BAB I PENDAHULUAN.docx modul

BAB I

PENDAHULUAN

CHAPTER I INTRODUCTION

A. Standar Kompetensi :

Competency Standard:

Standar kompetensi yang akan dipelajari di modul ini adalah Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas social.

The competency standard of this module is Understanding the social structure and various factors lead to conflict and social mobility.

Kompetensi Dasar:

Basic Competency :

Kompetensi yang akan akan di pelajari dalam modul ini adalah Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.

The basic competency that will be learnt in this module is Analyzing factors lead to social conflict in the society.

B. Deskripsi Description

Judul modul dan ruang lingkup bahasan. Module title and the scope of the discussion

Modul ini berjudul ” Konflik Sosial “ . Sedangkan ruang lingkup modul ini hanya mencakup 1 kompetensi dasar yaitu Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.

The title of this module is “Social Conflict”. This module will only cope one basic competency that is Analyzing factors lead to social conflict in the society.

Kaitannya dengan modul lain. Connection with other module

Modul ini merupakan bagian dari Standar Kompetensi 5 (Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas social)’, sehingga untuk memahami modul ini siswa harus mendalami dahulu modul tentang ” Struktur Sosial”.

This module is a part of Standard Competency 5 ( Undertanding the social structure and various factors lead to conflict and social mobility). Therefore in order to comprehend this module the students must accomplish the previous module about ”Social Structure”.

C. Waktu Time

Waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah 4 jam tatap muka ( 2 x Pertemuan ), serta 24 jam kegiatan mandiri, atau selama kurun waktu 2 minggu

The time allocated to comprehend this module is 4 hours teaching equal to 2 meetings in class. Besides, students will also spend 24 hours independent activity or approximately a two weeks teaching.

D. Prasyarat Prerequisite

Untuk mempelajari modul ini ada beberapa prasyarat yang harus dimiliki siswa, yakni :

There are prerequisite before students learn this module. Those are:

1 Memahami Pengertian dan ciri struktur social

Comprehend definition of social structure and its characteristics 2 Memahami Fungsi dan bentuk-bentuk struktur social

Comprehend function and types of social structure 3 Memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

E. Petunjuk Penggunaan Modul How to Use this Module

1. Petunjuk untuk Siswa For Students

a. Bacalah modul ini secara berurutan agar dapat memahami konsep secara runtun dan sistematis

Read this module thoroughly in order to comprehend the concept comprehensively and sistematicaly

b. Pahami isi modul ini dengan cermat, baik pada saat belajar di sekolah maupun saat belajar mandiri di rumah

Comprehend the content of the module carefuly

c. Buatlah catatan-catatan penting dari setiap materi pembelajaran yang anda pelajari

Make note for every important information you get

d. Kerjakan tugas-tugas dan latihan sesuai petunjuk yang diminta

Do all tasks and exercises based on the instruction given

e. Tanyakan pada guru/jika ada hal hal yang belum anda pahami Ask your teacher for unclear material/information

f. Kerjakan evaluasi akhir dengan jujur. Barulah koreksi hasil pekerjaan dengan melihat kunci jawaban.

Do the final evaluation before compare it with the answer key g. Sampaikan hasil pekerjaan anda berupa tugas-tugas atau

latihan latihan pada guru, tepat waktu. Submit all your tasks and exercises on time

h. Apabila belum mencapai standar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal, maka harus mengulang kembali dan menguasai materi untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Study over the material again if you have not reach the standard

2. Petunjuk untuk Guru For Teacher

a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar Help students in palnning the learning process

b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap-tahap belajar

Guide students through tasks which explained in every learning sequences

c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik,dan menjawab kendala proses belajar siswa

Help students in comprehending concept, practice and answering students learning problems

d. Memberikan motivasi Motivate students

e. Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. Record students learning improvement

f. Melaksanakan penilaian Evaluate students

g. Merencanakan pembelajaran selanjutnya Plan and prepare next learning sessions F. Tujuan Akhir

Final Objectives

i. Kinerja (prilaku) yang diharapkan Expected behaviour

ii. Kriteria keberhasilan Successful Criteria

iii. Kondisi atau variabel yang diberikan Condition or variable given

G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi Competency Standard Mastery Checklist

N

O Pertanyaan Questions Mampu

Yes

Tdk Mampu

No 1

2

3 4

Jelaskan pengertian konflik sosial ? What is social conflict?

Jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya konflik sosial ?

Mention factors that cause social conflict ?

Identifikasikan bentuk-bentuk pengendalian sosial? Identifiy the type of social control?

Identifikasikan dampak positif dan dampak negatif dari terjadinya konflik sosial ?

Identifiy the positive and negative effects of social conflict ?

II. PEMBELAJARAN

II. LEARNING MATERIAL

1. Tujuan

Objectives

Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa dapat :

After completing the learning process, the students are hoped to be able to:

a) Menjelaskan pengertian konflik sosial. Give the definition of social conflict b) Menjelaskan menurut pengertiannya.

Explain social conflict based on its definition

c) Mengidentifikasi berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Identify factors that cause social conflict

d) Mengidentifikasi berdasarkan bentuk pengendaliannya. Identify type of social control

e) Konflik sosial dianalisis berdasarkan dampak yang muncul. Analize social conflict based on its effects

2. Uraian Materi

Material Description KONFLIK SOSIAL SOCIAL CONFLICT

Di manapun keberadaannya, setiap manusia selalu terlibat interaksi dengan orang lain. Hal itu untuk mencukupi kebutuhannya. Agar semuanya berjalan teratur, maka masyarakat manusia memerlukan aturan-aturan guna mencapai tujuan bersama. Namun seiring

perkembangan zaman, interaksi sosial yang berjalan teratur dapat berubah sehingga terjadi adanya konflik sosial.

