5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Medikal Dorland edisi 28, Depresi didefinisikan suatu keadaan mental karena perubahan mood dengan karakteristik seperti seperti rasa
sedih, dan perasaan putus asa. Depresi diklasifikasikan dalam gangguan mood, suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit yang
berkaitan dengan mood seseorang. Gangguan mood dapat dibahagi kepada 2 jenis, yaitu gangguan unipolar dan gangguan bipolar. Gangguan depresi mayor dan
dysthymia termasuk dalam golongan gangguan unipolar karena gangguan ini hanya terjadi dalam satu arah sahaja, yaitu ke arah sedih dan putus asa. Sementara
gangguan bipolar adalah suatu gangguan mood di mana penderita mengalami perubahan episode mood yang signifikan, daripada sangat tinggi mania kepada
sangat rendah depresi. Cyclothymic personality termasuk dalam golongan gangguan bipolar Bjornlund, 2010.
2.1 Gangguan Depresi Mayor
Gangguan Depresi Mayor atau Major Depression merupakan suatu gangguan mood yang paling sering dijumpai dan paling parah Bjornlund, 2010.
Kebanyakan dari kita pasti pernah mengalami keadaan seperti ini sepanjang perjalanan hidup kita sebagai seorang manusia. Namun begitu, gangguan depresi
mayor secara klinis yang sebenar adalah suatu gangguan mood di mana perasaan sedih, marah, kehilangan, atau frustasi mengganggu kehidupan seharian seseorang
untuk suatu jangka masa yang lama National Institute of Mental Health, 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1 Etiologi dan Faktor Resiko Etiologi Gangguan Depresi Mayor tidak diketahui secara jelas namun
kemungkinan yang melibatkan gangguan psikologis dan biologis bisa menyumbang kepada terjadinya gangguan depresi mayor. Menurut Potter GG,
2007, dalam Belmaker, 2008, penderita dengan gangguan depresi mayor mungkin mempunyai penyakit jantung yang berkaitan dengan masalah disfungsi
endotelial. Penderita dengan personaliti depresi dan ansietas juga sering disebabkan oleh pengalaman sewaktu kecil Kendler, 2000. Menurut American
Academy of Child and Adolescent Psychiatry AACAP, resiko untuk terjadinya depresi pada anak-anak dan remaja di masa hadapan bisa ditentukan oleh
beberapa parameter, seperti riwayat episode depresi terdahulu, dysthymia, dan gangguan ansietas. Faktor-faktor biologis seperti genetik, kelainan neuroendokrin
atau neurodegeneratif juga dikatakan memainkan peran dalam terjadinya depresi.
2.1.2 Gambaran klinis Tidak semua penderita dengan masalah Gangguan Depresi Mayor
mempunyai gejala yang sama. Antara gejala yang timbul adalah : Rasa
sedih yang persisten, gelisah, atau perasaan „kosong‟ Perasaan putus asa
Perasaan bersalah, merasa diri tidak berguna Iritabilitas, cepat marah, resah
Hilang minat beraktivitas, termasuk aktivitas seksual Lelah dan kepenatan
Masalah konsentrasi, mengingat sesuatu dan membuat keputusan Insomnia, atau tidur berlebihan
Hilang selera makan, atau makan berlebihan Idea atau cobaan bunuh diri
Nyeri kepala, kekejangan atau masalah pencernaan yang persisten, tidak
hilang dengan pengobatan
Tabel 2.1 : Simptom Depresi, dikutip dari Depression. National Institute of Mental Health, 2008
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
7
2.1.3 Diagnosis Diagnosa gangguan depresi mayor adalah berdasarkan karakteristik
perilaku, psikologis dan fisiknya. Biasanya, langkah pertama dalam mendiagnosa gangguan depresi mayor termasuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan
lain yang bisa menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang berkaitan. Pemeriksaan fisik, lab, skrining dan sebagainya bisa membantu dokter untuk menegakkan
diagnosa, apakah gejala yang timbul ada kaitan dengan kemungkinan lain. Apabila dokter sudah menyingkirkan semua kemungkinan, barulah pasien akan
melalui uji diagnostik psikologi. Pemeriksaan ini termasuklah pemeriksaan simptom yang dialami penderita, tahap kesehatan mental dan sebagainya
Bjornlund, 2010. Kriteria diagnostik yang digunakan secara meluas untuk gangguan depresi
mayor ialah dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision DSM-IV-TR. Suatu episode depresi mayor ditandai
dengan munculnya 5 atau lebih gejala di bawah ini, dalam waktu periode 2 minggu. Salah satu gejala yang timbul harus termasuk poin pertama depresi
mood atau poin kedua penurunan minat. Kriteria ini termasuklah : 1.
