Distribusi frekuensi penerapan MK3 pada tabel 4.7 didapatkan dari nilai total jawaban responden untuk setiap pertanyaan lihat Lampiran 3. Kategorisasi
pengukuran berdasarkan nilai total merujuk pada Bab 3.2 halaman 34 Tabel 4.7. menjelaskan bahwa pekerja menilai dengan kategori baik sebesar
56,3 dan 43,8 dengan kategori tidak baik untuk variabel penerapan MK3.
4.4 Gambaran Hubungan Perilaku Pekerja terhadap Penerapan MK3
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara perilaku pekerja dengan penerapan MK3 dilakukan dengan menggunakan uji Crosstabs
tabulasi silang untuk menunjukan suatu distribusi bersama dan uji Chi Square dengan alasan variabel independennya kategorik dan variabel dependennya juga
kategorik. Hubungan ini dikatakan bermakna signifikan apabila hasil analisis menunjukan nilai P value 0,05. Hasil analisa bisa dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Perilaku Pekerja terhadap Penerapan MK3
Perilaku Pekerja Penerapan MK3
Total P
Tidak Baik Baik
N N
N Pengetahuan
0,011
Tahu 11
45,8 13
54,2 24
100
Sangat tahu 10
41,7 14
58,3 24
100 Total
21 43,8
27 56,3
48 100
Sikap 0,009
Setuju 44,7
21 55,3
38 100
Sangat setuju 40
6 60
10 100
Total 43,8
27 56,3
48 100
Tindakan 0,041
Universitas Sumatera Utara
Tidak benar 10
43,5 13
56,5
23 100
Benar 11
44 14
56 25
100 Total
21 43,8
27 56,3
48 100
Tabulasi silang antara perilaku pekerja pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap penerapan MK3 di PT. Gold Coin Indonesia menunjukan bahwa sebanyak
58,3 pekerja menilai sangat tahu tentang pengetahuan dengan kategori penerapan MK3 baik. Sedangkan sebanyak 60 pekerja setuju tentang sikap dengan kategori
penerapan MK3 baik, dan 56,5 pekerja melakukan tindakan yang tidak benar dengan kategori penerapan MK3 baik.
Tabel 4.8 juga menunjukan bahwa variabel pengetahuan memperoleh nilai P
value
= 0,011, variabel sikap memperoleh nilai P
value
= 0,009, dan variabel tindakan memperoleh nilai P
value
= 0,041. Hal ini menunjukan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel perilaku pengetahuan, sikap, dan tindakan
terhadap penerapan MK3 P
value
0,05.
4.5 Gambaran Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan MK3
Uji regresi logistik ganda multiple logistic regression digunakan untuk mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap penerapan MK3 di bagian produksi
PT. Gold Coin Indonesia. Penelitian ini menunjukkan ada 3 variabel yang diduga berpengaruh terhadap penerapan MK3 yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap penerapan MK3 maka semua variabel kandidat
dimasukkan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai Pvalue 0,25 akan dikeluarkan secara bertahap backward selection seperti terlihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Logistik Tahap Pertama Variabel
B p
Expβ Pengetahuan
3,483 0,001
10,175
Sikap -1,220
0,295 0,295
Tindakan 1,155
0,041 32,567
= Dikeluarkan secara bertahap Setelah dikeluarkan variabel dengan nilai p 0,25 secara bertahap, maka
didapatkan 2 variabel yang masuk sebagai kandidat model pada tahap kedua yaitu pengetahuan dan tindakan. Berdasarkan hasil uji logistik tahap kedua, variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap penerapan MK3 dengan α 0,05 adalah
pengetahuan dan tindakan. Sedangkan variabel sikap tidak signifikan α 0,05.
Selanjutnya dilakukan pemodelan tahap kedua dengan memasukkan variabel pengetahuan dan tindakan secara bersamaan dengan tidak mengikutkan variabel
sikap. Hasil pemodelan menyimpulkan variabel yang paling berpengaruh terhadap penerapan MK3 di bagian produksi PT. Gold Coin Indonesia adalah tindakan
Expβ=32,567. Hal ini menunjukkan bahwa jika tindakan pekerja baik, maka
Universitas Sumatera Utara
penerapan MK3 di bagian produksi PT. Gold Coin Indonesia semakin menguat 33 kali, dibandingkan tindakan pekerja yang kurang baik.
Kesuluruhan variabel yang dipergunakan dalam penelitian dapat memprediksi besarnya pengaruh perilaku kerja terhadap penerapan MK3 sebesar 85,7 overall
percentage 85,7, sisanya 14,3 dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Uji Regresi Logistik Tahap Kedua Variabel
B p
Expβ Pengetahuan
1,684 0,028
5,387
Tindakan 3,448
0,000 31,451
Konstanta -9,948
0,000 0,000
Hasil uji regresi logistik di atas memperoleh persamaan sebagai berikut :
Z = -9,948 + 1,684X
1
+ 3,448X
3
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Penerapan MK3
PT. Gold Coin Indonesia memiliki kewajiban secara hukum untuk menerapkan SMK3 di lingkungan perusahaan karenan memiliki jumlah pekerja
sebanyak 225 orang, sebagaimana yang tersebut pada pasal 3 peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor : PER. 05MEN1996 bahwa “
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3”. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 pekerja bagian produksi PT. Gold
Coin Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa penerapan MK3 di lingkungan perusahaan dengan kategori baik sebesar 56,3 dan 43,8 penerapan MK3 dengan
kategori tidak baik. Tujuan dan sasaran yang termuat dalam SMK3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif Permenaker No.05Men1996.
Universitas Sumatera Utara