Penyakit yang Disebabkan Rhizoctonia solani

Menurut Widawati 2010, dari penelitian yang pernah dilakukan diperoleh koleksi fungi dan bakteri endofit yang berpotensi menghasilkan antifungi terhadap F. oxysporum, F. lycopersici dan R. solani. Sebelum mikroorganisme endofit diaplikasikan untuk mengendalikan F. Oxysporum, F. lycopersici dan R. solani, perlu dilakukan uji kompatibilitas antara fungi dan bakteri endofit penghasil antifungi tertinggi terhadap kedua patogen akar tersebut. Penggunaan fungisida tidak efektif untuk melawan patogen tersebut karena propagul patogen berdifusi di dalam tanah dan seringkali diluar jangkauan bahan kimia. Sehingga eksplorasi agen pengendali hayati yang mampu bekerja secara alami merupakan alternatif yang efektif dalam mengendalikan fungi patogen tanaman.

2.4 Penyakit yang Disebabkan Rhizoctonia solani

Penyakit yang disebabkan oleh fungi Rhizoctonia solani pada padi disebut sebagai hawar upih daun dan busuk batang. Pada upih daun dan batang terdapat bercak- bercak dengan tepian tidak beraturan, berbentuk jorong dengan tepi berwarna cokelat kemerahan, sedangkan pusat bercak berwarna seperti jerami atau kuning kehijauan. Bercak sering ditemukan dekat dengan lidah daun. Jika keadaan lembab tumbuh benang-benang hifa berwarna putih atau cokelat muda Semangun, 1991. R. solani memiliki kisaran inang yang luas, selain dapat menyerang tanaman jagung , nanas, padi, sorghum, dan ubi jalar, fungi tersebut juga dapat menyerang tanaman kubis, brokoli, paprika, tomat, mentimun, kedelai, gandum, cengkeh, jeruk dan bunga tulip CABI, 2007. Pada jagung , fungi R. solani menyebabkan penyakit busuk pelepah. Patogen ini merupakan patogen tular tanah yang dapat bertahan di tanah dalam bentuk sklerotium dan miselium sehingga sulit ditekan penyebarannya Smith et al., 2003. Fungi ini menyebabkan busuk benih seed rot dan busuk bibit seedling blight pada tanaman jagung. Pertumbuhan R. solani berlangsung sangat cepat. Satu isolat dapat tumbuh menutupi cawan petri ukuran 90 mm dalam tiga hari. Fungi ini dapat hidup selama beberapa tahun dengan memproduksi sklerotia di tanah dan jaringan tanaman. Beberapa R. solani yang bersifat patogen terhadap Universitas Sumatera Utara padi memiliki kemampuan untuk memproduksi sklerotia yang berdinding luar tebal, sehingga mampu terapung dan bertahan hidup di air Muis, 2007 . Rhizoctonia solani membentuk struktur untuk dapat bertahan hidup lama dalam keadaan kering. Sklerotia mudah lepas dari permukaan tanaman inang dan hanyut terbawa air bila terjadi hujan atau pengairan. Apabila menempel pada tanaman inangnya, maka fungi akan tumbuh dan menginfeksi ke jaringan tanaman. Selain bertahan hidup dalam bentuk sklerotia, fungi ini juga dapat bertahan dalam biji terinfeksi atau sisa-sisa tanaman di lapang Subandi et al., 1988. Penyakit busuk pangkal batang padi akibat R. solani menjadi masalah utama pada penanaman padi di lahan pasang surut Kalimantan Selatan. Intensitas penyakit terus meningkat akibat pengendalian menggunakan pestisida sintetis mengalami kendala karena kondisi lahan yang kadang tergenang Budi Mariana, 2007. R. solani dapat menyerang tanaman padi pada stadia pembibitan, stadia anakan maksimum, dan stadia generatif. Perkembangan penyakit hawar upih diawali dari fungi R. solani menginfeksi bagian upih daun, kemudian berkembang ke arah dalam dan menginfeksi bagian batang padi Muslim et al., 2012 . Sel-sel tumbuhan yang aktif melepaskan stimulan kimia dapat merangsang R. solani. Hifa fungi bergerak ke arah tanaman dan melekat pada permukaan tananaman. Fungi terus tumbuh dan menyebabkan penyakit dengan membentuk apresorium atau infection cushion yang dapat menembus ke dalam sel tanaman. Proses infeksi didukung oleh produksi berbagai enzim ekstraseluler yang mendegradasi berbagai komponen dinding sel tanaman, seperti selulosa, kutin, dan pektin. Seiring dengan matinya sel tanaman oleh fungi tersebut, hifa melanjutkan pertumbuhannya dan mengkolonisasi jaringan mati, sering kali juga membentuk sklerotia. Inokulum baru dihasilkan pada atau di dalam jaringan inang, dan siklus baru berulang jika substrat baru tersedia. Selain menyerang bagian tanaman di bawah tanah seperti biji, hipokotil dan akar, R. solani juga menginfeksi bagian tanaman di atas tanah, misalnya polong, buah, daun dan batang Ceresini, 1999. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN