1.6.1 Teori Kinerja
Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai “penampilan”, “hasil kerja”, atau “prestasi”.
Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing
prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Suyadi Prawirosentono mendefinisikan kinerja yaitu sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Sedangkan
Bastian Noggi mengemukakan definisi kinerja yaitu sebagai sebuah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu
organisasi, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi tersebut dan seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan dengan pencapaian
tujuan dan target yang telah ditetapkan. Bernardin dan Russel memberikan pengertian Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh
dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job
function or activity during time period.
7
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas
atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu. Sehingga dapat dipahami bahwa kinerja organisasi ditentukan dari seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksana tugas-tugas
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki berdasarkan program, kebijakan, serta visi dan misi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk melakukan kajian secara lebih mendalam tentang faktor-faktor
7
Ahmad Ruky. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : 2002, Gramedia Pustaka Utama. Hal.74
Universitas Sumatera Utara
yang mempengaruhi efektivitas kinerja, maka perlu melihat beberapa indikator pendekatan untuk memahami tolak ukur pencapaian hasil kerja yang dilakukan.
Adapun indikator penilaian untuk mengukur pendekatan kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
8
1. Profesionalitas Suatu organisasi dituntun professional, baik dalam segi kualitas sumber daya
manusianya serta mempunyai landasan kerja guna menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif. Kemampuan seseorang atau kelompok merupakan
faktor penting dalam mekanisme kerja yang prosesional guna tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Profesionalitas juga menuntut adanya landasan
hukum atau peraturan yang menjadikan tugas dan fungsi organisasi itu bergerak sesuai dengan ketentuan organisasi.
2. Progresifitas Progresifitas merupakan bentuk dari komitmen ataupun keseriusan dalam
menjalankan program yang dikerjakan. Komitmen yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kefektivitas kinerja, karna merupakan bentuk dari
keseriusan dan usaha melakukan pekerjaannya secara tepat dan benar. 3. Responsivitas
Responsivitas dalam
ruang lingkup birokrasi
erat kaitannya
dengan pengembangan pelayanan publik. Hal ini disebabkan karena birokrasi publik
memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan
lebih kompleks dibandingkan dengan organisasi swasta. Responsivitas juga berkaitan dengan
perihal interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan berberapa pihak ataupun masyarakat dalam mekanisme kinerja.
8
Agus Dwiyanto, Dkk. Reformasi Kinerja Birokrasi Publik. Yogyakarta: 2008, Gadjah Mada Univeristy Press. Hal 50-51
Universitas Sumatera Utara
4. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan suatu ukuran seberapa besar tingkat kesesuaian
pengerjaan yang dilakukan suatu lembaga atau organisasi. Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu organisasi dengan tujuan
penilaian kinerja merupakan suatu bentuk penyesuaian dari seluruh rangkaian kerja secara terstruktur dari awal sampai dengan akhir.
Kegunaan penilaian kinerja adalah :
9
1. Menilai kualitas, kuantitas dan efisiensi pelayanan 2. Memotivasi birokrat pelaksana
3. Memonitor para kontraktor 4. Melakukan penyesuaian anggaran
5. Mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani
6. Menunutun perbaikan dalam pelayanan publik
Penyebab kesulitan dalam pengukuran kinerja adalah : 1. Tujuan dan misi organisasi pelayanan publik sangat kabur bersifat
multidimensional 2. Stakeholders pengambil kebijakan jauh lebih banyak dan komplek dari
pada organisasi swasta 3. Stakeholders sering kali memiliki kepentingan yang berbenturan antara
satu dengan yang lainnya.
9
Ibid Hal.53
Universitas Sumatera Utara
1.6.2 Teori Birokrasi