F. Respirasi
Laju produksi CO
2
dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating pada suhu ruang lebih tinggi dibandingkan pada suhu simpan 5,
10 C. Hal ini disebabkan pada penyimpanan dingin proses respirasi dihambat
sehingga produksi CO
2
dan konsumsi O
2
rendah. Menurut Muchtadi dan Sugiyono 1989, suhu yang rendah akan menghambat proses respirasi, aktifitas
mikroorganisme dan enzim. Dikatakan pula bahwa makin tinggi suhu maka respirasi makin cepat, hal ini berlaku sampai suhu optimum, apabila melewati
suhu optimum kecepatan respirasi menurun. Penyimpanan pada suhu rendah menghambat tingginya produksi CO
2
dan konsumsi O
2.
CO
2
yang keluar merupakan molekul organik yang teroksidasi, terjadi dalam mitokondria
menguraikan turunan piruvat sebagai hasil glikolisis. Dimana glikolisis mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa. Hal serupa dilaporkan Burg
2004, menyatakan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa menghasilkan turunan piruvat dan penguraian piruvat menghasilakan CO
2.
Laju produksi CO
2
dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating pada suhu 5
C, 10 C dan suhu ruang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pantastico 1986 melaporkan respirasi dapat meningkat atau menurun tergantung pada kerentanan buah terhadap suhu dingin. Pada Gambar 21, 22 di
bawah ini dapat dilihat bahwa laju respirasi perlakuan heat shock 20, 40 menit dan kontrol pada suhu simpan 5
C mengalami puncak klimakterik berturut-turut pada hari ke-4 dan ke-5 penyimpanan, sedangkan pada perlakuan Aloe vera
coating puncak klimakterik terjadi pada hari ke-6. Pada penyimpanan suhu 10 C,
puncak klimakterik perlakuan heat shock 40 menit terjadi pada hari ke-2 penyimpanan, sedangkan puncak klimakterik perlakuan heat shock 20 menit,
kontrol dan heat shock 60 menit masing-masing terjadi pada hari ke-3 dan ke -4 penyimpanan sedangkan puncak klimakterik perlakuan Aloe vera coating terjadi
pada hari ke-6 penyimpanan. Pada kondisi penyimpanan suhu 5 dan 10 C
perlakuan Aloe vera coating dapat menunda atau menekan kenaikan klimakterik buah tomat. Pernyataan ini didukung oleh Valverde et al. 2005 yang menyatakan
bahwa Aloe vera coating dapat berperan baik menahan laju respirasi selama
penyimpanan disebabakan gel Aloe vera bersifat higroskopis dan bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air.
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Waktu hari
L a
ju re
s p
ir a
s i
C O
2
m l
k g
j a
m
HST 20 HST 40
HST 60 Aloe
Kontrol
Gambar 21. Produksi CO
2
dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5
C selama penyimpanan.
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Waktu hari
L a
ju re
s p
ir a
s i
C O
2
m l
k g
j a
m
HST 20 HST 40
HST 60 Aloe
Kontrol
Gambar 22. Produksi CO
2
dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 10
C selama penyimpanan. Pada Gambar juga dilihat bahwa perlakuan heat shock tidak menurunkan
laju respirasi, karena dengan heat shock laju produksi CO
2
dan konsumsi O
2
lebih tinggi. Pernyataan ini didukung oleh Weast 1981 menyatakan jika pemanasan
berlangsung, membran di sekeliling kloroplas menjadi lebih permeabel dan asam- asam dari tanaman akan dibebaskan, karena klorofil terlepas dari kompleknya
dengan protein. Troller dan Christian dalam Suriati 2000 menambahkan oksidasi asam lemak tidak jenuh pada fospolipid dapat berlangsung dengan mudah sebagai
akibat dari perlakuan panas. Laju produksi CO
2
pada suhu simpan 5 C lebih
rendah daripada suhu simpan 10 C. Hal ini disebabkan pada penyimpanan dingin
proses respirasi dihambat sehingga Produksi CO
2
dan konsumsi O
2
rendah.
G. Warna