Perilaku Cemas Communication Apprehension

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Perilaku Cemas

Kecemasan dapat menyebabkan penurunan frekuensi, kekuatan, dan ketertarikan dalam interaksi komunikasi pada individu sehingga individu memiliki keengganan dalam berkomunikasi. Kecemasan yang tinggi menghindari situasi komunikasi, namun saat individu didorong untuk berpartisipasi, individu tersbut akan berkomunikasi sesedikit mungkin. Individu-individu yang mengalami kecemasan yang tinggi akan merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka, mungkin karena mereka kurang berhasil dalam membangun hubungan–hubungan interpersonal. Semua perilaku ini tidak mengartikan bahwa kecemasan terjadi pada orang yang tidak bahagia. Kebanyakan individu yang cemas telah belajaratau dapat belajar untuk menangani kecemasan berkomunikasi mereka. DeVito,2001:80 Sullivan menyatakan bahwa kecemasan dan kesendirian merupakan pengalaman yang unik dalam arti mereka benar-benar tidak dikehendaki, oleh karena itu maka orang cenderung mengundarinya, secara turun temurun memilih situasi euforia. Sullivan merangkum konsep ini dengan menyatakan “keberadaan kecemasan jauh lebih buruk dari ketikberadaannya” JessGregory, 2010:261 Sullivan membedakan kecemasan dengan rasa takut dalam beberapa pendekatan yang penting. Pertama, kecemasan biasanya berakar dari situasi interpersonal yang kompleks dan hanya tampak samar dalam kesadaran; rasa takut lebih jelas dikenali dan asalnya lebih mudah diketahui. Kedua, Kecemasan tidak memiliki nilai positif. Hanya ketika kecemasan berubah bentuk menjadi ketegangan seperti rasa marah dan takut maka ia dapat mendorong ke arah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tindakan yang menguntungkan. Ketiga, kecemasan menghambat terpuaskannya kebutuhan, sedangkan rasa takut kadang membantu manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Pertentangan terhadap pemuasan kebutuhan ini diungkapkan dalam kata-kata yang dapat dianggap sebagai definisi Sullivan akan kecemasan: “Kecemasan adalah ketegangan yang bertentangan dengan ketegangan akan kebutuhan dan bertentangan dengan tindakan yang membuat mereka nyaman” JessGregory, 2010:261. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada masa depan dan sering kali memperkirakan malapetaa. Pemikiran tentang kecemasan sering dimulai dengan, “Bagaimana kalau...” dan berakhir dengan hal yang kacau. Pemikiran tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya. Misalnya seseorang yang takut bicara di depan umum bisa saja sebelumnya ia berfikir “Bagaimana kalau aku terlihat aneh? Bagaimana kalau mereka mengkritik? Bagaimana kalau orang lain menganggapku bodoh dan tidak mengerti apa yang kukatakan?. Ia bisa memiliki citra tentang dirinya sendiri mematung didepan orang banyak. Pemikiran ini adalah tentang masa depan dean semuanya memprediksikan hal yang buruk., sebagaian orang merasa cemas dalam hubungan dekat. Mungkin mereka takut akan komitmen, takut dikritik, ditolak, dipermalukan, atau bayangan kemesraan yang hancur. Semua ini menunjukkan adanya tema “sesuatu ynag buruk akan terjadi” yang merupakaan tanda kecemasan DennisChristine, 2004:215. Semua perubahan pemikiran, perilaku, dan fisik yang dialami ketika kita merasa cemas merupakan bagian dari respon kecemasan yang disebut dengan “lawan, lari, atau diam” DennisChristie, 2004:210. Tiga jenis respon ini bisa adaptif ketika seseorang menganggap ia sedang menghadapi bahaya. Untuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara melihat bagaimana hal ini terjadi, bayangkan anda sendiri duduk di kursi di sebuah taman temaram , melihat seorang lelaki besar dari jarak 20 meter berjalan kearah anda. Anda yakin kalau ia melihat anda dan anda berfikir “Bagaimana kalau ia merampokku?, Bagaimana kalau ia mabuk alkohol?”. Pilihan anda adalah: 1 Lawan, untuk melakukannya jantung dan nafas anda semakin cepat otot anda akan tegang dan berkeringat yang membantu anda mendinginkan tubuh anda. 2 Lari, mungkin anda berfikir melawan orang itu bukan ide baik, maka telapak tangan anda pun berkeringat nafas dan jantuk anda pun semakin cepat dan wajah anda merona. 