Air bubble eliminator Konstruksi Flume Tank .1 Swimming tunnel

Hasil pengukuran kecepatan arus pada frekuensi yang berbeda-beda dari 0 Hz sampai dengan 50 Hz yang disajikan pada Gambar 25. Tampak pada gambar tersebut kecepatan arus maksimum yang dapat dihasilkan flume tank adalah 85 cms atau 1,65 knot pada frekuensi maksimum frameinverter yaitu 50 Hz. Berdasarkan hasil pengukuran, pada frekuensi tersebut rpm motor mencapai 1.411 putaran permenit. Nilai tersebut sebenarnya telah melebihi spesifikasi pabrik, dimana pada motor nilai nominal yang tertera hanya 1380 rpm. Sebaran kecepatan arus pada berbagai tingkat frekuensi ditabulasikan dan disajikan pada Gambar 25. Garis linier yang ditarik pada gambar tersebut mempunyai persamaan sebagai berikut: y = 0,0184x-0,0713 ..................................................................... 2 dimana x = frekuensi Hz y = kecepatan arus ms Gambar 25 Grafik hubungan antara frekuensi inventer dengan kecepatan air pada mini flume tank Bila persamaan 2 tersebut dibalik fungsinya, artinya kita merubah persamaan tersebut dimana kecepatan menjadi variabel bebas, dan frekuensi menjadi variabel tidak bebas, sehingga persamaan 2 tersebut diatas berubah menjadi : X = y +0,05130,179................................................................. 3 dimana x = frekuensi pada inverter Hz y = kecepatan arus ms Melalui persamaan 3 tersebut diatas dapat dibuat sebuah tabel acuan yang disajikan seperti Tabel 2. Tabel 2 tersebut akan berguna pada saat pengoperasian flume tank berikutnya. Berpedoman pada tabel tersebut peneliti atau operator flume tank dapat menentukan frekuensi yang harus digunakan pada frameinverter untuk mendapatkan kecepatan arus yang dibutuhkan. Tabel 2 Penentuan Frekuensi pada inverter pada kecepatan arus yang diinginkan Kecepatan Freq Kecepatan Freq Kecepatan Freq Kecepatan Freq cmdetik Hz cmdetik Hz cmdetik Hz cmdetik Hz 5 6,0 25 17,5 45 28,3 65 39,2 6 6,6 26 18,0 46 28,9 66 39,7 7 7,1 27 18,5 47 29,4 67 40,3 8 7,7 28 19,1 48 30,0 68 40,8 9 8,2 29 19,6 49 30,5 69 41,4 10 8,8 30 20,2 50 31,0 70 41,9 11 9,3 31 20,7 51 31,6 71 42,5 12 9,9 32 21,3 52 32,1 72 43,0 13 10,4 33 21,8 53 32,7 73 43,5 14 10,9 34 22,4 54 33,2 74 44,1 15 11,5 35 22,9 55 33,8 75 44,6 16 12,0 36 23,4 56 34,3 76 45,2 17 12,6 37 24,0 57 34,9 77 45,7 18 13,1 38 24,5 58 35,4 78 46,3 19 13,7 39 25,1 59 35,9 79 46,8 20 14,2 40 25,6 60 36,5 80 47,4 21 15,3 41 26,2 61 37,0 81 47,9 22 15,8 42 26,7 62 37,6 82 48,4 23 16,4 43 27,2 63 38,1 83 49,0 24 16,9 44 27,8 64 38,7 84 49,5 85 50,1

