c. Etiologi Astigmatisme Bentuk kornea yang oval seperti telur, dapat juga diturunkan atau
terjadi sejak lahir, jaringan parut pada kornea seteh pembedahan Ilyas,
2006, ketidakteraturan lengkung kornea, dan perubahan pada lensa
Nelson, 2000. d. Patofisiologi
Akibat dari kurvatura yang tidak sama pada kornea atau lensa yang menyebabkan sinar melengkung dalam arah yang berbeda Wong, 2008.
e. Gejala Klinis Astigmatisme
Melihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang bulat menjadi lonjong,
penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah, mengecilkan celah kelopak mata, sakit kepala, mata tegang dan
pegal, mata dan fisik lelah , astigmatisme tinggi 4–8 D yang selalu melihat kabur sering mengakibatkan ambliopia Ilyas, 2006, gambar di kornea
terlihat tidak teratur Istiqomah, 2005.
f. Pengobatan
Pengobatan denagn lensa kontak keras bila epitel tidak rapuh atau lensa kontak lembek bila disebabkan infeksi, trauma untuk memberikan
efek permukaan yang ireguler Ilyas, 2006.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Pencegahan Kelainan Refraksi
Koreksi penglihatan dengan bantuan kacamata, pemberian tetes mata atropine, menurunkan tekanan dalam bola mata, dan latihan penglihatan : kegiatan merubah
fokus jauh – dekat.
4. Cara Pemeriksaan Kelainan Refraksi 4.1. Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan Visus
Subjektif: Pemeriksaan ini dilakukan satu mata bergantian dan biasanya pemeriksaan refraksi dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri, kartu
Snellen di letakkan di depan pasien, pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter, dan satu mata ditutup biasanya mulai dengan menutup mata
kiri untuk menguji mata kanan, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris terkecil yang masih dapat dibaca, kemudian diletakkan lensa
positif + 0,50 untuk menghilangkan akomodasi saat pemeriksaan di depan mata
yang dibuka, bila penglihatan tidak tambah baik, berarti pasien tidak hipermetropia, bila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang ditambah
berlahan-lahan bertambah baik, berarti pasien menderia hipermetropia. Lensa positif yang terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran
lensa koreksi untuk mata tersebut, bila penglihatan tidak bertambah baik, maka
diletakkan lensa negatif. Bila menjadi jelas, berarti pasien menderita miopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa negatif teringan yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal, bila penglihatan tidak maksimal pada kedua pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara