Tahap Tahap Cooling Compound Tahap Ekstrusi

Setelah compound mengalami maturasi ,compound tersebut dialirkan menuju bak pencucian water bath melalui suatu tabung kaca kapiler untuk digumpalkan. Gel serat lateks akan kontak dengan penggumpal koagulan secara cepat, lalu ditarik ke bak dengan roller yang menarik serat melewati bak pencucian ke oven pengeringan dan pengobatan. Setelah melewati oven, serat tersebut masing – masing digulung pada suatu kumparan atau umumnya dibentuk menjadi suatu pita. Untuk menghasilkan benang karet yang halus harus dilakukan proses koagulasidengan cepat dan benang karet tersebut dipindahkan secara vertikal dari bak. Pembuatan benang karet membutuhkan ketelitian dan perhatian yang detil. Benang – benang yang dihasilkan tersebut harus mempunyai diameter yang seragam, bagus dalam pengujian sifat fisikanya serta menghasilkan benang yang tidak terputus – putusIndian Rubber Institute, 1992. .

a. Tahap

in active compound Pencampuran lateks pekat yang sudah ditimbang dalam tangki penimbangan lateks dialirkan ke inactive compound tank ICT dengan menggunakan tekanan. Demin water dialirkan ke compoundin activedengan menggunakan vakum pump sistem. Setelah dua jam compound diperiksa dilaboratorium kimia. Setelah 7 jam dari pencampuran maka compound dipindahkan ke active compound tank ACT. b . Tahap Compound active Universitas Sumatera Utara Didalam tahapcompoundactive , pada compound in active ditambahkan bahan kimia KOH 20 sebagai stabilisator, Dispersi kaolin klay60 sebagai akselarator dan Octocuresebagai aktivator. Prinsip-prinsip proses aktif ini pencampuran pengaktifan, swelling dan maturasi antara lain: 1. Compound yang ada di tangki tidak aktif ditransfer dengan vakum sistem ke tanki kompon aktif.. 2. Semua bahan-bahan kimia zat pengaktif dimasukan satu persatu ke active compound kemudian dilakukan maturasi pada temperatur 28-32 C selama kurang lebih 8 jam. 3. Titik akhir maturasi ditandai dengan kesesuaian standart pada pengujian swelling indeks. 4. Compound dianalisa oleh laboratorium kimia setelah itu dihomogenkan selanjutnya dilakukan proses pendinginan.

c. Tahap Cooling Compound

Bahan yang digunakan adalah bahan yang ada di active compound tank prinsip pengolahan coolingyaitu : pendinginan, menghilangkan buih dan menghomogenkan. dengan menggunakan vakum sistem antara lain: 1. Compound yang ada dalam compound active tank ACT ditransfer ke cooling compoundstorage tank CCSTmelalui mesin homogenezer agar compound benar-benar homogen. 2. Compound diaduk dengan stirrer. 3. Compound didinginkan hingga 13 °C selama kira-kira 18 jam. Universitas Sumatera Utara 4. Compound siap diolah menjadi benang karet di extrution department.

d. Tahap Ekstrusi

Tugas semua departemen ekstrusi adalah mengolah compound yang ada di cooling compound storage tank CCST menjadi benang karet sesuai dengan order pesanandari pelanggan. Bagian – bagian dari proses departemen ektrusiadalah : 1. Tempat pendinginandi bak asam acid bath dan bak pencucian water bath 2. Tempat pengeringan drying dan curing 3. Tempat pembedakan talcum box, kipas talcum dan pemitaan ribboning 4. Tempat pengepakan pengepakan,penimbangan,dan pelabelan Adapun uraian dari proses pada ekstrusi adalah sebagai berikut : 1. Dari tangki penyimpan, compound dialirkan ke bottom service tank BST. 2. Lalu di pompakan ke top container filter dan top service tank maka compound dikembalikan ke tangki penyimpanan pendinginan compoundcooling compound storage tank dengan menggunakan selang atau pipa. 3. Secara grafitasi compound yang ada di tangki layanan atas turun dan mengalir ke bak asam acid bath. 4. Di bak asam ini merupakan awal dari pembentukan benang karet melalui capilary nozzle menjadi padatan atau menggumpal. Universitas Sumatera Utara 5. Benang-benang karet yang ada di bak asam dialirkan kedalam bak air pada temperatur 70°C dengan tujuan untuk menghilangkan kadar asamnya hingga mencapai pH netral, lalu dikeringkan pada alat pengering Dry Oven pada temperatur 100-105°C. 6. Dari tempat pengering benang-benang karet di masukkan ke dalam kotak pembedak dengan tujuan agar benang karet tidak lengket. 7. Proses pembentukan pita pada rol pemitaan ribboning roll dimana dalam satu pita terdapat 40 benang. 8. Setelah proses pemitaan benang karet divulkanisasi pada curing oven dengan temperatur 130-140 °C. 9. Setelah itu dilakukan pendinginan di drum pendinginan pada temperatur 30°C. 10. Setelah pendinginan maka benang karet siap untuk dikemas atau dipakinghttp:denosan.comengineerchemical-engineerproses- produksi-karet. Dalam pembuatan benang karet terkadang diperlukan juga variasi warna yang sesuai dengan permintaan pelanggan atau konsumen, maka dari itu pemberian warna pada benang karet dilakukan. Pewarna yang diberikan padabenang karet biasanya sesuai dengan permintaan dari pelangan seperti warna hitam, putih, merah dan lain – lain. Selain untuk memberi warna pada benang karet, warna ini juga memberi pengaruh besar terhadap sifat fisikanya benang karet yang dihasilkan nantinya. Untuk compound yang diberi warna hitam biasanya sifat fisikanya jauh lebih baik dibanding dengan benang karet warna putih maupun warna lainnya. Pada benang karet yang berwarna hitam tersebut mengandung karbon hitam yang digunakan Universitas Sumatera Utara sebagai pengisi yang berfungsi untuk mencegah tembusnya cahaya dan adanya antioksidan yang umumnya digunakan dalam benang karet yang hitam yang dapat memperlambat reaksi akibat dari adanya cahayaMcPherson,A.T and Klemin, A. 1956.

2.5 Pengujian Sifat Mekanis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet (Resistant At Breaks) C-42 Sw Ends 40

1 24 46

Pengaruh Swelling Indeks Compound Pada Unit Aktive Tank Terhadap Tegangan Putus Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

0 39 49

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet ( Resistant At Breaks ) Count -42 Sw Ends 40

1 37 44

Pengaruh Swelling Index Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Benang Karet Count 37 NS 40 Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

1 33 61

Penentuan Bilangan Swelling Indeks Compound Lateks Pada Pembuatan Benang Karet di PT.Industri Karet Nusantara Tanjung Morawa Medan

0 27 43

Pengaruh Swelling Indeks Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Pada Proses Benang Karet Count 37 Ns 40 Pt.Industri Karet Nusantara Medan

2 43 57

Pengaruh Temperatur Vulkanisasi Terhadap Nilai Kelenturan (Schwartz Value/Vrs) Benang Karet (Count 42 Sw Ends 40) PT. Industri Karet Nusantara

0 50 44

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 2 19

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18