157
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
akan dapat memahami pandangan gurunya dalam waktu singkat dan dapat
mempertahankan kebahagiaan.”
Dengan kecerdasan-Nya, Petapa Siddharta dapat dengan mudah
mempelajari dan mempraktikkan ajaran Alara. Hanya dengan mengulangi kata-
kata guru-Nya dengan sedikit gerakan bibir, Petapa Siddharta mencapai tahap
di mana Beliau dapat mengatakan, “Aku telah mengerti” Ia membuat
pernyataan, “Aku telah mengerti Aku telah melihat ajarannya” dan
pemimpin aliran beserta siswa-siswa lainnya menerima pernyataan-Nya.
Alara berkata dengan penuh kegembiraan, “Kami telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri seorang petapa yang sangat cerdas seperti diri-Mu. Adalah
keuntungan besar bagi kami, Sahabat” “Di dunia yang dikuasai oleh pikiran jahat sifat iri hati issà yaitu rasa cemburu yang disebabkan oleh kesejahteraan
dan keberuntungan orang lain. Alara si pemimpin aliran, sebagai seorang mulia yang bebas dari rasa iri hati, secara terbuka mengungkapkan pujian terhadap
Petapa Siddharta yang memiliki kecerdasan, cepat belajar yang tiada bandingnya. Sebagai seorang yang memiliki kejujuran dan keinginan untuk memuji mereka
yang patut dipuji chanda, dialah Alara, guru mulia yang memiliki kebijaksanaan tanpa cela yang patut diteladani.
Setelah berusaha dan berhasil mencapai meditasi tingkat tinggi. Mula- mula berdiam dalam pencapaian itu dan menikmatinya. Beliau melihat dengan
jelas kekurangan yang terdapat dalam pencapaian tersebut, yaitu tidak dapat membebaskan dari lingkaran penderitaan. Beliau menjadi tidak tertarik dalam
melatih pencapaian ini. Karena pencapaian ini tidak dapat membebaskan dari penderitaan Nibbana. Beliau tidak tertarik lagi dan pamit meninggalkan Alara
Kalama sebagai guru pertamanya.
C. Beguru pada Udakaramaputta
Setelah meninggalkan guru pertamanya yaitu Alara Kalama, Beliau pergi mengembara hingga akhirnya tiba di tempat kediaman seorang pemimpin sebuah
aliran lain, Udaka putra Ràma Uddakka Ramaputta. Beliau mengajukan per- mohonan ingin menjalani kehidupan suci sesuai caranya. Permohonan tersebut
diterima dengan baik. Jika ajaran-ajaran ini dipraktikkan dengan sungguh-sung-
Sumber : www.tjoaputra.com Gambar 3 : Petapa Siddhata berguru pada Alara
kalama
158
Buku Guru Kelas V SD
guh dengan tekun, akan memungkink- an dalam waktu singkat menguasai
kekuatan batin luar biasa abhinnà. Bila mengikuti cara dan pandangan
guru àcariya-vàda akan hidup ber- bahagia.” Dengan cerdas dan ulet Pet-
apa Siddharta tidak membuang-buang waktu untuk mempelajari ajaran-aja-
ran dan mempraktikkan latihan se- hingga dalam waktu singkat Petapa
Siddharta mampu mengerti dengan
jelas ajaran Uddakka Ramaputta. Hal ini diakui oleh Uddakka dan siswa-siswa lainnya.
Petapa Siddharta mendekati Udaka si pemimpin aliran dan bertanya, “O Sahabat, sampai sejauh manakah ayahmu, Ràma guru besar, mengatakan
mengenai penembusan ajarannya oleh dirinya?” Uddakka menjawab bahwa ayahnya telah mencapai Jhàna tingkat tinggi yang disebut tingkat pencerapan
pun bukan tidak pencerapan Nevasannàvàsannàyatana Jhàna. Petapa Siddharta berkata, “Sahabat, Aku juga telah mencapai tingkat tersebut dan berdiam di sana
penuh kebahagiaan.”
Sebagai seorang mulia yang telah bebas dari noda batin iri hati issà dan sifat egois micchariya, Uddakka Ramaputta telah menyaksikan sendiri bahwa ada
seorang petapa yang sangat cerdas seperti Petapa Siddharta, sehingga Uddakka berkata, “Keuntungan besar bagi kami, memiliki Sahabat seperti Anda Akhirnya,
Uddakka Ramaputta menyerahkan seluruh kelompok aliran tersebut kepada Petapa Siddharta dan mengangkat-Nya sebagai guru bagi kelompoknya.
Pencapaian meditasi tingkat tinggi yang disebut tahap pencerapan pun dilihat dengan jelas oleh Petapa Siddharta bahwa hal ini masih berada dalam lingkaran
penderitaan. Pencapaian ini tidak dapat mengakhiri lingkaran penderitaan dari usia tua, sakit, dan kematian. Akhirnya, Beliau pun meninggalkan Uddakka Ramaputta
karena pencapaiannya hanyalah sebatas di alam duniawi yang belum terbebaskan dari bahaya kelahiran, usia tua, dan kematian.
Sumber : www.tjoaputra.com Gambar 4 : Petapa Siddhata berguru dengan
Uddakka Ramaputta
Rangkuman Petapa Siddharta disebut juga Petapa Gotama berguru kepada Alara
Kalama dan Uddakka Ramaputta. Karena cerdas dan tekun dalam belajar, dalam waktu singkat sudah dapat menyamai kepandaian gurunya dan dapat
menyerap ajaran tentang cara meditasi tinggi. Meskipun demikian karena apa yang dipelajari dan dicapainya belum bisa mengatasi usia tua, sakit dan
mati, Beliau pun meninggalkan kedua gurunya tersebut.