Nilai BOD selama pengamatan di perairan Pulau Pramuka menunjukkan kisaran 0,34 – 3,28 mgl. Nilai rata-rata tertinggi baik di perairan Pulau Panggang
dan Pulau Pramuka pada pegamatan bulan Desember dan nilai terendah didapat pada pengamatan bulan Oktober. Kep MENLH No.51 tahun 2004 menetapkan
ambang batas maksimum kandungan BOD bagi kehidupan laut adalah 20 mgl. Dari sudut pandang tersebut, terlihat bahwa kondisi perairan di Pulau Pramuka
dan Pulau Panggang masih dalam kondisi yang baik bagi kehidupan biota laut. Nilai COD yang didapat dari hasil pengamatan di perairan Pulau Pramuka
berkisar antara 29,88–52,34 mgl. Nilai tertinggi didapat pada pengamatan bulan Oktober dan nilai terendah didapat pada pengamatan bulan November. Sedangkan
nilai COD di perairan Pulau Panggang berkisar antara 47,62–58,23 mgl. Nilai tertinggi didapat pada pengamatan bulan November dan nilai terendah didapat
pada pengamatan bulan Desember. Relatif tingginya nilai COD manunjukkan bahwa bahan organik yang ada di perairan lebih banyak dalam bentuk yang sukar
didegradasi secara biologis. Dalam Kep MENLH No.51 tahun 2004 tidak disebutkan nilai baku mutu untuk COD namun demikian nilai COD yang terlalu
tinggi tidak baik untuk kehidupan biota laut khususnya plankton karena akan banyak oksigen yang digunakan dalam menguraikan bahan organik tersebut.
Nilai COD di perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mgl sedangkan di perairan tercemar dapat lebih dari 200 mgl Effendi, 2003.
B. Struktur Komunitas Plankton Kelimpahan dan Komposisi
Komposisi fitoplankton yang dijumpai di perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang pada pengamatan bulan Oktober, November dan Desember 2004 terdiri
dari 3 kelas yaitu Bacillariophyceae 25 jenis, Dinophyceae 5 jenis dan Cyanophyceae 1 jenis. Sedangkan komposisi zooplankton yang dijumpai terdiri
dari 5 kelas yaitu Ciliata 4 jenis, Crustacea 4 jenis, Sagittoidea 1 jenis, Sarcodina 1 jenis dan Polychaeta 1 jenis. Pada setiap pengamatan, kelas
Baciilariophyceae yang sering dijumpai memiliki kelimpahan yang relatif tinggi adalah Nitzschia sp. dan Fragillaria sp. Dari kelas Dinophyceae yang sering
dijumpai adalah dari jenis Peridinium sp. dan dari kelas Cyanophyceae yang sering dijumpai adalah dari jenis Tricodesmium sp. Sedangkan untuk zooplankton
dari semua jenis ditemukan merata di tiap kelasnya seperti yang terlihat dalam Tabel 7.
Tabel 7. Kelimpahan fitoplankton selm
3
pada masing-masing stasiun di perairan Pulau Pramuka
Oktober November
Desember Stasiun
Jumlah Jenis
Kelimpahan Jumlah
Jenis Kelimpahan
Jumlah Jenis
Kelimpahan 1
15 17100
20 74700
14 104400
2 17
305100 10
51900 16
137700 3
17 65700
17 116400
16 180600
4 12
70200 12
27000 9
51300 5
20 46500
17 21000
14 40500
6 17
102600 14
64500 12
90900
Hasil uji F kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Pramuka menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar stasiun pengamatan dan juga
antar waktu pengamatan. Hal ini diduga karena kelimpahan fitoplankton setiap stasiun dan waktu pengamatan memiliki nilai yang relatif merata atau sama.
Kelimpahan fitoplankton selama pengamatan memiliki nilai rata-rata tiap stasiun yang berkisar antara 36000–100900 selm
3
. Kelimpahan terendah ditemukan pada stasiun 4 dan kelimpahan tertinggi ditemukan pada stasiun 2 tabel 7. Tingginya
kelimpahan fitoplankton pada stasiun 2 diduga berkaitan dengan karakteristik stasiun 2. pada stasiun 2 memiliki karakteristik tanpa aktifitas, diduga
pertumbuhan fitoplankton dapat optimum karena belum terpengaruh oleh masukan dari luar atau dengan kata lain pada stasiun 2 kondisinya masih alami.
