Universitas Sumatera Utara
in Society”. Cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what
effect Rakhmat, 2002:2 . Ciri khas komunikasi interpersonal ini ialah sifatnya dua arah atau timbal
balik two ways traffic communications. Di dalam komunikasi interpersonal, komunikator dan komunikan saling berganti fungsi. Menurut Joseph A. Devito,
ciri komunikasi antarpribadi yang efektif adalah keterbukaan, openness, empati emphaty, dukungan supportiveness, rasa positif positiveness, kesetaraan
equality. Liliweri,1991:13.
1.5.2 Communication Apprehension
Tingkat kecemasan ataupun ketakutan individu yang berkaitan dengan komunikasi yang sedang atau yang akan dilakukan dengan orang lain dinamakan
dengan Communication apprehension Devito, 2001:80. Communication apprhension merupakan perilaku yang biasa dan normal karena setiap individu
mengalaminya, namun tidak semua individu dapat mengatasi hal ini sehingga dapat menggangu komunikasi individu tersebut dengan orang lain.
Petterson dan Ritts dalam penelitiannya mengemukakan beberapa parameter yang menunjukkan komunikator mengalami kecemasan sosial dan
komunikasi. Menurut mereka kecemasan sosial dan komunikasi, memiliki aspek fisik, aspek tingkah laku, serta aspek kognitif.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Joseph A. Devito Devito:81-82 menuliskan faktor-faktor yang meningkatkan kecemasan berkomunikasi, antara lain:
1. Degree of Evaluation
2. Subordinate Status
3. Degree of Consciousness
4. Degree of unpredictability
5. Degree of dissimiliarty
6. Prior success and failures
7. Lack of communication skill and experience
Terkait dengan pemikiran negatif, Patterson dan Rits mengemukakan: “ Negative thinking can lead to anxious self-perceptions that keeps a person from
considering all of the information and cues in the environment.” Pemikiran negatif menyebabkan seseorang menjadi terlalu khawatir dengan dirinya sendiri
sehinnga ia harus memperhitungkan segala informasi dan gejala yang muncul dari lingkungan sekitarnya. Hal ini menyebabkan proses dan pengolahan informasi
yang normal terganggu yang pada akhirnya mendorong seseorang untuk menarik diri dari lingkungannya. Morissan, 2010:9
1.5.3. Teori Pengurangan Ketidakpastian Uncertainly Reduction Theory
Teori ini pertama sekali dekembangkan oleh Berger dan Calabrese pada tahun 1975. Tujuan Berger dan Calabrese dalam membangun teori ini adalah
untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang-orang yang baru saling mengenal yang terlibat dalam
percakapan. Teori pengurangan ketidakpastian membahas proses dasar bagaimana
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kita memperoleh pengetahun mengenai orang lain melalui interaksi komunikasi, dalam Morissan, 2010:86
Berger dan Calabrese menuliskan tujuh aksioma ketidak pastian, yakni: 1.
Ketidakpastian tinggi, mendorong komunikasi verbal 2.
Pernyataan nonverbal rendah, ketidakpastian tinggi 3.
Ketidakpastian tinggi mendorong pencarian informasi rendah 4.
Ketidakpastian tinggi, keakraban komunikasi rendah 5.
Ketidakpastian tinggi, resiprositas tinggi 6.
Kesamaan mengurangi ketidakpastian 7.
Ketidakpastian tinggi, kesukaan rendah Morrisan, 2010:93
1.6 KERANGKA KONSEP