Teori Birokrasi Kerangka Teori

1.6.2 Teori Birokrasi

Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor; dan kata “kratia” cratein yang berarti pemerintahan. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi Ernawan, 1988. Dalam konsep bahasa inggris secara umum, birokrasi disebut juga dengan public service.Fungsi pokok yang ada dalam birokrasi adalah untuk mengimplementasikan atau “excecute law and policy“. Oleh Sebab itu terkadang birokrasi itu sebagai “the administration” sementara itu bagi eksekutif disebut dengan istilah “government”. Menurut Max Weber Birokrasi merupakan suatu bentuk tatanan dalam hal kinerja. Penetapan tujuan dan perancangan serta bentuk dari tindakan kinerja tersebut pada umumnya mempunyai kewenangannya tersendiri yang berasal dari beberapa unsur peraturan, prosedur, dan peranan yang dituliskan secara jelas mengenai intensitas kerja pengelola objek birokrasi itu sendiri berdasarkan ketentuan yang berlaku agar tujuan kinerja itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Birokrasi pada pandangan Max Weber ini memfokuskan pada perihal instrument teknis dari kinerja birokrasi pemerintah guna mewujudkan pelayanan publik yang baik. 10 Gagasan Birokrasi Weber yang dikutip Rahman mengemukakan ciri-ciri utama struktur birokrasi adalah : 11 1. Prinsip Pembagian Kerja. Kegiatan-kegiatan regular yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dibagi dalam cara-cara tertentu sebagai tugas-tugas jabatan. Dengan adanya prinsip pembagian kerja yang jelas ini dimungkinkan pelaksanaan perkejaan oleh tenaga-tenaga spesialisasi dalam setiap jabatan, sehingga pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan tanggungjawab penuh dan efektif. 10 Ferdinan Kerebungu, Teori Sosial Makro, Malang: 2008, Wineka Media Hal.51 11 Ibid Hal 52. Universitas Sumatera Utara 2. Aturan dan Prosedur Pelaksanaan kegiatan didasarkan pada suatu system peraturan yang konsisten. Sistem standar tersebut dimaksudkan untuk menjamin adanya keseragaman pelaksanaan setiap tugas dan kegiatan tanpa melihat pada jumlah orang yang terlibat didalamnya. 3. Transparansi Keterbukaan dalam pengolahan data adalah hal yang paling efektif dalam menghindari kecurigaan yang terjadi akibat tidak adanya akses dalam daya olah data. Transparansi pada hakikatnya merupakan bentuk dari penjabaran data secara terbuka dan transparan bagi siapa saja yang ingin melakukan pengecekan pada pendataan tersebut. Hal ini dilakukan guna terciptanya unsur saling percaya-mempercayai antar substansi atau perseorangan. 4. Prinsip Netral Pejabat yang ideal dalam suatu birokrasi melaksanakan kewajiban dalam semangat formal formalistic impersonality, artinya tanpa perasaan simpati atau tidak simpati. Dalam prinsip ini, seorang pejabat dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terlepas dari pandangan yang bersifat pribadi. Dengan menghilangkan pertimbangan yang bersifat pribadi dalam urusan jabatan, berarti suatu pra kondisi untuk bersikap tidak memihak dan juga untuk efesiensi. 5. Birokrasi Murni Pengalaman menunjukkan bahwa tipe birokrasi yang murni dari suatu organisasi atau lembaga administrasi dilihat dari segi teknis akan dapat memenuhi efesiensi tingkat tinggi. Mekanisme birokrasi yang berkembang sepenuhnya akan lebih efesien daripada organisasi yang tidak seperti itu atau yang tidak berdomain birokrasi. Universitas Sumatera Utara

1.7. Alur Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

0 68 102

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

3 124 98

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

1 49 102

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Studi Verifikasi Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pada Pemilu Legislatif 2009)

0 7 1

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Studi Verifikasi Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pada Pemilu Legislatif 2009)

0 8 1

BAB II SEJARAH KOMISI PEMILIHAN UMUM 2.1 Sejarah Terbentuknya KPU di Indonesia - Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

0 1 17

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

0 3 14

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11