Kontrasepsi Merokok HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2.4. Kontrasepsi

Dari hasil penelitian,terlihat bahwa banyak responden yang menderita kanker serviks adalah dari kelompok yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi, yaitu sebanyak 126 pasien 81,3 . Dari kelompok pasien yang pernah menggunakan kontrasepsi, pasien yang pernah konsumsi kontrasepsi jenis pil adalah sebanyak 19 pasien 12,3 . 6 pasien pernah menggunakan kontrasepsi jenis suntik 3,8 sedangkan 4 pasien pernah menggunakan kontrasepsi jenis susuk 2,6 dan didapati tiada pasien yang pernah menggunakan kontrasepsi jenis spiral. Makanya, dari jenis - jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien, pasien yang menggunakan kontrasepsi jenis pil menunjukkan angka kejadian kanker serviks yang paling tinggi. Makanya, hasil penelitian saya adalah tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pemakaian kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks 1,5 – 2,5 kali dibandingkan dengan tanpa pernah menggunakan kontrasepsi.Belinson S.Smith J.S.,Myers E,Olshan A, dan Hartmann K.,2002. Hal ini karena, mungkin penelitian tersebut dilakukan di negara yang maju sedangkan penelitian saya ini dilakukan di negara yang sedang berkembang, di mana tahap pengetahuan penduduk tentang penggunaan alat kontrasepsi adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan negara maju. Makanya, kasus penderita kanker serviks akibat penggunaan alat kontrasepsi adalah lebih rendah di dalam penelitian saya jika dibandingkan dengan tanpa pernah menggunakan alat kontrasepsi.

5.2.5. Merokok

Menurut penelitan yang dilakukan, penderita kanker serviks yang mempunyai kebiasaan merokok adalah 48 responden 31,0 manakala penderita kanker serviks yang tidak mempunyai kebiasaan merokok adalah 107 responden 69,0 . Menurut hasil penelitian Indriyani D 1991, semakin banyak dan lama wanita merokok, maka semakin tinggi resiko untuk terkena kanker serviks. Justeru, hasil penelitian saya ini adalah tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani D 1991. Namun, terdapat juga penelitian yang Universitas Sumatera Utara dilakukan U.S. Department of Health and Human Services. How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health, 2010 di mana studi terbesar yang pernah dilakukan tentang akibat merokok pada kemungkinan pembentukan kanker. Studi itu adalah Cancer Prevention Study yang di danai oleh asosiasi kanker Amerika. Studi ini melibatkan lebih dari 1,2 juta orang sehingga menyajikan data yang cukup akurat tentang resiko kanker pada perokok. Asosiasi Kanker Amerika menghitung kalkulasi antara relativitas resiko beberapa kanker pada perokok Berikut adalah daftar untuk pria dan wanita: Lung cancer: 23,3 pria 12,7 wanita Cancers of larynx: 14,6 pria 13,0 wanita Cancers of mouth, lip pharynx: 10,9 pria 5,1 wanita Esophageal cancer: 6,6 pria 7,8 wanita Pancreatic cancers: 2,3 untuk kedua pria wanita Stomach cancers: 2,0 pria 1,4 wanita Cervical cancer: 1,6 wanita Bladder cancer: 3,2 pria 2,2 wanita Kidney other urinary cancers: 2,7 pria 1,3 wanita Acute myeloid leukemia: 1,9 pria 1,1 wanita Melihat persentase kanker bagi parap perokok untuk tiap tipe kanker adalah: Lung: 80 Cancer of the Larynx: 78 Cancer of the Esophagus: 74 Cancers of the Mouth, lip pharynx: 61 Bladder: 39 Cancer of the Pancreas: 22 Kidney: 21 Stomach: 20 Acute Myeloid Leukemia: 17 Cervix: 13 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil tersebut, penelitian saya adalah sejalan dengan penelitian di atas karena persentase kanker serviks akibat merokok adalah 13 sedangkan persentase kanker paru akibat merokok adalah jauh lebih tinggi 80 . Makanya, kebiasaan merokok bisa menyebabkan kanker serviks tetapi adalah faktor resiko yang utama untuk kanker paru dan bukan merupakan faktor resiko yang major untuk kanker serviks. Hal ini dapat diperoleh dari hasil penelitian saya di mana kasus penderita kanker serviks adalah lebih tinggi pada penderita yang tidak mempunyai kebiasaan merokok dibandingkan dengan penderita yang mempunyai kebiasaan merokok. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini, saya dapat menyimpulkan : 1. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden berumur ≥ 40 tahun. Proporsi terbesar adalah pada kelompok umur 40 - 49 tahun. 2. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang bernikah pada usia muda, yaitu ≤ 20 tahun. Proporsi terbesar adalah pada responden yang menikah pada usia 20 tahun, yaitu sebanyak 31 pasien. 3. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden dengan paritas ≥ 3 yaitu sebanyak 145 pasien. Proporsi terbesar adalah pada kelompok yang jumlah paritas 5, yaitu sebanyak 42 pasien. 4. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi KB, yaitu sebanyak 126 pasien berbanding dengan responden yang pernah menggunakan kontrasepsi, 29 pasien. 5. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang tidak mempunyai tabiat merokok, yaitu sebanyak 107 pasien berbanding dengan responden yang mempunyai tabiat merokok, 48 pasien.

6.2. Saran

Dari penelitian ini, terlihat bahwa secara keseluruhan : 1. Perlunya penyuluhan kepada golongan wanita terutamanya yang bernikah pada usia muda, berumur ≥ 40 tahun, dan mempunyai ≥ 3 orang untuk melakukan deteksi dini terhadap lesi prakanker dengan papsmear sehingga angka kejadian kanker serviks dapat ditekan. 2. Perlunya penyebaran informasi kepada golongan wanita yang sudah bernikah tentang pentingnya melakukan pemeriksaan pap smear sebagai langkah Universitas Sumatera Utara