Instrumen Observasi Instrumen Wawancara

3.4.1.1 Instrumen Observasi

Observasi disebut juga pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dalam penelitian dilakukan secara sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, peneliti tinggal memberikan tanda pada kolom variable yang muncul Suharsimi Arikunto, 2013: 200. Cara yang paling efektif menggunakan metode observasi adalah melengkapinya dengan format dan blangko pengamatan sebagai instrumen. Instrumen observasi dalam penelitian, berbentuk checklist menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala Likert dalam instrumen observasi tersebut terbagi dalam empat kategori yaitu: a sangat baik diberi skor 4; b baik diberi skor 3; c cukup diberi skor 2; dan d kurang diberi skor 1. Dengan pengamatan tersebut diharapkan peneliti mampu mendapatkan data atau informasi yang lebih lengkap dan terpercaya. Kegiatan observasi dalam penelitian ini berkaitan dengan kegiatan manajerial di beberapa industri olahraga arung jeram di Banjarnegara tahun 2014.

3.4.1.2 Instrumen Wawancara

Dalam penelitian ini,peneliti melakukan wawancara dengan secara sadar, terarah, fokus, dan bertujuan untuk memperoleh suatu informasi yang diperlukan. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur. Wawancara tidak berstruktur unstructured interview merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pertanyaan dalam wawancara bersifat terbuka yaitu pertanyaan yang memungkinkan penjawab memberikan jawaban secara terbuka dan luas Sugiyono, 2010:197.

3.4.1.3 Instrumen Dokumentasi