Sedangkan nilai rata-rata kelimpahan fitoplankton tiap bulan berkisar antara 59250–100900 selm
3
. Pada bulan Oktober memiliki kelimpahan yang tinggi diduga karena faktor fisika-kimia seperti suhu, salinitas, nitrat dan ortofosfat yang
ada dalam perairan. Jenis yang sering ditemukan adalah dari jenis Asteriorella sp., Fragillaria sp., Nitzschia sp. dan Skeletonema sp. dari kelas
Bacillariophyceae. Sedangkan dari kelas Cyanophyceae, jenis yang paling banyak ditemukan adalah Tricodesmium sp. Sementara itu dari kelas Dinophyceae kelas
yang ditemukan relatif merata seperti terlihat dalam Gambar 5.
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
1 2
3 4
5 6
Stasiun
K e
lim p
a h
a n F
it o
pl ank
to n
s e
l m
3
Oktober November
Desember
Gambar 5. Grafik kelimpahan fitoplankton tiap stasiun di perairan Pulau Pramuka selama pengamatan.
Hasil pengamatan kelimpahan fitoplankton selama pengamatan, disajikan dalam Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Kelimpahan fitoplankton selm
3
pada masing-masing stasiun di perairan Pulau Panggang
Oktober November
Desember Stasiun
Jumlah Jenis
Kelimpahan Jumlah
Jenis Kelimpahan
Jumlah Jenis
Kelimpahan 1
16 120000
16 89100
12 17700
2 17
64500 16
46500 15
32700 3
16 71400
15 24900
14 28800
4 13
10500 7
11100 11
15000 5
11 32400
12 13800
8 11400
6 13
13800 11
9900 8
8400
Hasil uji F kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Panggang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata baik antar stasiun dan antar waktu
pengamatan. Hal ini dapat dilihat dari kelimpahan fitoplankton baik antar stasiun maupun antar waktu pengamatan memiliki kelimpahan fitoplankton yang relatif
tidak sama atau berbeda. Kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Panggang selama pengamatan memiliki nilai rata-rata tiap stasiun yang bervariasi yaitu
berkisar antara 10700-75600 selm
3
. Tingginya kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 diduga karena kandungan nutrien yang diperoleh khususnya nitrat NO
3
- N dan ortofosfat PO
4
-P memiliki nilai yang masih cukup untuk kehidupan fitoplankton Lampiran 3. Berdasarkan Kep. MENLH No. 51 tahun 2004, nilai
tersebut masih standar untuk kehidupan biota air. Nitrat NO
3
-N merupakan
sumber utama nitrogen bagi tumbuhan fitoplankton selanjutnya dikonversi menjadi protein Effendi, 2003. Nitrat akan menjadi pembatas apabila kurang
dari 0,44 mgl sedangkan fosfat akan menjadi pembatas bagi kehidupan fitolankton jika kurang dari 0.02 mgl Mackentum, 1969 in basmi, 1988.
Rendahnya kelimpahan fitoplankton diduga karena adanya grazing oleh zooplankton. Kelimpahan fitoplankton selama pengamatan memiliki nilai rata-
rata tiap bulan yang berkisar antara 19000–52100 selm
3
. Tingginya kelimpahan fitoplankton pada bulan Oktober diduga karena pengaruh intensitas cahaya yang
cukup tinggi selama bulan Oktober begitu pula dengan rendahnya kelimpahan fitoplankton pada bulan Desember.
Fitoplankton membutuhkan cahaya untuk fotosintesis dan perumbuhannya Brotowidjoyo et al, 1995. Pada bulan
Desember, intensitas cahaya rendah karena pada bulan Desember merupakan awal musim barat dengan tingginya curah hujan dan angin yang kuat Nontji,1987.
Rendahnya kelimpahan fitoplankton juga diduga karena adanya grazing oleh zooplankton. Perkembangan fitolankton dipengaruhi oleh zooplankton Harvey
et. al . 1935 in Basmi 1988 seperti terlihat dalam Gambar 6.
