Cermin pemantul Konstruksi Flume Tank .1 Swimming tunnel

tidak terperangkap oleh air buble eliminator. Gelembung udara halus tersebut hanya muncul pada rpm motor maksimum 1400 HZ. Hasil uji visual ini dapat dilihat seperti tampak pada Gambar 26.

4.3.3 Kerataan arus

Pengujian selanjutnya yakni untuk mengetahui tingkat kehomogenan kecepatan arus pada swimming tunnel flume tank. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menguji apakah kecepatan arus disetiap titik pada swimming tunnel seragam ataukah tidak. Pengukuran ini dilakukan pada sisi kiri, tengah, dan kanan jendela pengamatan masing-masing pada bagian permukaan, tengah, dan dasar kolom air, sehingga didapatkan 27 titik pengukuran. Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan flow meter FLOWACHT FL-K1, Swiss Made. Bila kecepatan arus di setiap titik sama, maka kondisi arus pada swimming tunnel tersebut dapat dikatakan homogen, sebaliknya bila tidak sama digolongkan tidak homogen. Arus yang homogen pada flume tank diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran kecepatan renang ikan. Ikan uji pada swimming tunnel biasanya akan cenderung berenang pada arus yang kecepatannya rendah. Hal ini juga merupakan indikator bagi peneliti, bila selama pengujian ikan cenderung berada di satu titik tertentu, bisa diduga kecepatan arus pada swimming tunnel belum homogen. Hasil pengukuran dengan flow meter tidak menunjukkan adanya perbedaan kecepatan arus antara satu titik dengan titik yang lainnya. Secara teoritis semestinya ada perbedaan kecepatan pada bagian dinding atau dasar flume tank dengan bagian tengah kolom air. Kemungkinan kondisi ini disebabkan karena kemampuan pengukuran kecepatan arus oleh flow meter dengan satuan ms dengan skala terendahnya resolusi hanya mencapai satu desimal saja 0,1 ms, artinya angka yang terbaca pada flow meter akan berubah manakala terjadi perbedaan kecepatan dengan kelipatan 0,1ms atau 10 cmdetik. Pengujian terhadap pola arus didalam kolom air selain melalui pengukuran kecepatan arus pada banyak titik seperti diatas, juga dapat dilakukan secara visual. Ada beberapa metode untuk melakukan pengujian ini, salah satu diantaranya adalah metode “dye test” seperti yang dilakukan oleh Noakes dan Sleigh 2009. Pengujian yang dimaksud yaitu dengan menggunakan tintazat pewarna yang dialirkan pada kolom air yang akan diuji. Metode ini cukup sederhana dan mudah dilakukan. Berdasar pada bentuk aliran fluida yang tampak dari bentuk aliran zat pewarna tersebut, maka arus dapat dikatagorikan sebagai aliran laminar, transisi atau turbulen. Alat yang digunakan untuk tes ini dibuat secara manual. Bagian-bagian dari alat ini terdiri dari tabung tinta yang terbuat dari alat suntik, selang aerasi dan jarum suntik serta sebilah acrilic putih. Untuk mengatur kecepatan aliran zat pewarna digunakan keran udara yang biasa digunakan pada instalasi aerasi akuarium. Pangkal jarum suntik disambungkan pada selang aerasi, sedangkan bagian ujung jarum dipasang menembus dan dibuat rata dengan permukaan acrilic. Bentuk akhir dari instalasi alat dye test ini disajikan pada Gambar 27. Hasil uji Dye test terhadap aliran air pada swimming tunnel dengan rpm motor berbeda disajikan pada Gambar 28. Secara visual jejak aliran zat pewarna tampak berupa garis yang cenderung lurus, hal ini menunjukkan bahwa aliran air pada flume tank pada tiap tingkat kecepatan tidak tampak turbulen, cenderung laminer. Pada kecepatan yang tinggi jejak zat pewarna tampak lebih cepat a tabung pewarna, b keran pengatur kecepatan aliran cairan pewarna, c selang, d lubang halus tempat keluarnya tinta, e lembaran acrilic putih, f aliran zat pewarna dalam air. Gambar 27 Alat untuk pengujian dengan dye test dan bagian-bagianya menghilang dikarenakan zat tersebut lebih cepat terdifusi ke dalam aliran air. Hasil uji Dye tes terhadap bentuk aliran pada swimming tunnel pada tingkat kecepatan rpm berbeda secara visual tampak laminer, seperti disajikan pada Gambar 28. rpm Bentuk Jejak Warna 190 292 439,3 585,5 731,1 870,2 1011 1411 Gambar 28 Foto-foto hasil uji “dye test” pada rpm1905 sd 1411 setelah di- croping.

4.3.4 Bidang pengamatan

Flume tank yang dapat menvisualisasikan objek pengamatan bidang pandang tampak atas top view secara bersamaan dengan bidang pandang tampak samping side view adalah flume tank yang lebih efisien dibandingkan lainnya. Pengamatan menggunakan flume tank ini lebih efisien dengan cukup menggunakan satu camera videofoto untuk merekam dua bidang pandang dalam satu frame, karena dalam tahapan kontruksi ditambahkan sistem pemantul bidang tampak atas untuk melihat objek pengamatan tampak dorsal secara horizontal. Sistem pemantul visual terbuat dari cermin berukuran panjang 80cm dan lebar 30 cm sesuai dengan panjang jendela observasi mini flume tank sehingga pantulan objek dapat terlihat dimanapun posisinya. Sistem pemantul dipasang dengan sudut elevasi 45 o , hal ini bertujuan agar observerpengamat dapat mengamati dorsal objek secara secara horizontal. Hasil uji visual terhadap hasil pemasangan kaca pemantul disajikan pada Gambar 29. Objek dapat dilihat dengan jelas arah dorsal dan lateral secara bersamaan, pada bagian atas merupakan top view hasil pantulan cermin sedangkan yang dibawah merupakan side view hasil penglihatan langsung. Manfaat adanya sistem pemantul ini pengamatan terhadap objek dari 2 dua bidang pandang secara bersamaan dapat dilakukan hanya dengan satu kamera video atau oleh satu orang saja.