4.3.2 Air bubble eliminator

Putaran baling-baling yang tinggi selain menyebabkan turbulensi juga menimbulkan gelembung udara yang banyak pada aliran air. Kondisi tersebut harus diatasi agar arus pada saat melewati jendela pengamatan dalam keadaan homogenlaminar serta tidak lagi ada gelembung udara. Pemasangan flow straightening panel panel pemerata arus saat konstruksi flume tank yang terdiri atas panel-panel serta susunan pipa paralel diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Air buble eliminator juga telah dipasang setelah komponen pemerata arus. Sub bab ini akan memaparkan hasil pengujian terhadap kinerja kedua komponen tersebut, apakah arus yang melewati jendela observasi dapat dikatagorikan arus laminar, transisi, atau turbulen, serta masih ada atau tidaknya gelembung udara. Arus yang seragam di kolom observasi dapat dihasilkan jika turbulensi dan gelembung udara air bubble yang dihasilkan oleh putaran baling-baling dapat dihilangkan. Gelembung udara akan muncul di dalam aliran flume tank ketika kecepatan arus sudah mencapai 70 cms atau pada rpm lebih besar dari 1146. Gambar 26 Foto kinerja air bubble eliminator kiri: tampak bawah, kanan: tampak atas pada kecepatan motor maksimum rpm 1411 Berdasarkan hasil pengamatan secara visual terhadap kinerja kedua komponen tersebut diatas, hampir semua gelembung udara dalam aliran air sudah dapat terperangkap dan dilepaskan ke udara oleh air bubble eliminator. Piranti pengeliminasi gelembung udara ini telah menghasilkan unjuk kerja yang cukup baik. Pada Gambar 26 tampak gelembung udara yang sebelumnya banyak terdapat dalam aliran air menjadi hilang setelah melewati air bubble eliminator. Gelembung udara yang besar langsung tereliminir, hanya sebagian kecil gelembung udara yang sangat halus masih terdapat di dalam aliran arus. Gelembung udara yang lebih besar lebih cepat naiknya dan mudah terperangkap pada air bubble eliminator. Berbeda dengan gelembung udara besar, gelembung halus berbentuk seperti kabut, ukurannya yang halus menyebabkan daya apungnya sangat kecil pula. Kondisi tersebut mengakibatkan gelembung tersebut lambat untuk naik kepermukaan air, sehingga tidak terperangkap oleh air buble eliminator. Gelembung udara halus tersebut hanya muncul pada rpm motor maksimum 1400 HZ. Hasil uji visual ini dapat dilihat seperti tampak pada Gambar 26.

4.3.3 Kerataan arus

Pengujian selanjutnya yakni untuk mengetahui tingkat kehomogenan kecepatan arus pada swimming tunnel flume tank. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menguji apakah kecepatan arus disetiap titik pada swimming tunnel seragam ataukah tidak. Pengukuran ini dilakukan pada sisi kiri, tengah, dan kanan jendela pengamatan masing-masing pada bagian permukaan, tengah, dan dasar kolom air, sehingga didapatkan 27 titik pengukuran. Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan flow meter FLOWACHT FL-K1, Swiss Made. Bila kecepatan arus di setiap titik sama, maka kondisi arus pada swimming tunnel tersebut dapat dikatakan homogen, sebaliknya bila tidak sama digolongkan tidak homogen. Arus yang homogen pada flume tank diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran kecepatan renang ikan. Ikan uji pada swimming tunnel biasanya akan cenderung berenang pada arus yang kecepatannya rendah. Hal ini juga merupakan indikator bagi peneliti, bila selama pengujian ikan cenderung berada di satu titik tertentu, bisa diduga kecepatan arus pada swimming tunnel belum homogen. Hasil pengukuran dengan flow meter tidak menunjukkan adanya perbedaan kecepatan arus antara satu titik dengan titik yang lainnya. Secara teoritis semestinya ada perbedaan kecepatan pada bagian dinding atau dasar flume tank dengan bagian tengah kolom air. Kemungkinan kondisi ini disebabkan karena kemampuan pengukuran kecepatan arus oleh flow meter dengan satuan ms dengan skala terendahnya resolusi hanya mencapai satu desimal saja 0,1 ms, artinya angka yang terbaca pada flow meter akan berubah manakala terjadi perbedaan kecepatan dengan kelipatan 0,1ms atau 10 cmdetik. Pengujian terhadap pola arus didalam kolom air selain melalui pengukuran kecepatan arus pada banyak titik seperti diatas, juga dapat dilakukan secara visual. Ada beberapa metode untuk melakukan pengujian ini, salah satu diantaranya adalah metode “dye test” seperti yang dilakukan oleh Noakes dan Sleigh 2009. Pengujian yang dimaksud yaitu dengan menggunakan tintazat pewarna yang dialirkan pada