Depresi mood dialami hampir sepanjang hari, dan hampir setiap hari - Pada anak-anak dan remaja, iritabilitas bisa terlihat
2. Penurunan minat secara drastis dalam semua atau hampir semua aktivitas,
hampir sepanjang hari, hampir setiap hari 3.
Terjadi kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan contoh : perubahan lebih dari 5 dari berat badan dalam sebulan, atau penurunan
atau pertambahan selera makan hampir setiap hari - Pada anak-anak, pertimbangkan kegagalan untuk mencapai berat badan
yang sesuai untuk usianya 4.
Setiap hari atau hampir setiap hari mengalami insomnia atau hipersomnia tidur berlebihan
5. Agitasi yang berlebihan atau melambat respon gerakan hampir setiap hari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
8
6. Rasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari
7. Rasa diri tidak berharga atau salah tempat atau rasa bersalah yang
berlebihan atau tidak tepat hampir setiap hari 8.
Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih atau membuat keputusan hampir setiap hari
9. Pikiran yang muncul berulang kali tentang kematian atau bunuh diri tanpa
suatu rencana yang spesifik, atau munculnya suatu percobaan bunuh diri, atau mempunyai rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri
2.1.4 Terapi Apabila seorang penderita sudah terdiagnosa menderita gangguan depresi
mayor, maka tindakan terapi bisa dilakukan. Biasanya, dokter akan bekerjasama dengan penderita untuk menentukan terapi yang paling sesuai. Diperkirakan
hampir 80 dari penderita dengan gangguan depresi mayor bisa diterapi dengan baik, tetapi keberhasilan terapi bergantung kepada terapi yang dipilih Bjornlund,
2010. Penggunaan obat untuk mengurangi gejala simptomatis dan psikoterapi telah terbukti efektif dalam mengobati gangguan depresi mayor, samada secara
sendirian maupun kombinasi Halverson, 2011. Penggunaan obat antidepresan merupakan terapi pertama untuk penderita
gangguan depresi mayor dewasa dengan rekuren dan persisten. Antidepresan bekerja dengan cara menormalkan kembali neurotransmitter yang memberi efek
pada mood seseorang, biasanya neurotransmitter serotonin dan norepinefrin. Ada juga obat antidepresan yang bekerja pada neurotransmitter dopamine National
Institute of Mental Health, 2008. Obat yang paling sering digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitors SSRIs. SSRIs meningkatkan jumlah
neurotransmitter serotonin dengan cara menghambat reuptake kembali serotonin ke sel presinaps. Hasilnya, jumlah serotonin di synaptic cleft yang akan berikatan
dengan reseptor akan meningkat. Contoh obat yang digunakan adalah fluoxetine Prozac, paroxetine Paxil dan sertraline Zoloft. SSRIs paling sering digunakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
9
karena obat ini efektif dan mempunyai efek samping yang kurang berbanding obat antidepresan yang digunakan dahulu Bjornlund, 2010. Sesetengah penderita
memberi respon baik terhadap obat antidepresan lain, seperti jenis monoamine oxidase inhibitor-A atau antidepresan trisiklik. Tetapi obat ini mempunyai efek
samping yang berat North, 2010. Monoamine oxidase inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim monoamine oxidase, maka jumlah norepinefrin dan
serotonin akan meningkat. Selain terapi farmakologi, salah satu terapi yang penting bagi penderita
gangguan depresi mayor adalah psikoterapi. Psikoterapi terdiri dari beberapa jenis, yaitu cognitive therapy, behavioral therapy, interpersonal therapy, group
therapy dan marital therapy. Cognitive therapy bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesadaran yang negatif dan kemudian ini nantinya akan diganti dengan
kesadaran positif. Behavioral therapy pula, penderita akan diajari perilaku baru dan skil interpersonal untuk mendapat respon yang diingini dari orang lain.