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
1 2
3 4
5 6
Stasiun
K e
lim p
a h
a n F
it o
pl an
k to
s e
l m
3
Oktober November
Desember
Gambar 6. Grafik kelimpahan fitoplankton tiap stasiun di perairan Pulau Panggang selama pengamatan
Hasil pengamatan kelimpahan zooplankton di perairan Pulau Panggang selama pengamatan, disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Kelimpahan zooplankton indm
3
pada masing-masing stasiun di perairan Pulau Pramuka
Oktober November
Desember Stasiun
Jumlah Jenis
Kelimpahan Jumlah
Jenis Kelimpahan
Jumlah Jenis
Kelimpahan 1
3 2100
4 2700
6 8400
2 5
3300 5
1800 5
5400 3
6 5400
5 3600
5 3300
4 3
2700 4
8700 3
1800 5
4 4500
5 3600
3 2700
6 6
5700 6
5100 6
10800
Hasil uji F kelimpahan zooplankton di perairan Pulau Pramuka menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antar stasiun dan antar waktu
pengamatan. Hal ini dapat dilihat dari kelimpahan fitoplankton setiap stasiun dan waktu pengamatan memiliki nilai yang relatif merata atau sama. Kelimpahan
zooplankton selama pengamatan memiliki nilai rata-rata tiap stasiun yang berkisar antara 3590–7200 indm
3
. Kelimpahan terendah ditemukan di stasiun 2 dan kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun 6 Tabel 9. Tingginya kelimpahan
zooplankton pada stasiun 6 diduga berkaitan dengan karakteristik stasiun, dimana pada stasiun 6 memiliki karakteristik daerah penanaman mangrove. Kelimpahan
zooplankton memiliki nilai rata-rata tiap bulan yang berkisar antara 3950–5450 indm
3
. Pada bulan Desember memiliki kelimpahan zooplankton yang lebih tinggi, hal ini diduga berkaitan dengan waktu pengambilan sampel awal musim
penghujan. Jenis yang sering ditemukan adalah dari kelas Crustacea tetapi tidak memiliki kelimpahan yang cukup tinggi atau relatif merata setiap jenisnya seperti
terlihat dalam Gambar 7.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
1 2
3 4
5 6
Stasiun
K e
lim p
a h
a n z
o opl
a nk
to n
i n
d m
3
Oktober November
Desember
Gambar 7. Grafik kelimpahan zooplankton tiap stasiun di perairan Pulau Pramuka selama pengamatan
Hasil pengamatan kelimpahan zooplankton di perairan Pulau Panggang selama pengamatan, disajikan dalam Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Kelimpahan zooplankton indm
3
pada masing-masing stasiun di perairan Pulau Panggang
Oktober November
Desember Stasiun
Jumlah Jenis
Kelimpahan Jumlah
Jenis Kelimpahan
Jumlah Jenis
Kelimpahan 1
4 5400
3 2400
3 5100
2 5
6000 6
2700 4
9900 3
3 5100
3 1500
5 15600
4 2
900 4
2100 5
10500 5
3 2700
5 2100
4 5100
6 5
2700 2
600 5
9300
Hasil uji F kelimpahan zooplankton di perairan Pulau Panggang menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar stasiun pengamatan tetapi
terdapat perbedaan yang nyata antar waktu pengamatan. Hal ini diduga karena kelimpahan fitoplankton setiap stasiun memiliki nilai yang relatif merata atau
sama sedangkan antar waktu pengamatan memiliki nilai yang relatif tidak sama atau berbeda. Kelimpahan zoolankton selam pengamatan memiliki nilai rata-rata
tiap bulan yang berkisar antara 1900–9250 indm
3
Tabel 10. Tingginya kelimpahan zooplankton pada pengamatan bulan Desember diduga karena
tingginya kelimpahan fitoplankton pada bulan Desember. Kelimpahan zooplankton pada bulan Oktober juga memiliki kelimpahan yang cukup tinggi
yaitu sebesar 3800 indm
3
. Hal ini berkaitan dengan suhu perairan dan faktor intensitas cahaya. Pada siang hari zooplankton menuju lapisan yang lebih dalam
untuk menghindari cahaya dan mencari makan di lapisan lebih dalam Arinardi et al
, 1997. Pada bulan Desember awal musim barat suhu permukaan turun dan intensitas cahaya berkurang akibat adanya tingginya curah hujan. Hal ini
menyebabkan zooplankton menuju lapisan dekat permukaan untuk mencari makan yang dalam hal ini adalah fitoplankton sehingga menyebabkan tingginya
kelimpahan pada bulan Desember seperti yang terlihat dalam Gambar 8.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000
1 2
3 4
5 6
Stasiun
K e
lim p
aha n Z
oop lan
k to
n ind
m
3
Oktober November
Desember
Gambar 8. Grafik kelimpahan zooplankton tiap stasiun di perairan Pulau Panggang selama pengamatan.