As social creature, every human need to interact one and another to fulfill their needs. In order to make sure this activity runs well, the society needs a set of rules/regulations to accomplish the collective goal.

Konflik sosial bisa dipicu oleh beberapa hal, antara lain adanya anggota masyarakat yang tidak paham dengan tujuan kelompok atau masyarakat. Konflik juga dapat berlangsung karena norma-norma sosial yang ada tidak membantu anggota masyarakat mencapai tujuan.

Social conflict can be aroused by few things such as number of society members who do not understand the goal of the group or the society. Social conflict also can be caused by the social norms/standards that failed to help its society to achieve the goals.

Konflik yang berlangsung dalam masyarakat dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Banyak contoh kasus yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini, apalagi sejak adanya reformasi tahun 1998. Kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi kadang berujung pada tindakan yang tidak terkontrol. Misalnya bentuk pertentangan dengan adanya demonstrasi yang berakhir dengan tindakan anarkis, berupa perusakan bangunan, perusakan kendaraan, pembakaran, sampai pada terjadinya bentrok fisik.

The conflict happened in the society also can be happened among individuals, individual against group and among groups itself. We can see the examples in the society now, moreover since the reformation broke in 1998. The freedom to give opinion, freedom to express youself sometime ended up with uncontrolled actions. More than once a demonstration ended up with violent actions like building and vehicle destruction, arson and physical clash.

Konflik sosial memang tidak bisa hilang dalam masyarakat, namun apakah membiarkan terjadinya konflik berlangsung tanpa aturan dan

ditunjukkan begitu saja tanpa kendali? Anggota masyarakat pasti tidak menghendakinya. Maka konflik perlu dikelola, dalam arti disalurkan melalui media yang tepat, misalnya dengan perundingan atau musyawarah, sehingga konflik tidak mengarah pada merusak barang orang lain atau melukai fisik orang lain.

It is imposible to diminish social conflict from the society, however it is also improper to let it happen on and on without regulations to restrict it. None of the society members want to live in conflict, therefore we need to manage conflict and find a right media to dispense conflict so that it will not lead into a desctructive behaviour.

Dalam kerangka itulah, setiap anggota masyarakat perlu mengetahui dan mempelajari apa itu konflik, apa penyebabnya, dan saluran apa yang dapat digunakan untuk meredam konflik. Sehingga anggota masyarakat paham bahwa konflik sebagai peristiwa yang biasa terjadi, tidak perlu dihindari dan konflik bisa diselesaikan dengan cara yang baik. Maka sosialisasi tentang konflik sosial perlu diberikan melalui lembaga formal seperti sekolah-sekolah. Untuk tujuan tersebut, maka bahan ajar ini dibuat agar wawasan tentang konflik sosial lebih luas, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi konflik yang ada.

In order to accomplish social composure, every member of the society need to know and learn what is conflict exactly, what are the causes and what media can be used to overcome conflict. With this the society member completely aware that conflict is a something usual that happen in a society, they do not need to avoid, it is also something that can be done and over with in a good way. Therefore introduction and socialization about what is social conflict should be given through formal institution such as schools. Along with this reason, this learning material is made to broaden the horizon about social conflict and hopefuly can be implemented in living in the society.

1. Konsep Dasar Konflik Conflict Basic Concept

Konflik sosial adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik sosial merupakan alat untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti status, kekuasaan dan sebagainya.

Social conflict is a controversy happen in a society. According to Robert M.Z. Lawang, social conflict is a tool to accomplish rare things such as status, power/authority etc.

Sedangkan Menurut Webster dalam Pruitt (2004:9), istilah “conflict” di dalam bahasa Inggris berarti suatu perkelahian, peperangan atau perjuangan, yaitu berupa pertentangan fisik antara beberapa pihak. Arti kata itu kemudian berkembang dengan masuknya “ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan, ide, gagasan, dan lain-lain”. Sehingga istilah “konflik” juga menyentuh aspek psikologis di balik pertentangan fisik itu sendiri.

Meanwhile, according to Webster in Pruitt (2004:9), the term “conflict” in English means a fight, struggle or be in disagreement, which can be in the form of physical resistance between several parties. Later, the meaning of the term conflict develop into “Bitter disagreement or in state of opposition for every interests, ideas, concepts etc”. With this new definition, the term conflict has touched the psychological aspect behind the physical struggle itself.

Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan dengan pihak lain, misalnya dalam hal emosi, bentuk fisik, unsur kebudayaan, dan pola perilaku. Perbedaan-perbedaan itu akan semakin menajam manakala dipengaruhi oleh unsur psikologis dalam diri manusia. Unsur psikologis yang dimaksud dapat berupa perasaan amarah, benci yang menyebabkan dorongan-dorongan untuk saling menekan, saling menyerang, saling melukai dan bahkan saling menghancurkan individu atau kelompok yang dianggap sebagai lawan (Soekanto, 2002:98). Suatu

pertentangan pada umumnya berkembang dari pertentangan nonfisik, berkadar rendah tanpa kekerasan (non-violent) menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent).

Individual or group of people indeed realizes many differences with others, such as difference in physical appearance, emotional, culture and behavior pattern. These differences can become even worse when human psychological aspect interfere them. The psychological aspects here can be in the form of anger and hatred which cause drives to push one and another, attack, hurt and even worse destroy other individual or group that is believe as opponent (Soekanto, 2002:98). A controversy is usually an excess of a non physical resistance, a low level non-violent physical impact into a higher level violent physical impact.

