat waktu, dengan kecekatan arsiparis dalam setiap penyajian data yang diperlukan, Sistem Informasi Manajemen SIM di organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar. 2. Ketelitian Petugas kearsipan harus memiliki tingkat kecermatan yang memadai sehingga dapat membedakan secara pasti kata yang sepintas sama tetapi sebenarnya tidak sama. Dengan ketelitian yang dimiliki arsiparis, diharapkan penyajian informasi dari sumber data kumpulan arsip tidak mengalami kesalahan, karena kesalahan sekecil apapun dalam penyajian informasi dapat menyebabkan produk yang dihasilkan menjadi kurang akurat. 3. Kerapian Seorang arsiparis perlu memiliki sifat kerapian berarti segala sesuatu disikap dengan keteraturan, ketertiban, dan keapikan. Kerapian dalam menempatkan arsip yang disimpan, tentu akan membantu kemudahan dan kecepatan dalam penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang diperlukan. 4. Kecerdasan Kecerdasan tidak selalu identik dengan pendidikan tinggi, berarti memiliki tingkat pemahaman yang memadai sesuai dengan porsi dan tugas pekerjaannya. Kecerdasan biasanya berkerja tidak semata-mata melaksanakan tetapi ikut andil memajukan organisasi. 2.6.Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan 1. Kiki Tusianasari 2011 Analisis sistem kearsipan di Kantor Kecamatan Gunungpati Sistem pengelolaan kearsipan pada Kantor Kecamatan Gunungpati dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari system penyimpanan arsip yang disimpan oleh masing-masing bagian yang sesuai dengan bidangnya. Pada penelitian Kiki meneliti pada sistem kearsipan, sedangkan pada penelitian saya meneliti pada pengelolaan arsip dinamis inaktif. 2. Mattius Wahyu Septiyadi 2012 Sistem managemen kearsipan arsip dinamis inaktif pada bagian pengolahan dan akuisisi kantor arsip daerah kabupaten Semarang Filing sistem kearsipan arsip dinamis inaktif menggunakan filing sistem subjek, kronologis dan geografis, ruangan penyimpanan untuk menyimpan arsip dinamis inaktif menggunakan ruangan bekas Kantor Pada penelitian Mattius meneliti sistem managemen kearsipan arsip dinamis inaktif, sedangkan pada penelitian saya meneliti pengelolaan arsip dinamis inaktif. Transmigrasi. Suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan arsip belum sesuai. Besar ruangan penyimpanan arsip tidak seimbang dengan volume arsip. Prosedur dan metode penyimpanan menggunakan P eraturan Bupati Semarang Nomor 20 tahun 2005 tentang Pedoman Penataan Arsip Inaktif di Lingkungan Pemerintah kabupaten Semarang. Pemusnahan belum pernah dilakukan. Peralatan dan perlengkapan bagian pengolahan dan Akuisisi tidak ada penambahan. Pegawai kearsipan jarang melakukan kegiatan penemuan kembali arsip dinamis inaktif. Syarat-syarat pegawai kearsipan tidak begitu diperhatikan 2.7.Kerangka Pemikiran Teoritis Pengelolaan arsip dapat dilaksanakan dengan cara menggunakan model siklus hidup. Amsyah 2005:4 dalam manajemen kearsipan adalah pekerjaan pengurusan arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian, penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan, dan pemusnahan. Memperhatikan siklus hidup arsip tersebut, pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Perpusarda Kabupaten Banyumas memiliki keterkaitan terhadap fungsi pada tahapan penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, dan pemusnahan. Dengan pengelolaan arsip dinamis inaktif yang baik maka arsip dapat digunakan informasinya untuk kelancaran kegiatan organisasi dalam pengambilan keputusan. Kerangka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Gambar 2.1. Kerangka Berfikir 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Dasar Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Banyumas dalam pengelolaan arsip kurang optimal, karena kurangnya tenaga arsip dalam menangani arsip terutama pada proses pensortiran arsip dan penyimpanan membutuhkan waktu paling sedikit 3 bulan, disamping fasilitas yang kurang mendukung dalam pengelolaan arsip juga kesadaran organisasi pemerintah maupun swasta dalam mengelola arsipnya sendiri sehingga arsip yang diserahkan kepada unit kearsipan tidak jelas jenis arsip apa saja yang diserahkan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam melakukan penelitian ini. Menurut Moleong 2012 :6 bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian kualitatif ini digunakan dalam penelitian ini karena dalam pelaksanaannya peneliti mendapatkan informasi, keterangan serta gejala- gejala dilapangan dengan melakukan pengamatan dalam proses penelitian dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Banyumas. “Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan pada kondisi