Pengolahan Lateks Pekat menjadi Compound Lateks Compound

Disamping itu perlu bahan pengisi seperti karbon putihwhite carbon. Sedangkan sebagai pelunak untuk memperbaiki sifat karet yaitu dengan menggunakan asam stirik, paraffin, vaselin atau bitumen. Untuk bahan penguat digunakan seng, kaolin atau karbon. Kemampuan isolasi karet mentah murni lebih tinggi dibandingkan dengan karet yang sudah divulkanisasi. Resistifitas karet berkisar antara 10 14 hingga 10 15 Ω cm dan tan δ pada frekuensi 50 Hz berkisar antara 0,01 hingga 0,03 dan permitivitas ε antara 2,5 hingga produksi karet alam Indonesia terbesar ke-2 setelah Thailand, tetapi di Indonesia penelitian tentang karet masih minim sehingga pengolahan dengan bahan karet masih terbatas. Kondisi pembuatan part karet sekarang ini dalam proses vulkanisasi kebanyakan dengan menggunakan pemanasan kompor atau api. Dilihat dari segi pengaruh proses pengepresannya mengenai variasi suhu, waktu dan tekanan tidak terkontrol dengan baik karena dalam prosesnya secara manual, sehingga hasil dimensi yang didapat kurang bagushttp:etd.eprints.ums.ac.id79671D200030137.

2.3 Pengolahan Lateks Pekat menjadi Compound

Lateks pekat yang diperoleh dengan cara pemusingan atau pendadihan digunakan untuk pembuatan barangjadi karet dari lateks dengan cara membuat lateks pekat menjadi compound terlebih dahulu. Compoundadalahlateks yang telah bercampur bahan kimia, dimana bahan – bahan kimia tersebut diformulasikan kedalam tiga bentuk, yaitu dispersidispersion, emulsi emulsion dan solusi solusion. Universitas Sumatera Utara a. Dispersi adalah campuran bahan kimia dalam bentuk tepung yang sukar larut dalam air. Bahan kimiabubuk yang digunakan dihaluskan dengan menggunakan alat penggilinggrunding mill. Dispersi ini meliputi; TiO 2 70, Sulfur 55, Wing Stay 55, Kaolin klay 60, warna SW, Pewarna hitam. b. Solusi adalah campuran homogen antara bahan kimia yang larut dalam air, contohnya KOH. Solusi ini meliputi KOH 20, KOH 30. c. Emulsi adalah campuran bahan kimia yang tidak dapat larut dalam air, untuk mencampurkannya digunakan bahan tertentu yang disebut Emulgator. Emulsi ini meliputi Amonium Kasenate 10, Potasium 20, Potasium 30, Sunproof 50 dan Hepteen Base 50Hoffman, W. 1989.

2.4 Lateks Compound

Pada pengolahan Lateks banyak digunakan bahan Kimia.Bahan – bahan Kimia tersebut digunakan sesuai fungsinya pada proses pengolahan baik sebagai bahan pokok seperti bahan pembeku, vulkanisasi, katalis untuk mempercepat reaksi, penggiat, antioksidan serta antiozon, pengisi, pelunak dan pewarna. 1 Bahan pembeku Dalam proses pembekuan Lateks terdapat beberapa macam bahan Kimia yang dapat digunakan. Bahan Kimia tersebut biasanya seperti asam, misalnya asam format atau asam semut dan asam asetat atau biasa disebut asam cuka. 2 Bahan vulkanisasi Bahan yang digunakan dalam proses vulkanisasi untuk mempercepat kematangan Lateks compound adalah Belerang S. selain untuk vulkanisasi karet alam, Belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet Sintetis. Selain Universitas Sumatera Utara belerang bisa juga digunakan bahan Kimia atau proses yang lain seperti Damar fenolik, Peroksida organik, Radiasi sinar gamma dan Uretan. 3 Katalis Pada reaksi vulkanisasi ditambahkan katalis untuk mempercepat reaksi karena pada vulkanisasi reaksi terjadi sangat lambat.Bahan Kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi biasanya Octocure. 4 Bahan Penggiat Bahan penggiat berfungsi untukmenambah cepat kerja katalis. Meskipun bahan ini termasuk vital, namun berpengaruh dalam proses pengolahan benang karet. Bahan yang digunakan sebagai bahan penggiat adalah Seng oksida dan asam stearat merupakan bahan penggiat yang paling banyak dipakai. 5 Bahan Antioksidan dan Antiozon Bahan ini berfungsi untuk melindungi benang karet dari kerusakan akibat pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara.Bahan ini tahan terhadap pengaruh ion Tembaga Cu, Mangan Mn dan Besi Fe.Selaintahan terhadap ozon dan oksigen, bahan ini juga melindungi benang karet dari pengaruh suhu tinggi, retak – retak dan kelenturan.Bahan yang digunakan biasanya adalah Sunproof dan Wingstay L. 6 Bahan pelunak Bahan yang digunakan seperti Minyak naftenik, Minyak nabati dan Minyak aromatik.Fungsi bahan ini adalah untuk memudahkan pembuatan benang karet dan pemitaan atau pembentukan benang karet.Setelah pemberian bahan pelunak ini biasanya benang karet menjadi empuk dan mudah untuk Universitas Sumatera Utara dibentuk.Pada pemberian bahan pengisi yang terlalu banyak harus diimbangi dengan bahan pelunak untuk mempermudah pengolahan benang karet. 7 Bahan pengisi Bahan pengisi yang digunakan dalam pengolahan benang karet ada dua macam, yaitu :

a. Bahan pengisi pertama yang tidak aktif yang berfungsi untuk menambah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet (Resistant At Breaks) C-42 Sw Ends 40

1 24 46

Pengaruh Swelling Indeks Compound Pada Unit Aktive Tank Terhadap Tegangan Putus Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

0 39 49

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet ( Resistant At Breaks ) Count -42 Sw Ends 40

1 37 44

Pengaruh Swelling Index Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Benang Karet Count 37 NS 40 Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

1 33 61

Penentuan Bilangan Swelling Indeks Compound Lateks Pada Pembuatan Benang Karet di PT.Industri Karet Nusantara Tanjung Morawa Medan

0 27 43

Pengaruh Swelling Indeks Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Pada Proses Benang Karet Count 37 Ns 40 Pt.Industri Karet Nusantara Medan

2 43 57

Pengaruh Temperatur Vulkanisasi Terhadap Nilai Kelenturan (Schwartz Value/Vrs) Benang Karet (Count 42 Sw Ends 40) PT. Industri Karet Nusantara

0 50 44

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 2 19

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18