Profil oksigen berdasarkan jarak dari sumber udara aerasi

a b c d e f g h Gambar 11. Hasil pengamatan oksigen terlarut berdasarkan jarak dari lokasi aerator a 0 m; b +1,5 m; c -1,5 m; d kanan 1,5 m; e kiri 1,5 m; f +3 m; g +6 m dan h kontrol

4.3.2 Profil oksigen berdasarkan kedalaman

Profil oksigen berdasarkan kedalaman Gambar 12 menunjukkan bahwa pada permukaaan, kedalaman 1 dan 2 m cenderung mempunyai konsentrasi oksigen yang meningkat pada pada semua jarak dari sumber injeksi udara. Pada kedalaman 3; 3,6 dan 4 m, konsentrasi oksigen pada awal aerasi cenderung turun kemudian setelah 3 –4 jam aerasi meningkat walaupun kemudian turun lagi. Pada lokasi kontrol, konsentrasi oksigen cenderung rendah pada akhir aerasi, namun pada jam ke 2-4 setelah aerasi terlihat oksigen meningkat yang diduga karena pada saat pengamatan terjadi pemanenan ikan di dekat lokasi karamba kontrol sehingga terjadi pengadukan air yang dapat meningkatkan difusi oksigen udara ke perairan. a b c d e f Gambar 12. Konsentrasi oksigen terlarut berdasarkan kedalaman a permukaan; b 1 m; c 2 m; d 3 m; e 3,6 m dan f 4 m Hasil pengamatan berdasarkan jarak dan kedalaman menunjukkan bahwa pada permulaan aerasi, konsentrasi oksigen cenderung menurun kemudian setelah 2-4 jam aerasi meningkat namun menurun kembali dan naik setelah 6 jam aerasi kecuali pada kedalaman 1, 2 m dan permukaan perairan yang terus meningkat. Hal ini diduga karena pada kedalaman 3 m, oksigen dimanfaatkan dulu oleh ikan untuk respirasi, mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik serta sebagian juga akan sampai ke permukaan oleh aliran ke atas dari proses aerasi. Pada permukaan hingga kedalaman 2 m cenderung selalu naik karena pada kedalaman tersebut mendapatkan suplai oksigen dari difusi udara ke permukaan perairan dan juga dari fotosintesis fitoplankton serta sebagian dari difusi teknik aerasi ini. Dalam proses aerasi terjadi proses difusi oksigen yaitu pergerakkan oksigen dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Selain itu karena adanya udara yang bertekanan sehingga oksigen dapat terdispersi yaitu penyebaran secara horizontal. Dispersi merupakan salah satu proses penting dalam penyebaran material toksik, material terlarut dan nutrien di badan air Ji, 2008. Menurut Gantzers et al. 2009, penurunan oksigen pada kedalaman di bawah permukaan akibat aerasi dapat terjadi karena terjadi peningkatan konsumsi oksigen atau HOD hypolimnion oxygen demand sehingga meningkatkan deplesi oksigen pada lapisan tersebut. Konsumsi oksigen ini diduga karena adanya water oxygen demand Gantzers et al. 2009 dan juga konsumsi oleh ikan karena lokasi aerasi merupakan karamba budidaya ikan dan konsumsi oksigen oleh ikan lebih efektif Oliveira and Franca, 1998. Adanya aerasi dapat merangsang peningkatan HOD sementara waktu karena meningkatnya konsumsi oksigen untuk oksidasi bahan organik dan an organik seperti Fe dan Mn, turbulensi yang besar, serta respirasi bakteri Ashley 1983; Soltero et al. 1994. Ashley 1983 menyatakan bahwa HOD lebih tinggi pada lokasi aerasi yaitu 0,39-0,78 mgLhari daripada lokasi kontrol yaitu 0,03-0,09 mgLhari. HOD pada lokasi aerasi di Black Lake dapat mencapai 10 kali lebih tinggi daripada yang tidak di aerasi dan di Medical Lake sekitar 2 kali lebih besar daripada sebelum aerasi Ashley 1983; Gantzer et al. 2009. Namun melalui aerasi ini diharapkan laju HOD dapat menurun dari waktu ke waktu karena proses oksidasi bahan organik berjalan secara bertahap. Aplikasi aerasi di Danau Dhugi, Polandia dan Danau Brooker, Florida tidak memberikan perubahan yang nyata terhadap konsentrasi oksigen dan parameter kimia secara keseluruhan di danau walaupun telah dilakukan secara terus menerus selama periode yang cukup lama sekitar 10 bulan hingga 1 tahun Cowell et al. 1987; Grochowska and Gawronska 2004. Ashley 1983 menyatakan bahwa meningkatnya masukan oksigen dapat memacu respirasi bakteri dalam mendekomposisi bahan organik sehingga meningkatkan konsumsi oksigen pada lapisan tersebut. Apabila aerator mensuplai oksigen yang banyak maka di kolom air akan mengkonsumsi oksigen yang banyak pula. Aerasi hipolimnion di Danau Wilcox selama tiga tahun sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas air walaupun pada permulaan aerasi kualitas air menurun dibandingkan sebelum aerasi Nurnberg 2004 sehingga diperlukan multiyears aeration untuk peningkatan oksigen, laju deplesi oksigen rendah dan waktu anaerobik yang pendek Grochowska and Gawronska 2004.