hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata. Bila diberikan kacamata positif yang memberikan penglihatan
normal, maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut
sebagai hipermetropia fakultatif. Hipermetropia absolut, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata
positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak
memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai hipermetropi absolut. Hipermetropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa
siklopegia otot yang melemahkan akomodasi diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan
siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten
seseorang. Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia Ilyas, 2004.
c. Etiologi Hipermetropia
Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan
difokuskan di belakang retina. Berdasarkan penyebabnya, hipermetropia dapat dibagi atas :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Hipermetropia sumbu atau aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek. Hipermetropia
kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina. Hipermetropia indeks refraktif,
dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata Ilyas, 2006.
d. Patofisiologi
Akibat dari bola mata yang terlalu pendek, yang menyebabkan bayangan terfokus di belakang retina Wong, 2008.
e. Gejala Klinik Hipermetropia
Sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal, silau, kadang rasa juling atau melihat ganda, mata leleh, penglihatan kabur melihat dekat
Ilyas, 2006. Sering mengantuk, mata berair, pupil agak miosis, dan bilik
mata depan lebih dangkal Istiqomah, 2005. f. Pengobatan
Mata dengan hipermetropia akan memerlukan lensa cembung untuk mematahkan sinar lebih kaut kedalam mata. Koreksi hipermetropia adalah
di berikan koreksi lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia sebaiknya diberikan kaca mata lensa
positif terbesar yang masih memberi tajam penglihatan maksimal Ilyas, 2006.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Astigmatisme a. Definisi Astigmatisme
Astigmatisme adalah tajam penglihatan dimana didapatkan bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam-macam meredian
sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada tempat yang berbeda Istiqomah, 2005. Astigmatisme adalah keadaan dimana sinar
yang masuk ke dalam mata tidak dipusatkan pada satu titik akan tetapi tersebar atau menjadi sebuah garis Ilyas, 1989. Astigmatisme adalah suatu
keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada retina tidak pada
satu titik Ilyas, 2006. Astigmatisme juga dapat terjadi akibat jaringan parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada
bedah mata dapat mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea. Bila dilakukan pengencangan dan pengenduran jahitan pada kornea maka dapat
terjadi astigmatisme akibat terjadi perubahan kelengkungan kornea Ilyas, 2006.
b. Klasifikasi Astigmatisme
Dikenal beberapa bentuk astigmatisme seperti: Astigmatisme regular adalah suatu keadaan refraksi dimana terdapat dua kekuatan pembiasan
yang saling tegak lurus pada sistem pembiasan mata. Hal ini diakibatkan kornea yang mempunyai daya bias berbeda-beda pada berbagai meridian
permukannya. Astigmatisme ini memperlihatkan kekuatan pembiasan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi pada astigmatisme regular
dengan bentuk teratur dapat berbentuk garis, lonjong, atau lingkaran. Astigmatisme iregular yaitu astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2
meridian saling tegak lurus. Astigmatisme ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan
menjadi iregular. Astigmatisme iregular terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi, atau akibat kelainan pembiasan. Astigmatisme lazim astigmat
with the rule adalah suatu keadaan kelainan refraksi astigmatisme regular dimana koreksi dengan silinder negatif dengan sumbu horizontal 45-90
derajat. Keadaan ini lazim didapatkan pada anak atau orang muda akibat
perkembangan normal dari serabut-serabut kornea. Astigmatisme tidak lazim astigmat against the rule adalah suatu keadaan kelainan refraksi
astigmatisme regular dimanana koreksi dengan silinder negatif dilakukan dengan sumbu tegak lurus 60-120 derajat atau dengan silinder positif
sumbu horizontal 30-150 derajat. Keadaan ini terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat dibandingkan kelengkungan
kornea vertikal. Hal ini sering ditemukan pada usia lanjut Ilyas, 2004.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Etiologi Astigmatisme Bentuk kornea yang oval seperti telur, dapat juga diturunkan atau