Dalam kaitannya dengan pertentangan sebagai konflik, Gurr dalam Al Hakim (2003:3) membuat kriteria yang menandai suatu pertentangan sebagai konflik. Pertama, sebuah konflik harus melibatkan dua pihak atau lebih di dalamnya; kedua, pihak-pihak tersebut saling tarik-menarik dalam aksi-aksi saling bermusuhan (mutualy opposing actions); ketiga, mereka biasanya cenderung menjalankan perilaku koersif untuk menghadapi dan menghancurkan “musuh”; keempat, interaksi pertentangan di antara pihak-pihak itu berada dalam keadaan yang tegas, karena itu keberadaan peristiwa pertentangan dapat dideskripsikan dengan mudah oleh para pengamat sosial yang tidak terlibat dalam pertentangan.

In relation with controversy as a conflict, Gurr in Al Hakim (2003:3) give criteria that sign a controversy as conflict. First, a conflict should involving two parties or more. Second, those parties push one and another in a mutually opposing action. Third, these parties tend to perform coercive behavior to confront with and destroy “the opponent”. Fourth, controversy between these two parties can be seen clearly by those who do not involve in the conflict.

Dalam kehidupan masyarakat, konflik juga dapat berupa proses instrumental yang mengarah pada pembentukan, penyatuan dan

pemeliharaan struktur sosial serta dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Dengan konflik, suatu kelompok dapat memperkuat kembali identitas dan solidaritas di antara anggotanya.

In the society, a conflict also can be in the form of instrumental process lead to the establishment, unification and maintenance of the social structure which also able to determine and keep the line between two groups or more. With conflict, a group is able to re-strengthen its identity and solidarity among its member.

George Simmel, seorang sosiolog fungsionalis Jerman, dalam karyanya yang berjudul “Conflict and The Web of Group-Affiliations”, mencoba mendekati teori konflik dengan menunjukkan bahwa konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat mendasar, berkaitan dengan sikap bekerja sama dalam masyarakat. Simmel memandang konflik sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari dalam masyarakat karena konflik berfungsi untuk mengatasi ketegangan antara hal-hal yang bertentangan dan mencapai kedamaian. Oleh karena itu antagonisme atau sifat yang saling bertentangan adalah unsur dalam suatu kerjasama.

George Simmel, A Germany fungsionalist sociologist in his work entitled “Conflict and The Web of Group-Affiliations”, try to approach the conflict theory by showing that conflict is one of a basic social interaction related to cooperative behaviour in the society. Simmel consider conflict as a phenomenon that is impossible to be avoided since it functions to overcome tension among opposing things and reach peacefulness. Therefore, antagonism or opposing behaviour is one of aspect for cooperation.

Lewis Coser melalui karyanya yang berjudul “The Functions of Sosial Conflict”, mencoba menitikberatkan pada konsekuensi-konsekuensi terjadinya konflik pada sebuah sistem sosial secara keseluruhan. Teorinya menunjukkan bahwa adalah salah jika memandang konflik sebagai hal

yang merusak sistem sosial, karena konflik juga dapat memberikan keuntungan pada masyarakat luas di mana konflik itu terjadi. Konflik justru membuka peluang bagi terciptanya integrasi antarkelompok, selain itu konflik juga mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Cukup jelas bahwa bagi Coser konflik justru bisa berfungsi untuk memelihara status quo. Coser jelas tidak menginginkan terjadinya perubahan struktural akibat berlangsungnya konflik sosial.

Lewis Coser in his work entitled “The Functions of Sosial Conflict”, attempts to emphasize the conflict consequences on a social system as a whole. His theory shows that it is improper to see conflict as something that can ruin the social system since conflict also can bring advantages to the society where the conflict happens. On the contrary, conflict is able open chances to create intergroup integration as well as social changes. It is quite clear for Coser that conflict is able to function as status quo keeper. Coser in this case does not want social conflict cause the structural changes.

2. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik social Factors that cause social conflict

Akar dari konflik menurut Leopold von Wiise (Soekanto, 2002:99) dapat disebabkan oleh adanya:

According to Leopold von Wiise (Soekanto, 2002:99), the source of conflict are:

1. Perbedaan pendirian dan perasaan.

2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta serta perkembangan kepribadian tersebut. Seorang secara sadar maupun tidak sadar, sedikit banyaknya akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pola-pola pendirian dari kelompoknya. Selanjutnya keadaan tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya konflik antarkelompok manusia.

Cultural differences. The personality difference among individuals is influenced by the cultural patterns that shape individual background. An individual, whether he realizes or nor is indeed influenced by the way of thinking and the conviction pattern of his group. Furthermore, this condition leads to conflict among group of people.

3. Perbedaan kepentingan. Bentuk kepentingan dapat berupa kepentingan ekonomi, politik, dan sebagainya.

Different in interests such as ecomony difference, politics difference etc.

4. Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, dan ini menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya, misalnya mengenai reorganisasi sistem nilai. Sebagaimana diketahui perubahan sosial mengakibatkan terjadinya disorganisasi pada struktur.

Social changes. A fast temporary social change will alter the values in the society, and it can cause different groups which have different opinion to occur.

Loekman Soetrisno (2003:13-19) mengungkapkan bahwa faktor penyebab konflik adalah:

Loekman Soetrisno (2003:13-19) revelaed with the opinion that factors that cause conflict are:

a. Kondisi masyarakat yang multietnis dan multibudaya; kondisi yang demikian ini menyebabkan terjadinya banyak perbedaan, baik mengenai budaya, cara pandang, nilai, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang sering menimbulkan pertentangan dalam kehidupan sosial.

The condition of the society that consist of various ethnic groups and cultures: this condition cause many difference in culture, way of life, values, educational background etc. These differences often cause conflict in social life.

b. Kecemburuan sosial; faktor ini erat hubungannya dengan masalah ekonomi dan rasa keadilan. Kecemburuan bisa terjadi manakala suatu kelompok merasa diperlakukan tidak adil, baik oleh penguasa atau oleh kelompok lainnya.

