Pengetahuan domain kognitif. Sikap domain afektif

perilaku yang sederhana seperti refleks tetapi ada juga yang melibatkan proses- proses mental fisiologis yang lebih tinggi. c. Perilaku bervariasi menurut jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah satu klasifikasi yang dikenal adalah kognitif, afektif dan psikomotorik masing-masing merujuk pada sifat rasional, emosional dan gerakan fisik dalam berfikir. d. Perilaku bisa disadari dan tidak disadari, walau sebagian besar perilaku sehari- hari disadari tetapi terkadang kita bertanya pada diri sendiri kenapa berperilaku seperti itu.

2.1.2 Domain perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2003 membagi perilaku manusia dalam 3 domain. Ketiga domain tesebut adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan domain kognitif.

Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu, diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan masyarakat dalam mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekkan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. c. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis, diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. e. Sintesis, menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

2. Sikap domain afektif

Universitas Sumatera Utara Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2003. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial. Necomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatau perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu obyek Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Menurut Notoatmodjo 2003 sikap terdiri dari berbagai tindakan yaitu: a. Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. b. Merespon, diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap. c. Menghargai, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Universitas Sumatera Utara Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanya bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu obyek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden Notoatmodjo, 2003.

3. Tindakan domain psikomotor

Dokumen yang terkait

Hubungan Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Perilaku K3 pada Pekerja Bagian Produksi PT. Supratama Juru Enginering Medan Tahun 2015

7 70 156

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Toba Pulp Lestari Porsea Tahun 2012

39 293 152

Pengaruh Sifat Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Gold Coin Indonesia Medan Tahun 2010

3 72 150

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.

37 186 98

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

Pengaruh Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku keselamatan Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014

8 62 164

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Persepsi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

1 2 7

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. GAMATEX CIMAHI.

1 3 58