ditetapkannya pengurus saja yang dapat dipidana tidaklah cukup sementara dalam beberapa delik ekonomi hukuman yang dijatuhkan kepada pengurus tidaklah
setimpal dengan keuntungan yang diraih oleh korporasi. Penjatuhan pidana kepada pengurus tidak menjamin bahwa korporasi tidak
melakukan perbuatan yang melawan hukum. Karenanya selain pidana yang dapat dijatuhkan kepada pengurus juga diperlukan pidana yang dapat dijatuhkan kepada
korporasi atau kedua-duanya.
5. Pengertian Persaingan Usaha Tidak Sehat
Manusia pada dasarnya menjalankan kegiatan usaha untuk mendapatkan keuntungan guna memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer,
sekunder, atau pun tersier. Saat ini banyak orang menjalankan kegiatan usaha baik yang sejenis maupun tidak yang mendorong timbulnya atmosfir kompetitif dalam
lingkungan persaingan usaha. Dunia usaha menyebabkan persaingan usaha merupakan hal yang biasa terjadi, bahkan merupakan conditio sine quanon atau
persyaratan mutlak bagi terselenggaranya suatu ekonomi pasar.
34
Persaingan usaha yang sehat fair competition akan memberikan akibat positif bagi para pelaku usaha, sebab dapat menimbulkan motivasi atau
rangsangan untuk meningkatkan efisiensi, produktifitas, inovasi dan kualitas produk yang dihasilkannya.
35
34
Hermansyah, opcit, hal 9
35
Ibid
Selain menguntungkan bagi para pelaku usaha, tentu saja konsumen memperoleh manfaat dari persaingan usaha yang sehat itu,
yaitu adanya penurunan harga, banyak pilihan,dan peningkatan kualitas produk. Sebaliknya apabila terjadi persaingan usaha yang tidak sehat unfair competition
Universitas Sumatera Utara
antara para pelaku usaha tentu berakibat negatif tidak saja bagi pelaku usaha dan konsumen tetapi juga memberikan pengaruh negatif bagi perekonomian
nasional.
36
Goodin mengingatkan nilai-nilai yang harus dijaga dalam menghadapi perilaku pasar bebas “The market has a ‘corrosive effect’ on values, debasing
what was formerly precious and apart from mundane world, by allowing everything to be exchanged for everything else. In the end we are left with nothing
but a ‘vending machine society’ where everything is available for a price.” Iklim persaingan usaha yang sehat harus diciptakan sebagai sarana
demokrasi dibidang ekonomi harus diupayakan terus menerus dan diikuti oleh kebijakan persaingan usaha serta upaya pencegahan dan penindakan terhadap para
pelaku usaha yang melakukan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
37
Berdasarkan uraian diatas maka menurut pasal 1 e yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat adalah, “persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang Berdasarkan pendapat diatas, untuk mencegah dan menindak pelaku usaha
yang melakukan tindak pidana persaingan usaha tidak sehat diperlukan hukum yang secara khusus mengaturnya dengan tegas. Tanpa adanya aturan hukum
persaingan usaha yang sehat tidak mungkin terwujud. Untuk mendukung persaingan usaha yang sehat tersebut maka diundangkanlah undang-undang
nomor 5 tahun 1999 tentang antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
36
Ibid., hlm 10
37
Johny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha, Malang, Bayumedia Publishing, 2007, hlm 34
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.”
38
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif yaitu penelitian terhadap sistematika
hukum yang dilakukan pada peraturan perundang-undangan tertentu atau hukum tertulis yang tujuan pokoknya adalah untuk mengadakan identifikasi terhadap
pengertian-pengertian pokok hukum.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
39
a. Bahan Hukum Primer, yaitu semua peraturan yang mengikat dan
diterapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yaitu berupa KUHP dan perundang-undangan
Selain itu juga untuk memahami peraturan-peraturan hukum, dalam hal ini berkaitan dengan pertanggungjawaban
korporasi dalam tindak pidana persaingan usaha tidak sehat.
2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder tersebut diperoleh dari :
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu semua dokumen yang merupakan informasi
atau bahan kajian kejahatan yang berkaitan dengan dan pertanggungjawaban korporasi dalam tindak pidana persaingan usaha tidak
sehat seperti, majalah-majalah, artikel-artikel, karya tulis ilmiah tindak
38
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
39
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 1997, hlm 93
Universitas Sumatera Utara