Prinsip-prinsip Yang Mempengaruhi Kelancaran Dalam Etika Profesi

3.6 Prinsip-prinsip Yang Mempengaruhi Kelancaran Dalam Etika Profesi

Seorang profesional dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu berkaitan dengan kode etik profesi code of profession dan kode perilaku code of conduct sebagai standar moral, tolok ukur atau pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dan kewajibannya masing-masing sesuai fungsi dan peran dalam satu organisasilembaga yang diwakilinya. Seorang profesional dapat membedakan secara etis mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat dilakukannya sesuai dengan pedoman kode etik profesi yang disandang oleh yang bersangkutan. Melalui pemahaman Etika Profesi tersebut, di harapkan para profesional, memiliki kualifikasi kemampuan tertentu Ruslan 2004:54, yaitu : 1. Kemampuan untuk kesadaran etis ethical sensibility Kemampuan ini merupakan landasan kesadaran yang utama bagi seseorang profesional untuk lebih sensitive dalam mempertahankan kepentingan profesi, bukan untuk subjektif, tetapi ditujukan untukkepentingan yang lebih luas objektif. 2. Kemampuan untuk berpikir secara etis ethical reasoning Memiliki kemampuan berwawasan dan berpikir secara etis, dan mempertimbangkan tindakan profesi atau mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, objektif, dan penuh integritas pribadi serta tanggungjawab yang tinggi. 3. Kemampuan untuk berperilaku secara etis ethical conduct Universitas Sumatera Utara Memiliki perilaku, sikap, etika moral dan tata krama etiket yang baik good moral and good manner dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain social contact. 4. Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis ethical leadership Kemampuan atau memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk mengayomi, membimbing, dan membina pihak lain yang dipimpinnya. Seorang profesional secara umum memiliki lima prinsip Etika Profesi sebagai berikut: a. Tanggungjawab Setiap penyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap profesi. Hasil dan dampak yang ditimbulkan memiliki dua arti sebgai berikut: • Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya by function, artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efisien, dan efektif. • Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan profesi by profession tersebut terhadap dirinya, rekan kerja dan profesi, organisasiperusahan dan masyarakat umum lainnya, serta keputusan atau hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna bagi dirinya atau Universitas Sumatera Utara pihak lainnya.Prinsipnya, seorang profesional harus berbuat baik beneficence dan tidak berbuat sesuatu kejahatan non malefience. b. Kebebasan Para profesional memiliki kebebasan dalam menjalankan profesinya tanpa merasa takut atau ragu-ragu, tetapi tetap memiliki komitmen dan bertanggung jawab dalam batas-batas aturan main yang telah ditentukan oleh kode etik sebagai standar perilaku profesional. c. Kejujuran Jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya, mengakui kelemahannya dan tidak menyombongkan diri, serta berupaya terus untuk mengembangkan diri dalam mencapai kesempurnaan bidang keahlian dan profesinya melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. d. Keadilan Dalam menjalankan profesinya, setiap profesional memiliki kewajiban dan tidak dibenarkan melakukan pelanggaran terhadap hak atau mengganggu milik orang lain, lembaga atau organisasi hingga mencemarkan nama baik Bangsa dan Negara. g. Otonomi Dalam prinsip ini, seorang profesional memiliki kebebasan secara otonom dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian, pengetahuan, dan kemampuannya. Organisasi dan departemen yang Universitas Sumatera Utara dipimpinnya melakukan kegiatan operasional atau kerja sama yang terbebas dari campur tangan pihak lain.

3.7 Jabatan Sekretaris Sebagai Profesi