3 Diam, mungkin saja anda berpura- pura tidak melihat orang itu, dalam hal ini akan membuat otot-otot anda menjadi tegang dan kaku, jantung anda berdegup lebih kuat, dengan dada tegang anda akan bernafas dengan sangat pelan. Gambar 3.1: Ciri-ciri kecemasan Reaksi Fisik -Telapak tangan, kepala, badan berkeringat -Otot tegang -Jantung berdegup kencang - Pipi merona -Pusing Pemikiran -Memikirkan bahaya secara berlebihan -Menganggap diri anda tidak mampu mengatasi masalah -Tidak menganggap penting bantuan yang ada -Khawatir dan berpikir tentang hal yang buruk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Perilaku - Menghindari situasi saat kecemasan terjadi -Meninggalkan situasi ketika kecemasan terjadi -Mencoba melakukan hal-hal kecil bermain macis, bersenandung, jalan mondar-mandir -Mencoba melakukan banyak hal secara sempurna atau mencoba mencegah bahaya Suasana Hati - Gugup - Jengkel - Cemas - Panik Sumber: Dennis Christine, Manajemen Pikiran, 2004:210 Dennis dan Christine dalam bukunya Manajemen Pikiran, mengatakan bahwa kecemasan merupakan salah satu emosi yang paling menimbulkan stress yang dirasan oleh banyak orang. Kadang kecemasan disebut juga dengan perasaan gugup dan khawatir. Kata “Kecemasan” menggambarkan sejumlah masalah termasuk phobia takut akan hal atau situasi tertentu, perasaan panik, gangguan pascatrauma. Mereka juga menggunakan kata “kecemasan” untuk menggambarkan periode singkat perasaan gugup, khawatir, atau takut yang kita alami ketika dihadapkan pada pengalaman yang sulit di dalam hidup kita 2004:209. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kecemasan juga memiliki efek merusak pada orang dewasa. Jess dan Gregory mengatakan “Kecemasan adalah kekuatan pengganggu utama yang menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang sehat” Teori Kepribadian, 2010:260, mereka juga memakai pendapat Sullivan 1953 yang menyamakan kecemasan parah dengan pukulan keras pada kepala. Kecemasan membuat manusia tidak mampu belajar, merusak ingatan, menyempitkan sudut pandang dan dapat menyebabkan amnesia. Hal yang unik dari kecemasan adalah bahwa ia mempertahankan keadaan sebagaimana saat itu, walaupun seseorang benar-benar merasa terganggu. Ketika kecemasan menghasilkan tindakan yang secara khusus diarahkan untuk mencapai perasaan lega, maka kecemasan menghasilkan perilaku: 1. Mencegah manusia untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri. 2. Membuat orang tetap mengejar keinginan kekanak-kanakan demi rasa aman. 3. Secara garis besar memastikan bahwa seseorang tersebut belum belajar dari pengalaman mereka. Burgoon Infante et.al, 1990:146 dalam penelitiannya menemukan beberapa aspek yang memberi kontribusi terhadap munculnya ketidakinginan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu: 1. Alienasi sosial, persoalan ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Individu tersebut dalam kesehariannya masih mengembangkan perasaan gelisah insecurity, isolasi, dan perasaan tidak mempunyai kekuasaan powerlessness. 2. Introversi. Apa yang dimaksud sebagai introversi merupakan aspek lain yang memberi kontribusi terhadap ketidakinginan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena orang yang mempunyai sifat tertutup introvert Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tidak menempatkan komunikasi sebagai medium interaksi yang penting, dan karenanya komunikasi tidak cukup dibutuhkan oleh individu yang berkepribadian tertutup. 3. Harga diri self-esteem. Harga diri merupakan satu bagian dari sindrom ketidakinginan untuk berkomunikasi, karena individu yang mempunyai harga diri yang rendah akan merasa khawatir orang lain memberi reaksi negatif kepadanya. Akibatnya, ia kurang termotivasi untuk berkomunikasi karena ia merasa tidak bisa untuk melakukannya. http:www. eprints.ac.id.76251kecemasanJIS.pdf Menurut Patterson dan Ritts Morissan,2010:9 kecemasan sosial dan komunikasi memiliki parameter seperti: 1. Aspek fisik seperti denyut jantung atau wajah yang memerah karena malu 2. Aspek tingkah laku, seperti penghindaran dan perlindungan diri 3. Aspek kognitif, seperti terlalu fokus pada diri sendiri self -focus serta timbulnya pemikiran negatif. Dari ketiga parameter tersebut maka aspek kognitif dinilai sebagai yang paling dominan. Hal ini berarti kecemasan sosial dan komunikasi sebagian besar berkenaan dengan bagaimana cara kita berpikir mengenai diri kita terkait dengan situasi komunikasi yang tengah dihadapi. Morissan, 2010:9

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi