nomor 14. Menurut Hartati 2006, pekerja tahu akan peraturan tetapi tidak
melaksanakannya karena menganggap kurang leluasa, misalnya ketika harus menggunakan masker dan sarung tangan. Ginting 2006 menyatakan bahwa budaya
K3 di bagian produksi berhasil dengan baik jika pekerja mengetahui, memahami dan melaksanakan prinsip bekerja aman, selamat dan sehat untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan kesiapan seluruh pekerja. Pekerja yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki potensi untuk
mengalami kecelakaan. Hal ini bisa disebabkan karena pekerja tidak mendapatkan informasi perkembangan K3 secara jelas, tidak mendapatkan promosi K3 yang baik,
ada yang tidak pernah mengikuti pelatihan
5.3 Hubungan Sikap dengan Penerapan MK3
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada derajat kepercayaan 95 menunjukan ada hubungan yang bermakna pengetahuan terhadap penerapan MK3 P
value = 0,009 0,05 di PT. Gold Coin Indonesia tahun 2010. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujud suatu sikap menjadi tindakan nyata diperlukan faktor
pendukung. Sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak. Sikap dan tindakan nyata sering kali jauh berbeda
Notoatmojo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hartati 2006, para pekerja ada yang lalai dan ada yang dengan sengaja tidak mematuhi peraturan K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Sarwono 2003 menyatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Sikap positif
atau negatif tergantung pada segi positif atau negatif komponen pengetahuan. Makin banyak segi positif dari komponen pengetahuan maka makin penting komponen itu,
akan makin positif sikap yang terbentuk. Sebaliknya, makin banyak segi negatif dari komponen pengetahuan makin negatif sikapnya.
Menurut Ananto 2003 proses pembentukan sikap melalui proses belajar sosial. Proses pembentukan sikap yang positif karena adanya interaksi sosial yang
dialami individu. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi
terbesar untuk sikap sebesar 85,4 menilai dengan kategori setuju tentang pelayanan kesehatan yang disediakan sudah
baik pernyataan nomor 23 dan 85,4 menilai dengan kategori sangat setuju tentang penggunaan APD untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan pekerja pernyataan
nomor 24. Menurut Notoatmojo 2003 pengetahuan seseorang akan menentukan sikap
yang terwujud dalam tindakan nyata, akan tetapi tidak selamanya demikian, bahkan bisa terjadi sebaliknya, perilaku negatif. Pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi, kebudayaan, faktor emosi dari dalam diri individu yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Hubungan Tindakan dengan Penerapan MK3