1. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB slight
losses. 2.
Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB mild losses. 3.
Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-40 dB moderate losses.
4. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB severe
losses. 5.
Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 675 dB ke atas profoundly losses Efendi, 2006: 59-61.
2.3.3 Penerapan Metode Pembelajaran Tari pada Siswa Tunarungu
Metode Penyampaian Materi Tari di SLB-B menurut Agustiningrum 2013: 10-11 adalah: a penyampaian materi dengan mempergunakan bahasa simbol sehari-
hari bagi anak tuna rungu-wicara. Percakapan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari bagi siswa-siswi tuna rungu-wicara adalah percakapan
bahasa Indonesia dengan sistem isyarat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pendidikan Luar Biasa. Bahasa
tersebut dinamakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia SIBI, berwujud tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang
melambangkan kosakata Bahasa Indonesia. SIBI dilakukan dalam pembelajaran seni tari khususnya sebagai pengantar materi dan instruksi-instruksi
yang diinginkan oleh guru pengajar, misalnya apabila guru mengucapkan salam, menanyakan kondisi siswa-siswi, menyuruh mengulang materi dan beberapa
hal lain yang terkait materi pembelajaran, b penyampaian materi dengan mempergunakan bahasa isyarat untuk menyimbolkan aba-aba tertentu dalam
penyampaian tari. Dalam seni tari terdapat beberapa simbol kosakata yang melambangkan gerak tertentu yang penggunaan istilah tersebut hanya digunakan
dalam bahasa tari. Contoh dari simbol kosakata tersebut adalah trisig, kengser, panggel dan beberapa istilah lainnya. Untuk memudahkan penyampaian materi
guru pengajar membuat beberapa istilah agar mempermudah penyampaian materi. Simbol yang dipergunakan mirip dengan SIBI yang intinya mempergunakan jari
dan tangan untuk mengganti bahasa verbal atau menyimbolkan pernyataan tertentu, c penyampaian gerak dengan metode pengenalan gerak dasar tari.
Pembelajaran seni tari di SLB-B juga melakukan beberapa kegiatan yang sama seperti pembelajaran tari bagi siswa-siswi yang tidak berkebutuhan
khusus. Kesamaan tersebut nampak pada metode yang dipakai, yaitu metode pengenalan gerak dasar tari. Pengenalan gerak dasar adalah tahapan pembelajaran
yang dilakukan diawal pelajaran yang berfungsi untuk mengenalkan gerak- gerak dasar yang dilakukan dalam pembelajaran seni tari bagi siswa-siswi tuna
rungu-wicara SLB-B. Pengenalan Gerak tersebut meliputi: 1 gerak-gerak dasarposisi tubuh, tangan, kaki, kepala, 2 gerak-gerak dasar dalam bentuk
sekaran, d penyampaian materi melalui metode imitasi adalah metode yang dilakukan dalam pembelajaran tari dengan cara guru memberi contoh
gerakannya dan siswa menirukan gerakan yang dicontohkan guru. Biasanya metode Imitasi terkait dengan metode pengenalan gerak dasar.
2.4 Program Ekstrakurikuler