Desain Penelitian Tempat dan waktu Penelitian Populasi Penelitian Subjek penelitian Batasan dan definisi operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan observasional analitik dengan cara cross sectional potong lintang. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling terhadap penderita penyakit hati kronis dan telah dinilai derajat fibrosis hati dengan FibroScan. Jumlah sampel dibatasi sesuai perkiraan jumlah minimal sampel atau sampai batas waktu pengumpulan sampel yang ditetapkan.

3.2. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK USURSUP H. Adam Malik Medan bekerja sama dengan Sub Gastroenterologi - Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK- USURSUP. H. Adam Malik Medan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Juli 2011.

3.3. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah penderita penyakit hati kronik yang dinilai dan ditentukan derajat fibrosis melalui pemeriksaan FibroScan yang hanya dilakukan oleh Prof.Lukman Hakim Zain,SpPD-KGEH, pada penderita yang berobat jalan dan yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan. Seluruh peserta yang ikut dalam penelitian ini diberikan Universitas Sumatera Utara informed-consent dan telah mendapat penjelasan tentang prosedur penelitian dan kemungkinan efek yang kurang menyenangkan yang mungkin timbul meskipun kecil.

3.4. Subjek penelitian

Persyaratan umum subjek penelitian 3.4.1. Kriteria inklusi 1. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Penderita penyakit hati kronis yang ditentukan derajat fibrosis hati melalui pemeriksaan fibroScan . 3. Usia dari 17 tahun. 3.4.2. Kriteria Eksklusi Penderita tidak diikut sertakan dalam penelitian jika : 1. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini. 2. Pasien yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu penilaian AST contohnya doksisiklin dalam satu minggu terakhir. 3. Pasien yang sedang menjalani kemoterapi dan pasien yang sedang menjalani hemodialisa.

3.6. Batasan dan definisi operasional

62 • Populasi sampel adalah penderita Penyakit Hati Kronis dan ditentukan derajat fibrosis hati dengan pemeriksaan FibroScan. Pemeriksaan fibroScan dilakukan hanya oleh Prof. Lukman Hakim Zain SpPD-KGEH. Universitas Sumatera Utara • FibroScan adalah alat yang dapat menilai elastisitas jaringan hati. Semakin kaku suatu jaringan, semakin tinggi kecepatan propagasi gelombang dan dinyatakan dalam kilopascal kPa. Derajat fibrosis hati berdasarkan hasil FibroScan di bagi atas : F0; Normal 5 kPa, F1; Mild 5,1 – 9 kPa, F2;Moderate 9,1 – 11 kPa, F3; Severe 11,1 – 14,5, F4; Sirosis 14,5 kPa. • Dinyatakan sebagai fibrosis dan menjadi sampel penelitian bila pada hasil pemeriksaan fibroscan lebih dari 5 kPa F1-F4, selanjutnya derajad fibrosis hati di bagi dalam kelompok fibrosis F1 dan kelompok fibrosis yang signifikan ≥ F2 • Skor APRI adalah skor yang didapatkan dari hasil perhitungan sbb = Aspartat aminotransferase AST UL batas atas normal x 100 jumlah platelet10 9 • Batas atas normal aspartat aminotransferase pada laki-laki 38 UL dan 32 UL pada perempuan L. • Satuan nilai trombosit yang dipakai adalah 10 9 • Obat-obatan yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium AST: L 61 antibiotik ampisilin, doksisiklin dan narkotika kodein, morfin. Universitas Sumatera Utara

3.7. Perkiraan besar sampel