Persentase kelimpahan fitoplankton dari masing-masing kelas yang ditemukan pada bulan Oktober 2004 di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang
didominasi oleh kelas Bacillariophyceae yaitu sebesar 80 dan 68 . Selanjutnya diikuti dari kelas Cyanophyceae sebesar 18 dan 27 . Sedangkan
persentase terkecil dari kelas Dinophyceae dengan persentase 2 dan 5 Gambar 9. Di perairan Pulau Pramuka kelas Bacillariophyceae banyak
ditemukan dari jenis Skeletonema sp., Fragillaria sp., Navicula sp., Nitzschia sp. dan Asterionella sp. Kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Peridinium
sp dan Ceratium sp. Sedangkan dari kelas Cyanophyceae banyak ditemukan dari jenis Trichodesmium sp. Di perairan Pulau Panggang, kelas Bacillariophyceae
banyak di temukan dari jenis Fragillaria sp., Nitzschia sp., dan Navicula sp. Dari
kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Peridinium sp. Sedangkan dari kelas Cyanophyceae banyak ditemukan dari jenis Trichodesmium sp.
A B
Gambar 9. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas fitoplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan Oktober.
Persentase kelimpahan fitoplankton dari masing-masing kelas yang ditemukan pada bulan Oktober 2004 di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang
didominasi oleh kelas Bacillariophyceae sebesar 74 dikedua pulau tersebut. Selanjutnya diikuti dari kelas Cyanophyceae sebesar 22 dan 21 . Sedangkan
pesentase terkecil dari kelas Dinophyceae dengan persentase 4 dan 5 Gambar 10. Di Pulau Pramuka kelas Bacillariophyceae banyak ditemukan dari
jenis Skeletonema sp, Fragillaria sp., Navicula sp., Chaetoceros sp., Amphora sp., Coscinodiscus
sp., Nitzschia sp. dan Asterionella sp. Dari kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Peridinium sp. Sedangkan dari kelas Cyanophyceae
banyak ditemukan dari jenis Trichodesmium sp. Di perairan Pulau Panggang, kelas Bacillariophyceae banyak ditemukan dari jenis Fragillaria sp., Asterionella
sp., Nitzchia sp. dan Navicula sp. Dari kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Peridinium sp. Sedangkan dari kelas Cyanophyceae banyak ditemukan dari
jenis Trichodesmium sp.
A B
Gambar 10. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas fitoplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan
November.
Persentase kelimpahan fitoplankton dari masing-masing kelas yang ditemukan pada bulan Oktober 2004 di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang
didominasi oleh kelas Bacillariophyceae sebesar 70 dan 64 Selanjutnya diikuti dari kelas Cyanophyceae sebesar 28 dan 31 . Sedangkan persentase
terkecil dari kelas Dinophyceae dengan persentase 3 dan 5 Gambar 11. Di Pulau Pramuka kelas Bacillariophyceae banyak di temukan dari jenis Skeletonema
sp., Fragillaria sp., Navicula sp., Nitzschia sp. dan Asterionella sp. Dari kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Peridinium sp. dan Ceratium sp.
