219
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
akan menikmati dengan segenap lima indranya dengan baik. Terakhir jika berdana tanpa merugikan siapa pun, akan menghasilkan kemakmuran, kekay-
aan dan harta berlimpah yang aman terlindung dari bahaya api, air, angin, pencuri, dan ahli waris yang berwatak buruk.
B. Besar Kecilnya Manfaat Berdana
Menanam kebajikan berkualitas dengan mengembangkan pikiran baik hasil- nya tentu bermanfaat, tetapi bila bila dilakukan tidak dengan pikiran tulus
akan kurang bermanfaat. Bedasarkan tingkatan manfaatnya, maka suatu dana dapat kita bedakan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian yang besar dengan manfaat kecil Contohnya orang-orang yang membunuh binatang untuk dikorbankan
kepada para dewa dengan disertai perayaan yang besar dan segala ma- cam upacara persembahyangan. Hal ini memerlukan biaya yang besar
tetapi pahala atau kebaikan untuk mereka yang melaksanakan hal terse- but sangatlah sedikit.
2. Pemberian yang kecil dengan manfaat yang juga kecil Contohnya seorang yang kaya raya tetapi ia sangat kikir sehingga tidak
mau untuk berdana dengan banyak padahal ia mampu dan setulus hati. 3. Pemberian yang kecil dengan manfaat yang besar
Contohnya seorang yang miskin yang memberikan dananya dengan jum- lah yang sedikit karena batas kemampuannya memang hanya sampai di
situ tetapi ia berdana dengan tulus hati dan tanpa pamrih.
4. Pemberian yang besar dengan manfaat yang besar Contohnya seorang hartawan yang mendanakan sebagian hartanya guna
kepentingan orang banyak, misalnya dengan mendirikan vihara, panti asuhan, dan sebagainya yang semuanya itu dilakukan dengan hati yang
tulus dan tanpa pamrih. Pemberian dana yang tulus akan membuahkan hasil yang sangat besar.
Di dalam Dakkhina Vibhanga Sutta, Sang Buddha menyebutkan bahwa nilai suatu dana bergantung juga dengan kelakuan dari orang yang menerima dana
maupun yang memberi dana. Dilihat dari nilai dan mutu atau kebergunaan barang yang didanakan, suatu dana dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut. a Berdana barang yang sudah buruk, yang dirinya sudah tidak mau me-
makainya lagi b Berdana barang yang baik sebaik diri sendiri memakainya
c Berdana barang yang lebih baik daripada yang kita pakai sendiri
220
Buku Guru Kelas V SD
Dalam “Sapurissa Dana 8” dijelaskan tentang 8 macam berdana materi yang baik’. Kedelapan hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdana barang yang bersih halal, yang benar-benar merupakan hasil jerih payah kita sendiri Sucim deti.
2. Berdana barang yang baik, dan masih bisa dipakai Panitam deti. 3. Berdana barang yang tepat pada kondisinya, misalnya berdana buku-
buku pelajaran yang memang sedang mereka butuhkan Kalena deti. 4. Berdana barang yang layak, misalnya kalau kita berdana kepada bhikkhu
Sangha, berupa empat kebutuhan pokok bhikkhu Kapiyyam deti. 5. Berdana barang yang bijaksana, berdana kepada yang memang benar
membutuhkan seperti korban bencana alam dan lain-lain Vicceya deti. 6. Berdana barang secara tetap, misalnya menjadi penyokong vihara, rumah
yatim piatu, dan lain-lain Abhinham deti. 7. Berdana barang dengan pikiran tenang dan tanpa pamrih Dadam cittam
pasa deti. 8. Setelah berdana, batin merasa tenang. Bila berdana tanpa pamrih dan
melihat orang yang menerima dana itu berbahagia, kita pun ikut berba- hagia Datva attamano deti.
C. Tempat Berdana
Dana patut diberikan kepada siapa saja yang memerlukan. Namun, selain hal
tersebut, dikenal pula tentang adanya lapangan yang subur untuk menanam
jasa. Artinya, bila yang kita berikan dana adalah merupakan lapangan yang subur
untuk menanam jasa, dana tersebut dapat memberikan hasil yang besar bagi yang
berdana. Contohnya:
1 persembahan dana yang ditujukan kepada Buddha, arahat, atau orang suci,
2 orang yang melaksanakan Sila bhikkhu di hari Khatina, 3 orang tua ayah dan ibu,
4 orang yang belum berpenghasilan, 5 mereka yang sedang membutuhkan bantuan,
Sumber : www. melayuonline.com Gambar 4 : umat berdana kebutuhan
pokok bhikkhu