Social jealousy; this factor related to economical problems and equlity in justice. Jealousy often happen when one group think that they are treated unfairly by the authority or other groups.

c. Penggunaan kekuasaan yang berlebihan

Sudah menjadi kewajiban pemerintah yang berkuasa untuk melindungi rakyatnya, di sisi lain demi kebaikan bersama pemerintah berhak melakukan penertiban agar tercipta suatu keteraturan sosial. Namun cara-cara yang digunakan pemerintah seringkali dianggap sebagai tindakan berlebihan. Tindakan pemaksaan (koersif) dan sikap represif dari aparat kerap kali menimbulkan kesan yang buruk bahkan sifat dendam di mata masyarakat.

The use of excessive power

The government is obliged to protect its citizen, on the other hand for the sake of the people goodness, the government has the right to take some efforts and control in order to create social balance. However the efforts taken are often perceive as inappropriate actions. Coercive action and repressive behavior of the authority often bring bad impression even worse arouse resentment in the society.

3. Bentuk-bentuk konflik social

The types of social conflict

a. Konflik antara individu dengan individu Conflict among individuals

b. Konflik antara individu dengan kelompok Conflict between individual and group c. Konflik antara kelompok dengan kelompok

Conflict among groups d. Konflik antarras

Conflict among races e. Konflik antarkelas social

Conflict among social classes f. Konflik antarelite politik

Conflict among political elite 4. Bentuk pengendalian konflik social

Social conflict control

Definition of social control

Pengendalian social adalah proses mengatasi pertentangan social yang terjadi dalam masyarakat. Menurut L. Berger (1978), pengendalian social adalah cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Sedangkan Roucek (1965) menyebutkan, pengendalian social adalah istilah yang mengacu pada proses mengembalikan perilaku menyimpang pada kebiasaan yang sesuai dengan nilai dan norma social.

Social control is a process of overcoming social conflict that happen in the society. According to L. Berger (1978), social control is an effort used by the society to control its opposing member. Meanwhile, according to Rouchek (1965) social control is a term used to refer to the process to restore deviate behaviour to proper behaviour based on social values and norms.

2. Cakupan pengendalian social

The scope of social control

Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian social? Mereka yang terlibat dalam pengendalian social, bisa secara individu ataupun kelompok. Dilihat berdasarkan yang terlibat, pengendalian social terbagi atas:

The parties involved in social control are individual and group. Based on the parties’ involved, social control are divided into:

1. Pengendalian antarindividu

2. Pengendalian oleh individu kepada kelompok

Control by individual to group

3. Pengendalian oleh kelompok

kepada individu

Control by group to individual

4. Pengendalian social

antarkelompok

Social control among groups 3. Sifat pengendalian social

The nature of social control

Ada dua sifat pengendalian social, yaitu preventif dan represif. There are two characteristics of social control, those are preventive and repressive.

1. Preventif

Preventive

Pengendalian social preventif adalah pengendalian social yang dilakukan sebelum terjadi pelangaran. Pengendalian social bersifat pencegahan agar tidak terjadi suatu pelangaran atau penyimpangan. Contoh pengendalian social yang bersifat preventif :

Preventive social control is a social control which is done before member of a community commits foulation. This type of social control is to prevent someone from commit foulation or violation. The examples of preventive social control are:

a) Untuk mencegah anaknya bertengkar, Pak Ismet melarang anaknya bermain di luar rumah.

To prevent his children from quarelling, Mr Ismet forbid his children to play outside.

b) Guru menasihati murid-muridnya agar menghindari tawuran dan narkoba.

Teacher advises the students to stay away from drugs and gang fight.

2. Represif

Repressive

Pengendalian social represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan. Cara ini bertujuan memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi penyimpangan. Contoh pengendalian secara represif:

Repressive social control is a control done after member of a community commits foul. This type of control is a way to restore the condition of the society just like before the foul committed. The examples of repressive social control are:

a) Hakim menjatuhkan hukuman sepuluh tahun kepada terpidana tindak korupsi.

A judge gives a ten years punishment to someone who is convicted for corruption

b) Guru menskor muridnya yang melanggar tata tertib sekolah.

Teacher punishes the students who violate the school regulations

4. Teknik pengendalian social

The technique of social control

Ada dua teknik pengendalian social yaitu persuasif dan koersif.

There are two techniques of social control that are persuasive and coercive.

1. Persuasif

Persuasive

Teknik pengendalian social persuasive adalah teknik pengendalian dengan cara mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bertindak sesuai dengan peraturan atau norma-norma yang berlaku. Cara ini terkesan halus dan sifatnya menghimbau.

Persuasive social control technique is a control technique by persuading and guiding member of the society to behave based on the appropriate social norms and values. This type of technique give the impression of politeness and persuasive.

Contoh : For example:

a) Tokoh masyarakat membina warganya dengan member nasihat agar warga yang bertikai menghentikan perbuatannya. Kedua pihak dinasihati agar selulu hidup rukun, menghargai sesama mentaati peraturan, menjaga etika pergaulan dan sebagainya.

A society leader advises the member of community who had a quarrel. Both parties are advised to respect each other and obey the the rules and also maintain the society ethics etc.

b) Seorang ayah menasihati anaknya yang ketahuan merokok. Dengan penuh kesabaran orang tua menanamkan pengertian bahwa merokok merusak kesehatan.

A father advises his son who caught smoking. Patiently the father gives his son explanation that cigarettes are dangerous for his health.

2. Koersif

Coercive

Teknik pengendalian sosial koersif adalah teknik pengendalian social yang lebih menekankan pada tindakan yang menggunakan kekerasan fisik. Tujuanya adalah agar si pelaku menjadi jera dan tidak berani lagi mengulangi perbuatannya. Cara ini terkesan tegas dan keras, yang umumnya merupakan upaya terakhir setelah cara persuasive tidak berhasil.

Coercive social control technique is a technique that emphasizes on the use of physical force. The purpose of this technique is to make the violator learn a lesson from his mistake. This type of technique sometime perceive as a

strict and hard way which commonly used as the last effort if persuasive technique did not work.

Contoh teknik pengendalian koersif: Example of coercive control technique is:

a) Agar para perampas Handphone (HP) jera, ketika tertangkap masyarakat langsung mengeroyoknya. Cara main hakim sendiri ini bertentangan dengan hokum, namun tetap dilakukan masyarakat dengan maksud agar para perampas Hp menjadi jera dan takut mengulangi perbuatan serupa.

People member of a society beat up a cell phone thief to make him wary. This inappropriate behavior is against the law, however this kind of violent still happened and done by the society to make the thief learn a lesson and will not do the same mistake.

5. Bentuk-bentuk pengendalian sosial dalam masyarakat

Types of social control in the society

Dalam masyarakat kita mengenal macam-macam bentuk pengendalian konflik social seperti :

In our society we recognize several kinds of social conflict control such as;

1. Gosip atau desas desus Gossip or rumor

2. Teguran Warning

3. Hukuman Punishment 4. Pendidikan

Education 5. Agama

Religion 6. Konsiliasi

Conciliation 7. Mediasi

Mediation 8. Arbitrasi

Arbitration

6. Peran lembaga pengendalian social

Role of the social control institution

Peran lembaga pengendalian social sangat penting dan dibutuhkan. Dalam masyarakat terdapat macam-macam lembaga pengendalian social antara lain:

The role of the social control institution is very important. There is various kind of social control institution in the society, for example:

1. Lembaga kepolisian Police institution 2. Lembaga peradilan

Judicature institution 3. Lembaga adat

Custom institution

4. Lembaga kemasyarakatan, dsb. Social institutions etc

7. Dampak Konflik social

The impact of social conflict

Akibat konflik social terhadap masyarakat antara lain :

There are some impacts of a social conflict. Among others are: a. Dampak negative :

Negative impacts

1) Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok Destroy/ruin the group unity

2) Adanya perubahan kepribadian seorang individu Changes in individual personality

3) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Destroy properties/wealth and cause human victim b. Dampak positif :

Positive impacts

1) Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota (In Group Solidarity)

2) Menciptakan integrasi yang harmonis Creating Harmonious integration

3) Memperkuat identitas pihak yang berkonflik Strengthening identity of conflicting parties 4) Menciptakan kelompok baru

Creating new groups 5) Membuka wawasan

Broadening horizon

1. Rangkuman

Summary

 Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (atau juga antarkelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Sociologically, conflict is defined as a social process between two or more people (between groups) that attempt to get rid of other parties by destroying them.

 Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik social menurut Leopold von Wiise :

Factors that cause social conflict according to Leopold Von Wilse are:

1. Perbedaan pendirian dan perasaan. Difference in conviction and feeling 2. Perbedaan kebudayaan.

Difference in culture 3. Perbedaan kepentingan.

Difference in interests

4. Perubahan social yang berlangsung dengan cepat. Social difference that happen fast and immediate

 Bentuk-bentuk konflik social Types of social conflict

1. Konflik antara individu dengan individu Conflict among individuals

2. Konflik antara individu dengan kelompok Conflict between individuals and groups 3. Konflik antara kelompok dengan kelompok

Conflict among groups 4. Konflik antarras

Conflict among races 5. Konflik antarkelas social

Conflict between social classes 6. Konflik antarelite politik

Conflict among political elite

Type of social conflict

1. Pengertian pengendalian social Definition of social control

Pengendalian social adalah proses mengatasi pertentangan social yang terjadi dalam masyarakat.

Social control is a process to overcome conflict happened in the society.

2. Cakupan pengendalian social: The scope of social control: a. Pengendalian antarindividu

Control among individuals

b. Pengendalian oleh individu kepada kelompok. Control by individual to group of people

c. Pengendalian oleh kelompok kepada individu Control by group of people to individual d. Pengendalian social antarkelompok

Control among groups of people

3. Sifat pengendalian social: The nature of social control a. Preventif

Pengendalian social preventif adalah pengendalian social yang dilakukan sebelum terjadi pelangaran. Pengendalian social bersifat pencegahan agar tidak terjadi suatu pelangaran atau penyimpangan.

Preventive social control is a social control which is done before member of a community commits foul. This type of social control is to prevent someone from commit foul or violation.

b. Represif Repressive

Pengendalian social represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan. Cara ini bertujuan memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi penyimpangan.

Repressive social control is a control done after member of a community commits foul. This type of control is a way to restore the condition of the society just like before the foul committed.

4. Teknik pengendalian social Techniques of social control

Ada dua teknik pengendalian social yaitu persuasif dan koersif.

There are two techniques of social control that are persuasive and coercive.

a. Persuasif Persuasive

Teknik pengendalian social persuasive adalah teknik pengendalian dengan cara mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bertindak sesuai dengan peraturan atau norma-norma yang berlaku.

Persuasive social control technique is a control technique by persuading and guiding member of the society to behave based on the social values and norms. This type of technique give the impression of politeness and persuasive.

b. Koersif Coercive

Teknik pengendalian sosial koersif adalah teknik pengendalian social yang lebih menekankan pada tindakan yang menggunakan kekerasan fisik. Tujuanya adalah agar si pelaku menjadi jera dan tidak berani lagi mengulangi perbuatannya. Cara ini terkesan tegas dan keras, yang umumnya merupakan upaya terakhir setelah cara persuasive tidak berhasil.

Coercive social control technique is a technique that emphasizes on the use of physical force. The purpose of this technique is to make the violator learn a lesson from his mistake. This type of technique sometime perceive as a strict and hard way which commonly used as the last effort if persuasive technique did not work.

