Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan MK3

di lingkungan kerja pernyataan nomor 1 83,3 dinilai baik pelaksanaannya oleh pekerja, 64,6 pekerja menilai bahwa tanggung jawab suvervisor atas kinerja K3 di unit kerjanya pernyataan nomor 2 sudah baik, 77,1 pekerja menilai petugas P3K yang menangani pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan telah mendapatkan pelatihan P3K pernyataan nomor 8 dengan baik, sebanyak 52,1 pekerja menilai petugas penanggulangan kebakaran telah mendapatkan pelatihan fire safety pernyataan nomor 9 dengan baik, dan sebanyak 83,3 pekerja menilai petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan risiko K3 yang berkaitan dengan operasi pernyataan nomor 10. Secara teoritis menurut Pherdakhi 2000 kegiatan pekerja dibagian produksi mempunyai risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomik, dan psikososial. Seiring dengan kemajuan IPTEK maka risiko yang dihadapi pekerja bagian produksi semkin meningkat.

5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan MK3

Hasil uji statistik pada derajat kepercayaan 95 menunjukan ada hubungan yang bermakna pengetahuan terhadap penerapan SMK3 P value = 0,011 0,05 di PT. Gold Coin Indonesia tahun 2010. Pengetahuan yang rendah dapat memberikan kontribusi pada tingginya angka kasus kecelakaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Hendria dan Fitri 2006 yang menyatakan ada hubungan pengetahuan pekerja dengan terjadinya kecelakaan. Universitas Sumatera Utara Suma’mur 1996 juga menyatakan bahwa kecelakaan kerja dapat dicegah dan pencegahan didasarkan atas pengetahuan sebab-sebab kecelakaaan terjadi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Notoatmojo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga pengetahuan yang lebih baik akan memantapkan seseorang untuk mengambil keputusan terbaik. Menurut Hartati 2006 pengetahuan di bagian produksi umumnya digunakan untuk bekerja sesuai SOP, penggunaan APD, pengoperasian mesin dan peralatan. Oleh karena di bagian produksi melibatkan banyak pekerja, semua yang terlibat dalam kegiatan produksi harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang K3 di bagian produksi. Pekerja diharapkan terus meningkatkan pengetahuannya tentang sifat-sifat bahan baku yang digunakan, pencampuran bahan baku, kondisi fisik lingkungan kerja dan pengoperasian peralatan. Kemampuan pekerja untuk mengendalikan bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di bagian produksi memungkinkan para pekerja menciptakan sendiri suasanan yang aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 62,5 pekerja sangat tahu prosedur menggunakan APD secara benar pernyataan nomor 8, sebanyak 29,2 pekerja tahu cara kerja dan posisi kerja yang baik dapat mengurangi kelelahan pernyataan nomor 13, dan sebanyak 35,4 pekerja sangat tahu cara kerja dan posisi kerja yang salah dapat menyebabkan keluhangangguan nyeri otot dan kelelahan fisik pernyataan Universitas Sumatera Utara nomor 14. Menurut Hartati 2006, pekerja tahu akan peraturan tetapi tidak melaksanakannya karena menganggap kurang leluasa, misalnya ketika harus menggunakan masker dan sarung tangan. Ginting 2006 menyatakan bahwa budaya K3 di bagian produksi berhasil dengan baik jika pekerja mengetahui, memahami dan melaksanakan prinsip bekerja aman, selamat dan sehat untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kesiapan seluruh pekerja. Pekerja yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki potensi untuk mengalami kecelakaan. Hal ini bisa disebabkan karena pekerja tidak mendapatkan informasi perkembangan K3 secara jelas, tidak mendapatkan promosi K3 yang baik, ada yang tidak pernah mengikuti pelatihan

5.3 Hubungan Sikap dengan Penerapan MK3

Dokumen yang terkait

Hubungan Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Perilaku K3 pada Pekerja Bagian Produksi PT. Supratama Juru Enginering Medan Tahun 2015

7 70 156

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Toba Pulp Lestari Porsea Tahun 2012

39 293 152

Pengaruh Sifat Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Gold Coin Indonesia Medan Tahun 2010

3 72 150

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.

37 186 98

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

Pengaruh Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku keselamatan Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014

8 62 164

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Persepsi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

1 2 7

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. GAMATEX CIMAHI.

1 3 58