pH Susut Bobot Total Padatan Terlarut Kekerasan Laju Respirasi

D. Pengamatan

1. Pengukuran Ion Leakage Pengukuran ion leakage dilakukan setiap hari pada 1 sampel pada masing- masing kondisi suhu penyimpanan. Ion leakage diukur berdasrkan perubahan nilai konduktivitas listrik larutan dengan menggunakan Electricity Conductivity meter D-24 HORIBA dengan satuan Siemensmeter. Pertama-tama daging buah tomat dikuliti kemudian dipotong kecil dengan ukuran 1cm x 1cm x 1cm. Sampel direndam ke dalam aquabides 40 ml yang nilai konduktivitas listrik awalnya diketahui. Pengukuran dilakukan pada suhu ruang selama 300 menit dengan selang waktu 20 menit. Setelah 5 jam, dengan menggunakan blender, sampel dihancurkan selama 2 menit supaya semua ion terlarut ke dalam aquabides dan nilai konduktivitas listrik total-nya diukur. Data dari ion leakage dinyatakan dalam persen dari total konduktivitas listrik dalam larutan. Sesuai penelitian Purwanto 2005 persamaan yang digunakan untuk mengukur perubahan ion leakage adalah sebagai berikut : Perubahan ion leakage = xy 100 ...................................................1 Keterangan : x : nilai konduktivitas listrik menit ke-n; n= 20, 40, 60,...,300 y : nilai konduktivitas listrik akhir setelah diblender

2. pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan sisa sampel yang digunakan untuk pengukuran ion leakage, sampel selanjutnya diparut dan diperas, larutan hasil perasan kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter D-24 HORIBA.

3. Susut Bobot

Dinyatakan dalam dan diperoleh dengan cara menimbang produk awal dan akhir, kemudian dihitung dengan persamaan berikut : Susut bobot = 100 awal bobot akhir bobot - awal bobot x

4. Total Padatan Terlarut

Penentuan total padatan terlarut diukur dengan menggunakan alat refraktometer type PR-201 merk ATAGO. Buah tomat dihancurkan dengan blender, kemudian cairan buah yang telah disaring diteteskan pada prisma refraktometer. Indeks refraksi sebagai total padatan terlarut ditentukan dengan melihat angka yang tertera pada skala refraktometer dalam Brix.

5. Kekerasan

Kekerasan buah tomat diukur dengan menggunakan Rheometer model CR-300, dengan beban maksimum 2kg, kedalaman penusukan 10 mm dengan diameter jarum 5mm. Pengukuran dilakukan di 4 tempat yaitu bagian atas, tengah 2 tempat dan bawah buah. Kecepatan penurunan alat penekan 2 cm60 detik, angka yang didapat pada saat bahan pecahhancur dimasukkan ke dalam persamaan berikut : E = FAdLL Dimana : E = Modulus secant kgcm 2 F = Gaya tekan penekan kg A = Luas preparat dihitung sebagai luas lingkaran 14 Rd 2 cm 2 dL = Tinggi bahan tertekan saat mulai pecah dt60 detik x 2 cm cm dT = Waktu buah mulai pecah L = Tinggi bahan cm

6. Laju Respirasi

Pengukuran laju respirasi dilakukan dengan menggunakan sistem terbuka open system. Bahan disiapkan dan ditimbang dan ditempatkan ke dalam stoples respirasi dengan volume 2.6 liter permeabilitas udara nol. Sebelumnya tutup stoples respirasi dilubangi dengan diameter 10 mm sebanyak dua buah dan pada lubang dimasukkan pipa plastik sepanjang 30 cm. Pada pertemuan pipa plastik dengan tutup diberi vaselin, cat dan malam untuk menghindari kebocoran. Selanjutnya pipa plastik ditutup dan segera disimpan pada suhu yang telah ditetapkan. Perubahan konsentrasi gas CO 2 dan chamber diukur pada waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan infra red gas analyzer, sedangkan untuk O 2. menggunakan oksigen tester, yang dapat dibaca pada monitor alat tersebut, setelah pengukuran udara di dalam stoples dinormalkan kembali an selanjutnya disimpan kembali. Pengukuran dihentikan pada saat produk telah ditolak konsumen. Konsentrasi gas O 2. dan CO 2 yang didapat, dimasukkan ke dalam persamaan laju respirasi yang dikutip dari Singh 2001 sebagai berikut : R 1 = Wdt Vdx 1 ……………………………........ .......................2 R 2 = Wdt Vdx 2 ………………………………..........................3 Dimana : R = Laju respirasi, mlkgjam x = konsentrasi gas, t = waktu, jam V = Volume bebas chamber ml W = berat komoditas, kg Subskrit 1 dan 2 masing-masing menyatakan gas O 2 dan CO 2

7. Perubahan Warna