Pendahuluan Bahan dan Metode

sampel. Selanjutnya diinkubasi selama 7 hari seperti yang dilakukan Singh 2004 dalam inkubator dengan suhu seperti yang ada di lokasi pengamatan. Pengamatan DO dissolved oxygen dengan metode Winkler APHA 2005 dilakukan setiap hari. Penentuan laju oksidasi bahan organik k melalui pengukuran BOD setiap hari. Untuk mengukur BOD terlebih dahulu mengukur DO awal 0 hari kemudian sampel yang lain diinkubasi botol gelap dan setiap hari diukur DO-nya. Perhitungan nilai BOD adalah: ��� � = [ �� � �� − �� � ] Untuk menentukan nilai laju BOD berdasarkan hasil pengamatan BOD harian berdasarkan Least square method Tchobanoglous et al. 2003; Singh 2004 yaitu: dLdt = -kL t dimana: L t = L - y t y t = BOD t dydt = kL -y t dydt = kL - ky t Penentuan nilai k dan L : S xx = n∑y t 2 – ∑y 2 S xy = n∑y t dydt – ∑y t ∑dydt Slope atau –k = S xy S xx Intersep atau kL = ∑dydtn + k∑y t n L = Intersep -slope dydt = y t+1 – y t-1 2∆t dimana, y t : nilai BOD hasil pengamatan ∆t : waktu selang pengamatan t : pengamatan hari ke 1, 2,3,... L : BOD ultimat mgL n : Jumlah total pengamatan k : Laju BOD per hari Selanjutnya nilai k sebelum dan pasca aerasi dianalisis dengan uji Anova dengan bantuan perangkat lunak program Excel.

5.3 Hasil dan Bahasan

Hasil pengamatan suhu pada kedalaman 3,6 m saat pengamatan 1,2,3, dan 4 yang digunakan untuk inkubasi secara berturut turut adalah 29,5; 29,5; 28,5 dan 28,5 °C. Perubahan besarnya BOD sebelum dan sesudah aerasi disajikan pada Gambar 13. Berdasarkan hubungan antara BOD dan waktu inkubasi baik sebelum dan pasca aerasi menunjukkan hubungan yang erat yang ditunjukkan dengan nilai R mendekati 1 Gambar 13. Aerasi meningkatkan masukan oksigen sehingga sebagian bahan organik dapat didekomposisi, sementara pada air sebelum diaerasi mempunyai lebih sedikit masukan oksigen sehingga sebagian bahan organik belum mampu didekomposisi karena ketersedian oksigen yang tidak mencukupi. Nilai BOD yang lebih rendah pada air pasca aerasi menunjukkan bahwa terjadi proses dekomposisi bahan organik secara aerobik Romayanto et al. 2006. Hasil penelitian Sulihingtyas et al. 2010 menunjukkan bahwa BOD air limbah yang telah diaerasi lebih rendah dibandingkan sebelum aerasi. BOD air limbah sebelum diaerasi mencapai 83,88 mgL dan setelah diaerasi selama 3 hari berturut-turut turun menjadi 37,28 mgL atau mengalami penurunan sekitar 55,56. Konsentrasi BOD pada hari ke 5 pada penelitian ini adalah sebelum aerasi berkisar 4,58-8,74 mgL dan sesudah aerasi berkisar 3,53-8,14 mgL Tabel 5. Hasil penelitian Selvamurugan et al. 2010 menunjukkan penurunan BOD secara maksimal pada pengolahan limbah kopi dengan tanki aerasi akan terjadi apabila dilakukan aerasi secara kontinyu 24 jam selama 8 hari. Penurunan BOD lebih cepat dengan aerasi kontinyu 24 jam yaitu sekitar 74,5 dibandingan aerasi secara intermitten yaitu sekitar 38-63 . Menurut Anwari et al. 2011 menyatakan bahwa semakin lama waktu aerasi maka semakin kecil nilai BOD. Konsentrasi BOD 5hari sebelum aerasi lebih besar berkisar 4,58-8,74 mgL daripada sesudah aerasi yang berkisar 3,53-8,14 mgL Tabel 5 seperti hasil penelitian Grochowska and Gawronska 2004 yaitu BOD 5hari sebelum aerasi sebesar 1,8-80 mgL dan sesudah aerasi adalah 2-8 mgL. Aerasi dapat meningkatkan oksigen terlarut sehingga meningkatkan aktifitas mikroorganisme sebagai pengurai zat organik akibatnya BOD menurun Santoso 2010; Selvamurugan et al. 2010. a b c d e f g h Gambar 13. Pengamatan BOD harian selama tujuh hari a pengamatan 1 sebelum aerasi, b pengamatan 1 sesudah aerasi, c pengamatan 2 sebelum aerasi, d pengamatan 2 sesudah aerasi, e pengamatan 3 sebelum aerasi, f pengamatan 3 sesudah aerasi, g pengamatan 4 sebelum aerasi, h pengamatan 4 sesudah aerasi