Keuangan Daerah dan APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keuangan Daerah dan APBD

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. yang dimaksud daerah di sini adalah pemerintah daerah yang merupakan daerah otonom berdasarkan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom ini terdiri dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. karena pemerintah daerah merupakan bagian dari pemerintah pusat maka keuangan daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari keuangan negara. Menurut Halim 2004, ruang lingkup keuangan daerah terdiri dari keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang termasuk dalam keuangan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan barang-barang inventaris milik daerah. Keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan Pemda, di mana pada satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah selama satu tahun Universitas Sumatera Utara anggaran tertentu, dan dilain pihak menggambarkan perkiraan dan sumber- sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. Sebelumnya, yaitu pada era orde lama, terdapat pula definisi APBD. APBD adalah rencana pekerjaan keuangan financial workplan yang dibuat untuk suatu jangka waktu ketika badan legislatif DPRD memberikan kredit kepada badan eksekutif kepala daerah untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhanrumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar grondslag penetapan anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi. APBD adalah suatu anggaran daerah, kedua definisi APBD di atas menunjukkan bahwa suatu anggaran daerah, termasuk APBD, memiliki unsur- unsur sebagai berikut : 1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci; 2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan; 3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka; 4. Periode anggaran, biasanya satu tahun. Bentuk dan susunan APBD berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah terdiri atas tiga bagian, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan pelayanan Universitas Sumatera Utara publik dan didalamnya tercermin kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan sumber-sumber kekayaan daerah. Bahwa sumber-sumber pendapatan dan belanja yang tercantum dalam buku APBD kota Pematangsiantar adalah sebagai berikut : A. PENDAPATAN 1. Pendapatan Asli Daerah 1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1.2 Hasil Retribusi Daerah 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2. Dana Perimbangan 1.1 Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak 1.2 Dana Alokasi Umum 1.3 Dana Alokasi Khusus 3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.1 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.2 Bantuan Keuangan dan ProvinsiPemerintah Daerah Lainnya 1.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya B. PEMBIAYAAN DAERAH 1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 1.1Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.1 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Universitas Sumatera Utara 2.2 Pembayaran Pokok Utang C. BELANJA 1. Belanja Tidak Langsung : 1.1 Belanja Pegawai 1.2 Belanja Bunga 1.3 Belanja Hibah 1.4 Belanja Bantuan Sosial 1.5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintahan Desa 1.6 Belanja Tidak Terduga 2. Belanja Langsung 2.1 Belanja Pegawai 2.2 Belanja Barang dan Jasa 2.3 Belanja Modal

2.2 Pendapatan Asli Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

1 31 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal dan Dampaknya terhadap Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

1 52 87

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Pemerintahan Kota Tanjung Balai

2 42 103

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Alokasi Belanja Modal (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah.

0 1 15