Sedangkan dari kelas Cyanophyceae banyak ditemukan dari jenis Trichodesmium sp. Di perairan Pulau Panggang, kelas Bacillariophyceae banyak ditemukan dari
jenis Fragillaria sp., Asterionella sp., Nitzschia sp. dan Navicula sp. Dari kelas Dinophyceae banyak ditemukan dari jenis Gymnodinium sp. Sedangkan dari
kelas Cyanophyceae banyak ditemukan dari jenis Trichodesmium sp. A B
Gambar 11. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas fitoplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan
Desember. Persentase kelimpahan zooplankton dari masing-masing kelas yang
ditemukan di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang pada bulan Oktober 2004
sebagian besar dari kelas Crustacea yaitu sebesar 56 dan 51 , selanjutnya ditemukan dari kelas Sagittoidea sebesar 25 dan 13 , kelas Sarcodina sebesar
10 dan 29 serta dari kelas Cilliata yaitu 9 dan 7 . Kelimpahan zooplankton di perairan Pulau Pramuka dan Panggang relatif lebih merata
dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton Gambar 12. Di Pulau Pramuka kelas Crustacea banyak ditemukan dari jenis Microsetella sp. Dari kelas
Sarcodina banyak ditemukan dari jenis Globigerina sp. dan dari kelas Sagittoidea banyak ditemukan dari jenis Sagitta sp. Sedangkan dari kelas Ciliata banyak
ditemukan dari jenis Favella sp. Di perairan Pulau Panggang, kelas Crustacea banyak di temukan dari jenis Microsetella sp. Dari kelas Sarcodina banyak
ditemukan dari jenis Globigerina sp. dan dari kelas Sagittoidea banyak ditemukan dari jenis Sagitta sp. Sedangkan dari kelas Ciliata banyak ditemukan dari jenis
Favella sp.
A B
Gambar 12. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas zooplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan Oktober.
Persentase kelimpahan zooplankton dari masing-masing kelas yang ditemukan di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang pada bulan November 2004
sebagian besar dari kelas Crustacea yaitu sebesar 51 dan 55 , selanjutnya ditemukan dari kelas Sagittoidea sebesar 25 di pulau Pramuka sedangkan di
Pulau Panggang tidak ditemukan kelas Sagittoidea. Selanjutnya dari kelas Sarcodina sebesar 14 dan 37 serta dari kelas Cilliata yaitu 8 dari kedua
pulau tersebut Gambar 13. Kelas Polychaeta tidak ditemukan di Pulau Panggang tapi ditemukan di Pulau Pramuka dengan persentase yang kecil yaitu 2
. Di Pulau Pramuka kelas Crustacea banyak ditemukan dari genera Microsetella sp. Dari kelas Sarcodina banyak ditemukan dari jenis Globigerina sp. dan dari
kelas Sagittoidea banyak ditemukan dari jenis Sagitta sp. Sedangkan dari kelas
Ciliata banyak ditemukan dari jenis Favella sp. dan dari kelas Polychaeta banyak ditemukan dari jenis Temopteris sp. Untuk Pulau Panggang, kelas Crustacea
banyak ditemukan dari kelas Microsetella sp. Dari kelas Sarcodina banyak ditemukan dari jenis Globigerina sp. Sedangkan dari kelas Ciliata banyak
ditemukan dari jenis Favella sp. A B
Gambar 13. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas zooplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan
November.
Persentase kelimpahan zooplankton dari masing-masing kelas yang ditemukan di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang pada bulan Desember 2004
secara berturut-turut sebagian besar dari kelas Crustacea dan Sagittoidea dengan persentase kelimpahan sebesar 66 dan 64 . Kelas Sagittoidea di Pulau
Pramuka mempunyai persentase kelimpahan sebesar 15 dan kelas Sarcodina 19 . Sedangkan Di Pulau Panggang dari kelas Crustacea dengan kelimpahan
sebesar 26 dan kelas Sarcodina sebesar 10 Gambar 14. Di Pulau Pramuka kelas Crustacea banyak ditemukan dari jenis Microsetella sp. Dari kelas
Sarcodina banyak ditemukan dari jenis Globigerina sp. dan dari kelas Sagittoidea banyak ditemukan dari jenis Sagitta sp. Di perairan Pulau Panggang, kelas
Crustacea banyak di temukan dari jenis Microsetella sp. Dari kelas Sarcodina banyak ditemukan dari jenis Globigerina sp. dan dari kelas Sagittoidea banyak
ditemukan dari jenis Sagitta sp.
A B
Gambar 14. Persentase kelimpahan dari masing-masing kelas zooplankton di perairan Pulau Pramuka A dan Pulau Panggang B pada bulan
Desember.
C. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi