2. Pidana pokok
Pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan ini komisi dapat menjatuhkan pidana pokok. Di dalam Ayat 1 Pasal 48 diatur, bahwa pelanggaran
terhadap Pasal 4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27 dan Pasal 28 undang-undang ini diancam pidana serendah-
rendahnya Rp.25.000.000.000,00 dua puluh lima milyar rupiah dan setinggi- tingginya Rp.100.000.000.000,00 seratus milyar rupiah atau pidana kurungan
pengganti denda selama-lamanya 6 enam bulan.
136
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20 sampai dengan Pasal 24 dan Pasal 26 undang-undang ini diancam pidana
denda serendah-rendahnya Rp.1.000.0000.000,00 satu milyar rupiah dan setinggi-tingginya Rp.5.000.000.000,00 lima milyar rupiah atau pidana
kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 lima bulan Ayat 2 Pasal 48.
137
Selanjutnya pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 undang-undang ini diancam pidana serendah-rendahnya Rp.1.000.000.000,00 satu milyar rupiah
dan setinggi-tingginya Rp.5.000.000.000,00 lima milyar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 tiga bulan Ayat 3 Pasal 48.
138
3. Pidana tambahan
Selain pidana pokok yang dijatuhkan oleh komisi terhadap pelaku usaha juga, komisi juga dapat menjatuhkan pidana tambahan dengan menunjuk
ketentuan Pasal 10 KUHP. Pidana tambahan tersebut berupa:
139
136
Ibid, hlm 39-40
137
Ibid
138
Ibid
139
Ibid
Universitas Sumatera Utara
a. Pencabutan izin usaha, atau
b. Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran
terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 dua tahun dan selama-lamanya 5 lima
tahun, atau
c. Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian pada pihak lain Pasal 49. Pasal 50 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 memberikan pengecualian
berlakunya semua ketentuan dalam undang-undang tersebut, seperti diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, diantara pengecualian-pengecualian tersebut ada
beberapa jenis perjanjian. perjanjian usaha yang dimaksud adalah untuk melaksanakan peraturan perundangan-undangan, perjanjian yang berkaitan
dengan hak atas kekayaan intelektual HAKI, perjanjian penetapan-penetapan standar teknis tertentu, perjanjian dalam rangka keagenan, perjanjian kerjasama
penelitian untuk peningkatan atau perbaikan standar hidup masyarakat, perjanjian internasional yang telah diratifikasi dan perjanjian ekspor.
140
Penjelasan terhadap undang-undang tersebut sangat tidak memadai dan tidak memberikan elaborasi dan tuntunan atas berbagai seluk-beluk perjanjian
yang dikecualikan tersebut hanya disebutkan “cukup jelas” tersebut justru membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk memanfaatkannya sehingga
ketidakjelasan tersebut dikhawatirkan akan disalahgunakan, kecuali KPPU mengantisipasinya secara lebih dini.
141
“namun sangat disayangkan tindakan administratif ini tidak diintegrasikan kedalam sistem pertanggungjawaban pidana untuk korporasi. Artinya,
Pendapat Barda Nawawi Arief terhadap sanksi-sanksi undang-undang antimonopoli diatas menyatakan:
140
Johny Ibrahim, op cit, hlm 281
141
Ibid, hlm 28
Universitas Sumatera Utara
sanksi itu tidak merupakan salah satu jenis sanksi pidana yang dapat dijatuhkan oleh hakimpengadilan apabila korporasi diajukan sebagai
pelaku tindak pidana. Menurut pendapat saya, seyogianya jenis sanksi “tindakan administratif” itu diintegrasikan dalam sistem sanksi pidana atau
sistem pertanggungjawaban pidana, seperti “tindakan tata tertib” dalam Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi Undang-Undang Nomor. 7 Drt.
1955.”
142
142
Muladi dan Dwija Priyatno, op cit, hlm 166
Kecenderungan penjatuhan sanksi pidana denda dalam bentuk sanksi pidana yang dapat dijatuhkan kepada korporasi diatas memang jauh dari kata
efisien dan tidak proporsional. Mengingat tidak adanya langkah konkrit untuk menghentikan persaingan usaha tidak sehat tersebut serta tidak adanya efek jera
yang diterima korporasi menyebabkan maraknya unfair competition diantara korporasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III HAMBATAN JURIDIS DARI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN
KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
A. Hambatan Yuridis Pertanggungjawaban Korporasi