Patofisiologi Gejala Klinik Miopia Komplikasi Klasifikasi Hipermetropia

miopia bertambah secara cepat -4Dtahun, sering terjadi perubahan pada retina dan biasanya terjadi bila miopia lebih dari -6D Nurrobbi, 2010.

c. Etiologi Miopia

Kekurangan zat kimia kekurangan kalsium, kekurangan vitamin, alergi, penyakit mata tertentu bentuk kornea kerucut, bisul di kelopak mata, pasca operasi atau pasca trauma atau kecelakaan, herediter atau faktor genetik perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal kelahiran, kerja dekat yang berlebihan seperti membaca terlalu dekat atau aktifitas jarak dekat Israr, 2010, kurangnya faktor atau aktifitas jarak jauh terutama sport atau aktifitas di luar rumah, pencahayaan yang ekstra kuat dan lama computer, TV, game, sumbuatau bola mata yang terlalu panjang karena adanya tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan, radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan tekanan yang di hasilkan oleh pembuluh darah dan bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang berlebihan Nasrulbintang, 2008.

d. Patofisiologi

Akibat dari bola mata yang terlalu panjang, menyebabkan bayangan jatuh di depan retina Wong, 2008

e. Gejala Klinik Miopia

Penglihatan kabur untuk melihat jauh dan hanya jelas pada jarak yang dekat, selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pada mata, kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia melihat jauh, mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek ”pinhole” sehingga dapat melihat jelas, penderita miopia biasanya menyenangi membaca Ilyas, 2006, cepat lelah, pusing dan mengantuk, melihat benda kecil harus dari jarak dekat, pupil medriasis, dan bilik mata depan lebih dalam, retina tipis Istiqomah, 2005. Banyak menggosok mata, mempunyai kesulitan dalam membaca, memegang buku dekat ke mata, pusing, sakit kepala dan mual Wong, 2008.

f. Komplikasi

Ablatio retina terutama pada miopia tinggi, strabismus mata juling, ambliopia Nurrobbi, 2010.

g. Pengobatan

Koreksi mata dengan miopia dengan memakai lensa minusnegatif yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan lensa kontak. Miopia juga dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif Ilyas, 2006. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Hipermetropia a. Definisi Hipermetropia

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat. Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang makula lutea Ilyas, 2004. Hipermetropia adalah suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina Istiqomah, 2005. Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina Patu, 2010.

b. Klasifikasi Hipermetropia

Terdapat berbagai gambaran klinik hipermetropia seperti: Hipermetropia manifes ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata maksimal. Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata. Bila diberikan kacamata positif yang memberikan penglihatan normal, maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif. Hipermetropia absolut, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai hipermetropi absolut. Hipermetropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia otot yang melemahkan akomodasi diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia Ilyas, 2004.

c. Etiologi Hipermetropia