5. Bentuk-bentuk pengendalian konflik social dalam masyarakat

Dalam masyarakat kita mengenal macam-macam bentuk pengendalian social seperti :

In our society we recognize several kinds of social conflict control such as;

a. Gosip atau desas desus Gossip or rumor

b. Teguran Warning c. Hukuman

Punishment d. Pendidikan

Education e. Agama

Religion f. Konsiliasi

Conciliation

g. Mediasi Mediation h. Arbitrasi

Arbitration

Role of social control institution

Peran lembaga pengendalian sosial sangat penting dan dibutuhkan. Dalam masyarakat terdapat macam-macam lembaga pengendalian social antara lain:

The role of the social control institution is very important. There is various kind of social control institution in the society, for example:

a. Lembaga kepolisian Police institution b. Lembaga peradilan

Judicature institution c. Lembaga adapt

Custom institution

d. Lembaga kemasyarakatan, dsb. Social institutions etc

 Dampak Konflik social Impact of social conflict

Akibat konflik social terhadap masyarakat antara lain :

There are some impacts of a social conflict. Among others are: a. Dampak negative :

Negative impacts

Destroy/ruin the group unity

2. Adanya perubahan kepribadian seorang individu Changes in individual personality

3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.

Destroy properties/wealth and cause human victim

b. Dampak positif : Positive impacts:

1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota (In Group Solidarity)

Strengthening in group solidarity 2. Menciptakan integrasi yang harmonis

Creating Harmonious integration 3. Memperkuat identitas pihak yang berkonflik

Strengthening identity of conflicting parties

4. Menciptakan kelompok baru Creating new groups 5. Membuka wawasan

Broadening horizon

2. Tugas ! Task !

Carilah artikel di internet (brawsing) dengan tema “Konflik di Indonesia” kemudian analisis artikel tersebut!

Find article in the internet (browsing) with theme “Conflict in Indonesia” And then analyze it.

III. EVALUASI

III. EVALUATION

A. Tes Kognitif

Cognitive Test

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar!

Put the cross mark (X) on the correct answer!

1. Konflik sosial merupakan alat untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti status, kekuasaan dan sebagainya. Pengertian konflik social di atas dikemukakan oleh …

Social conflict is a tool to get rare things such as status, power etc. This is the definition of social conflict given by…

a. Webster

b. Robert M. Z. Lawang c. Soerdjono Soekanto d. Koentjaraningrat e. George Simmel

2. Lewis Coser melalui karyanya yang berjudul “The Functions of Sosial Conflict”, mencoba menitikberatkan pada konsekuensi-konsekuensi terjadinya konflik pada sebuah sistem sosial secara keseluruhan. Teorinya menunjukkan bahwa …

Lewis Coser on his work entitled “The Functions of Sosial Conflict”, try to emphasize the consequences of conflict on social system as a whole. This theory shows that…

a. Konflik social menimbulkan kehancuran Social conflict arouse destruction

b. konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat mendasar

Conflict is one of a basic social interaction

c. konflik harus melibatkan dua pihak atau lebih di dalamnya Conflict involves two or more parties

d. konflik dapat memberikan keuntungan Conflict bring advantages

e. Konflik mengakibatkan hancurnya harta benda dan jiwa manusia. Conflict cause losses in properties and life

3. Buruh PT. Angin Ribut melakukan demonstrasi di depan pabrik menuntut kenaikan gaji. Demonstrasi buruh di atas merupakan…

The workers of PT. Angin Ribut go on a strike in front of the factory demand for salary raise.

Conflict among individuals b. Konflik antarkelompok

Conflict among groups c. Konflik antarkelas

Conflict among classes d. Konflik antaretnis

Conflict among ethic groups e. Konflik antarelit

Conflict among political elite

4. Di bawah ini yang tidak termasuk factor penyebab konflik adalah … The following are factors that cause conflict, except…

a. Perbedaan antar individu, masyarakat, perasaan, pendirian, gagasan, dan sebagainya.

Difference among individuals, society, feeling, opinion etc b. Perbedaan tingkat pendidikan.

Different educational background c. Perbedaan latar belakang kebudayaan

Different cultural background

d. Perbedaan kepentingan antar individu/ kelompok. Difference on interests among individuals/groups e. Perubahan social yang berlangsung secara cepat.

Fast social changes

5. Konflik yang terjadi di Poso, Sulewesi tengah disebabkan oleh … Conflict happened in Poso, Central Sulawesi was caused by… a. Perbedaan Agama

b. Kesenjangan antara golongan pribumu dan pendatang Discrepancy between indigenous and outsider

c. Perbedaan kebudayaan Culture difference d. Perbedaan ras

Race different

e. Perbedaan kepentingan Interest difference

6. Teknik pengendalian social dengan cara mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bertindak sesuai dengan peraturan atau norma-norma yang berlaku disebut …

Social control technique which is done by persuading or guiding the member of the society to behave based on the appropriate social norms and values is…

a. Gossip d. Preventif

Gossip Preventive

b. Koersif e. Represif

Coercive Repressive

c. Persuasive Persuasive

7. Alat pengendalian social yang paling efektif dan nyata sangsinnya ialah … The most effective social control is…

a. Agama Religion b. Gossip

Gossip c. Hukuman

Punishment d. Pendidikan

Education e. Teguran

Warning

8. Bentuk pengendalian konflik social yang dikendalikan melalui sebuah lembaga disebut …

Type of social ontrol which is ruled by an institution is… a. Amnesti

Amnesty b. Arbitrasi

Arbitration c. Asimilasi

Assimilation d. Konsiliasi

Conciliation e. Mediasi

Mediation

9. Berikut ini yang termasuk ke dalam sifat pengendalian social preventif … Which one of the following that can be categorized into social preventive control…

a. Guru menasihati murid-muridnya agar menghindari tawuran dan narkoba

Teacher advises the students to stay away from drugs and gang fight b. Guru menskor muridnya yang melanggar tat tertib sekolah

c. Hakim menjatuhkan hukuman 10 tahun kepada terpidana tindak korupsi

A judge gives a ten years punishment to someone who is convicted for corruption

d. Seorang menasihati anaknya yang ketahuan merokok. Dengan penuh kesabaran orang tua menanamkan pengertian bahwa merokok merusak kesehatan.

A father advises his son who caught smoking. Patiently the father gives his son explanation that cigarettes are dangerous for his health.

e. Penerapan peraturan hukum di Negara Islam yang memberlakukan hukuman cambuk, rajam, bahkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan tujuannya agar para pelaku kejahatan atau orang yang berniat jahat menjadi jera dan takut melakukan tindak kejahatan.

The implementation of law in Islamic country that allow strapping, stoning and even death penalty of criminals in order to decrease number of crimes

10. Faktor agama akan mudaah menjadi pemicu dalam sebuah konflik yang terjadi di masyarakat apabila diikuti oleh …

Religion factor is easily to trigger conflict in the society if it is followed by…

a. Fanatisme yang berlebihan d. Perasaan benar sendiri

Excessive fanatism Superiority

b. Ketidakberdayaan ekonomi e. Tindakan-tindakan kekerasan

Economics deficiency Violent actions c. Ketidakberdayaan politik

Politics deficiency

Kunci Jawaban Answer Key

1. B 2. D 3. C 4. B 5. A 6. C 7. C 8. D 9. A 10. A

B. Tes Psikomotorik

Psychomotoric Test

FORMAT PENILAIAN TUGAS PRODUK

(BROWSING ANALYST “KONFLIK SOSIAL DI INDONESIA”) EVALUATION FORM FOR PRODUCT ASSIGNMENT

(BROWSING AND ANALIZING “SOCIAL CONFLICT IN INDONESIA) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukabumi

School :SMK Negeri 3 Sukabumi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Subject : Social Science

Kelas : XI

Class : XI

Program : Semua Program Keahlian

Program : All programs

Standar Kompetensi : 5. Memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial

Competency Standard : 5. Understanding Social Structure and Various Factors Lead to Conflict and social mobility

Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Basic Competency : 5.2 Analyzing Factors Lead to Social Conflict in the Society

No _NameSiswa

Aspek Aspects Nilai Score Ket Ref Ketepata n Waktu Time Tema

Theme ContentIsi AnalysisAnalisis SourcesSumber 1 2 3 4 5 Ds t

Kriteria penilaian Aspek : Evaluation Criteria:

1 = sangat kurang 1 = Poor

2 = kurang

2 = Below Average

3 = sedang 3 = Average 4 = baik 4 = Good 5 = baik sekali 5 = Very Good

Kolom nilai adalah komulatif dari skor-skor kolom aspek , sedangkan kolom keterangan merupakan konversi dari jumlah skor ke dalam nilai dalam bentuk huruf

The score column is an accumulation of all aspect score columns. Meanwhile, the remark column is a convertion of total score into final score

23 – 25 = Nilai A 23 – 25 = A Score 17 – 22 = Nilai B 17 – 22 = B Score 11 - 16 = Nilai C 11 - 16 = C Score 5 - 10 = Nilai D 5 - 10 = D Score 1 - 4 = Nilai E 1 - 4 = E Score

C. Penilaian Sikap

Attitude Evaluation

FORMAT PENILAIAN DISKUSI KELAS CLASS DISCUSSION EVALUATION FORM

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukabumi

School :SMK Negeri 3 Sukabumi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Subject : Social Science

Kelas : XI

Class : XI

Program : Semua Program Keahlian

Program : All programs

Standar Kompetensi : 5. Memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial

Competency Standard : 5. Understanding Social Structure and Various Factors Lead to Conflict and social mobility

Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Basic Competency : 5.2 Analyzing Factors Lead to Social Conflict in the Society

No _NameSiswa

Aspek Aspects Jumla h Skor Total Score Nil ai Sco re Ket Ref Ketepata n Waktu Time Gagasan Ideas Keaktifa n Participa tion Pemecah an Masalah Problem solving Tolerans i Toleranc e 1 2 3 4 5 ds t

Kriteria penilaian Aspek : Evaluation Criteria:

1 = sangat kurang 1 = Poor

2 = kurang

2 = Below Average

3 = sedang 3 = Average 4 = baik 4 = Good

5 = baik sekali 5 = Very Good

Kriteria Jumlah skor adalah komulatif dari skor-skor kolom aspek , sedangkan kolom nilai merupakan konversi dari jumlah skor ke dalam nilai dalam bentuk huruf

The total score criteria is an accumulation of all aspect score columns. Meanwhile, the score column is a convertion of total score into final score

23 – 25 = Nilai A 23 – 25 = A Score 17 – 22 = Nilai B 17 – 22 = B Score 11 - 16 = Nilai C 11 - 16 = C Score 5 - 10 = Nilai D 5 - 10 = D Score 1 - 4 = Nilai E 1 - 4 = E Score

Kolom keterangan adalah pemberian predikat : The Remark column is a column of predicate: Nilai A= Amat Baik

A Score = Very Good Nilai B= Baik

B Score = Good Nilai C = sedang C Score = Average Nilai D = kurang

D Score = Below Average Nilai E = sangat kurang E Score = Poor

DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY

 Iskandar, Husen Iwa (1994). Sosiologi Untuk SMU. Jakarta: grafindo media Pratama.

 Buku Pelajaran IPS Kelas XI Jilid 2, Armico Bandung  Buku Pelajaran IPS Kelas XI Jilid 2, Yudhistira

 Alam S& Henry H, 2008, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMK dan MAK Kelas XI, Jakarta: Erlangga

 Soekanto, Soerdjono (1985). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

Penerbit CV. Rajawali

 Koentjaraningrat (2000) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

c. Hakim menjatuhkan hukuman 10 tahun kepada terpidana tindak korupsi

A judge gives a ten years punishment to someone who is convicted for corruption

d. Seorang menasihati anaknya yang ketahuan merokok. Dengan penuh kesabaran orang tua menanamkan pengertian bahwa merokok merusak kesehatan.

A father advises his son who caught smoking. Patiently the father gives his son explanation that cigarettes are dangerous for his health.

e. Penerapan peraturan hukum di Negara Islam yang memberlakukan hukuman cambuk, rajam, bahkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan tujuannya agar para pelaku kejahatan atau orang yang berniat jahat menjadi jera dan takut melakukan tindak kejahatan.

The implementation of law in Islamic country that allow strapping, stoning and even death penalty of criminals in order to decrease number of crimes

10. Faktor agama akan mudaah menjadi pemicu dalam sebuah konflik yang terjadi di masyarakat apabila diikuti oleh …

Religion factor is easily to trigger conflict in the society if it is followed by…

a. Fanatisme yang berlebihan d. Perasaan benar sendiri

Excessive fanatism Superiority

b. Ketidakberdayaan ekonomi e. Tindakan-tindakan kekerasan

Economics deficiency Violent actions c. Ketidakberdayaan politik

Politics deficiency

Kunci Jawaban

1. B

2. D

3. C

4. B

5. A

6. C

7. C

8. D

9. A

10. A

B. Tes Psikomotorik

Psychomotoric Test

FORMAT PENILAIAN TUGAS PRODUK

(BROWSING ANALYST “KONFLIK SOSIAL DI INDONESIA”)

EVALUATION FORM FOR PRODUCT ASSIGNMENT

(BROWSING AND ANALIZING “SOCIAL CONFLICT IN INDONESIA) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukabumi

School :SMK Negeri 3 Sukabumi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Subject : Social Science

Kelas : XI

Class : XI

Program : Semua Program Keahlian

Program : All programs

Standar Kompetensi : 5. Memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial

Competency Standard : 5. Understanding Social Structure and Various Factors Lead to Conflict and social mobility

Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Basic Competency : 5.2 Analyzing Factors Lead to Social Conflict in the Society

No _NameSiswa

Aspek Aspects

Nilai Score

Ket Ref Ketepata

n Waktu Time

Tema

Theme ContentIsi AnalysisAnalisis SourcesSumber 1

2 3 4 5 Ds t

Kriteria penilaian Aspek : Evaluation Criteria:

1 = sangat kurang 1 = Poor

2 = kurang

2 = Below Average

3 = sedang 3 = Average 4 = baik 4 = Good 5 = baik sekali 5 = Very Good

Kolom nilai adalah komulatif dari skor-skor kolom aspek , sedangkan kolom keterangan merupakan konversi dari jumlah skor ke dalam nilai dalam bentuk huruf

The score column is an accumulation of all aspect score columns. Meanwhile, the remark column is a convertion of total score into final score

23 – 25 = Nilai A 23 – 25 = A Score 17 – 22 = Nilai B 17 – 22 = B Score 11 - 16 = Nilai C 11 - 16 = C Score 5 - 10 = Nilai D 5 - 10 = D Score 1 - 4 = Nilai E 1 - 4 = E Score

C. Penilaian Sikap

Attitude Evaluation

FORMAT PENILAIAN DISKUSI KELAS

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Sukabumi

School :SMK Negeri 3 Sukabumi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Subject : Social Science

Kelas : XI

Class : XI

Program : Semua Program Keahlian

Program : All programs

Standar Kompetensi : 5. Memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial

Competency Standard : 5. Understanding Social Structure and Various Factors Lead to Conflict and social mobility

Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Basic Competency : 5.2 Analyzing Factors Lead to Social Conflict in the Society

No _NameSiswa

Aspek Aspects Jumla h Skor Total Score Nil ai Sco re Ket Ref Ketepata n Waktu Time Gagasan Ideas Keaktifa n Participa tion Pemecah an Masalah Problem solving Tolerans i Toleranc e 1 2 3 4 5 ds t

Kriteria penilaian Aspek : Evaluation Criteria:

1 = sangat kurang 1 = Poor

2 = kurang

2 = Below Average

3 = sedang 3 = Average 4 = baik 4 = Good

5 = baik sekali 5 = Very Good

Kriteria Jumlah skor adalah komulatif dari skor-skor kolom aspek , sedangkan kolom nilai merupakan konversi dari jumlah skor ke dalam nilai dalam bentuk huruf

The total score criteria is an accumulation of all aspect score columns. Meanwhile, the score column is a convertion of total score into final score

23 – 25 = Nilai A 23 – 25 = A Score 17 – 22 = Nilai B 17 – 22 = B Score 11 - 16 = Nilai C 11 - 16 = C Score 5 - 10 = Nilai D 5 - 10 = D Score 1 - 4 = Nilai E 1 - 4 = E Score

Kolom keterangan adalah pemberian predikat : The Remark column is a column of predicate: Nilai A= Amat Baik

A Score = Very Good Nilai B= Baik

B Score = Good Nilai C = sedang C Score = Average Nilai D = kurang

D Score = Below Average Nilai E = sangat kurang E Score = Poor

DAFTAR PUSTAKA



Iskandar, Husen Iwa (1994). Sosiologi Untuk SMU. Jakarta: grafindo

media Pratama.



Buku Pelajaran IPS Kelas XI Jilid 2, Armico Bandung



Buku Pelajaran IPS Kelas XI Jilid 2, Yudhistira



Alam S& Henry H, 2008, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMK dan MAK

Kelas XI, Jakarta: Erlangga



Soekanto, Soerdjono (1985). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

Penerbit CV. Rajawali



Koentjaraningrat (2000) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka

Cipta