Latihan skil sosial adalah satu jenis behavioral therapy yang mementingkan latihan ketegasan, kompetensi verbal dan non-verbal dan memanfaatkan main
peran untuk mengembangkan kemahiran. Interpersonal therapy memudahkan penderita untuk sehat kembali dengan memfokuskan tentang keadaan sekarang,
bukan tentang sebelumnya. Tujuannya supaya penderita bisa mengembangkan skil menyelesaikan masalah, sosial dan interpersonal. Group therapy pula,
seorang dokter dan satu kumpulan penderita gangguan depresi mayor berusaha bersama-sama untuk mengubah keadaan emosional dan perilaku mereka sendiri.
Sementara Marital therapy bisa dilaksanakan oleh seorang individual, pasangan atau ahli keluarga sendiri North, 2010.
Apabila penderita gangguan depresi mayor tidak memberi respon terhadap terapi farmakologi maupun psikoterapi, maka satu lagi terapi bisa digunakan yaitu
Electroconvulsive therapy ECT atau terapi syok. Terapi ini bekerja dengan mengalirkan arus listrik melalui otak penderita, dengan sengaja membuat
penderita kejang untuk satu jangka masa yang singkat. Langkah ini dipercayai mengubah aktivitas kimia otak, karena pelepasan sejumlah besar neurotransmitter
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
10
dalam masa yang singkat, hingga hasilnya adalah perubahan dalam mood penderita dan meningkatkan fungsi otak Bjornlund, 2010. ECT juga digunakan
jika suatu respon antidepresan yang cepat diperlukan. Hasil yang terlihat bisa lebih cepat berbanding terapi farmakologi, kira-kira kurang 1 minggu sejak
permulaan terapi. ECT dipercayai efektif untuk pengobatan depresi delusi, dan juga terapi pilihan untuk penderita psikotik Halverson, 2011
2.1.5 Prognosis Gangguan depresi mayor adalah suatu penyakit yang mempunyai potensi
morbiditas dan mortalitas yang signifikan, karena depresi bisa menyumbang kepada terjadinya kasus bunuh diri, salahguna obat, gangguan hubungan
interpersonal, dan kehilangan masa kerja. Suatu studi dari WHO dan WB menemukan gangguan depresi mayor merupakan penyebab keempat terbanyak
yang menyumbang kepada kecacatan di seluruh dunia, dan angka ini dijangka meningkat menjadi penyebab kedua terbanyak menyebabkan kecacatan pada
tahun 2020 Bjornlund, 2010. Menurut National Alliance on Mental Illness, gangguan depresi mayor merupakan penyebab utama terjadinya kecacatan di
Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya. Tetapi dengan terapi yang sesuai, 70-80 dari penderita gangguan depresi
mayor bisa mencapai pengurangan gejala secara signifikan, walaupun masih kira- kira 50 dari penderita mungkin tidak memberi respon pada permulaan terapi.
40 dari individu dengan gangguan depresi mayor yang tidak diterapi selama 1 tahun akan terus termasuk dalam kriteria diagnosa, manakala 20 lainnya akan
mengalami remisi. Remisi parsial dengan atau adanya riwayat gangguan depresi mayor kronis akan menjadi satu faktor resiko untuk terjadinya episode rekuren
dan resisten terhadap terapi. Hasil pengobatan biasanya baik, tetapi tidak untuk semua penderita.
gangguan depresi mayor adalah satu penyakit dengan angka rekuren yang tinggi. Bagi penderita gangguan depresi mayor yang mengalami episode depresi yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
11
berulang, terapi cepat dan berterusan diperlukan untuk mengelak terjadinya gangguan depresi mayor kronis dan berterusan, hingga bisa menyebabkan
seseorang penderita gangguan depresi mayor itu perlu berterusan diterapi untuk jangka masa yang lama National Institute of Mental Health, 2008.
2.2 Wanita Hamil