KESIMPULAN DAN SARAN A.

xvii DAFTAR BAGAN Halaman 2.1 Kerangka Teori 18 2.2 Kerangka Konsep 21 xviii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.2 : Definisi Operasional Variabel Penelitian 21 Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi usia Responden 35 Tabel 5.2 : Hasil Uji Normalitas Data 35 Tabel 5.3 : Distribusi Tingkat Stres Responden 35 Tabel 5.4 : Distribusi Sumber Stres Responden 36 Tabel 5.5 : Hasil Uji Mann Whitney 37 xix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Penjelasan Penelitian untuk Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Kuesioner Perceived Stress Scale PSS Lampiran 4 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Stres Lampiran 5 : Hasil Uji Analisis Univariat Lampiran 6 : Hasil Uji Analisis Bivariat 1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik klinik adalah bagian penting dari pendidikan Keperawatan. Praktik klinik ini memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan teori dengan praktik merawat klien Chapman, 2000. Praktik klinik juga dapat mengembangkan kompetensi siswa Keperawatan, dan praktik klinik memberikan wawasan yang lebih untuk mengembangkan strategi mengajar klinik yang efektif dalam pendidikan keperawatan. Tujuan dari praktik klinik adalah sebagai kunci pembentukan mahasiswa keperawatan karena dapat meningkatkan kemampuan siswa keperawatan secara komprehensif dan sistematis dalam menyelesaikan masalah perawatan klien, dengan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam perawatan Yang, 2012. Praktik klinik dikatakan sebagai kunci dalam pembentukan mahasiswa keperawatan karena mahasiswa dapat menerapkan teori pengetahuan dan mengembangkan keterampilan untuk memberikan perawatan kepada pasien mereka secara langsung. Dalam memberikan perawatan kepada pasien, mahasiswa praktik klinik seringkali menghadapi situasi sulit, dan sering menimbulkan stres karena kontak langsung dengan penyakit, rasa sakit, penderitaan, kecacatan, dan kematian pasien. hal ini terjadi dikarenakan mahasiswa baru terpapar dengan lingkungan klinik 2 sebagai tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama mereka Nicholas, et, al, 2013. Tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama disebut sebagai fase observasi dan hal ini disebut juga sebagai masa transisi. masa transisi yaitu masa dari pendidikan dikelas menjadi pendidikan diklinik, dan ketika mahasiswa bergerak dari pengamat pasif ke peserta aktif. dalam masa transisi ini mahasiswa tahun pertama praktik klinik sering mengalami stres. Hal yang menyebabkan stres tersebut adalah akibat dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan klinik, kekhawatiran merawat pasien dan takut membuat kesalahan. stres yang diwujudkan melalui kecemasan dan kesulitan dalam membuat keputusan Brien, 2012. Penempatan praktik klinik tahun pertama mahasiswa mungkin memiliki tingkat stres yang tinggi karena merasa asing dengan lingkungan institusi rumah sakit, kurang percaya diri, dan tidak memiliki pengalaman klinis sebelumnya dimana hal tersebut bisa menjadi sumber stres saat praktik klinik Khater, Zaheya, 2012. Hal ini sejalan dengan penelitian Chan 2006 yang membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan dalam menjalani praktik klinik, hasil menunjukan bahwa tingkat stres bervariasi tergantung pada tingkat semester, dan penempatan klinis. Dan menurut Kleehammer et al, 1990 dalam Chan, 2006 ditemukan bahwa mahasiswa tahun pertama menunjukan skor stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tahun kedua. 3 Stres praktik klinik pada mahasiwa merupakan suatu reaksi adaptif yang bersifat sangat individual, sehingga stres pada seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir, tingkat pendidikan dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Hartono,2007. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2015, peneliti mengambil 10 orang mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil studi pendahuluan adalah, 10 mahasiswa mengatakan bahwa praktik klinik merupakan stresor bagi mereka, sumber-sumber stresor yang sering kali mahasiswa rasakan yaitu 10 mahasiswa merasakan stres dalam merawat pasien, 9 orang mahasiswa merasa stres dengan tugas-tugas dan beban kerja, 7 mahasiswa merasa takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan pasien,10 mahasiswa merasa stres dengan sikap staf perawat dan pembimbing klinis, 8 mahasiswa merasa stres jika tidak dapat memberikan perawatan yang baik kepada pasien, 10 mahasiswa merasa takut jika membuat kesalahan, dan 7 mahasiswa merasa asing dengan profesional skill dalam keperawatan. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan, Waras Budi Utomo, mengatakan bahwa berdasarkan kurikulum 2012 mahasiswa keperawatan memulai praktik klinis sejak semester 3 dimana mahasiswa telah mempelajari konsep dan teori praktikum tindakan keperawatan dasar 1 dan 2. dalam praktik klinik ini juga untuk mengawali keterpaparan suasana klinis di Rumah Sakit agar mahasiswa tidak mengalami reality shock ketika mulai memasuki tahap profesi.