Bahan pengisi pertama yang tidak aktif yang berfungsi untuk menambah Bahan pengisi kedua yang aktif atau yang menguatkan. Contoh bahan

dibentuk.Pada pemberian bahan pengisi yang terlalu banyak harus diimbangi dengan bahan pelunak untuk mempermudah pengolahan benang karet. 7 Bahan pengisi Bahan pengisi yang digunakan dalam pengolahan benang karet ada dua macam, yaitu :

a. Bahan pengisi pertama yang tidak aktif yang berfungsi untuk menambah

kekerasan dan kekakuan benang karetyang dihasilkan, namun sifat lainnya menurun. Contoh bahan pengisinya adalah tanah liat dan Kalsium karbonat.

b. Bahan pengisi kedua yang aktif atau yang menguatkan. Contoh bahan

pengisi nya adalah Karbon hitam, Silika, Aluminium silikat dan Magnesium silikat. Bahan inimenambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan serta tahanan putus yang tinggi pada benang karet yang dihasilkan. 8 Bahan pewarna Dalam pengolahan benang karet ada jenis karet tertentu yang perlu ditambahkan pewarna.Untuk itulah bahan pewarna ini digunakan Tim Penulis PS, 1993. Setelah pembuatancompound dilakukan proses pemeraman pada waktu dan suhu tertentu agar diperoleh tingkat kematangan compound yang sesuai sehinga menjadi benang karet yang bermutu baik. Proses pemeraman ini sendiri menghasilkan panas dimana panas ini nantinya secara tidak langsung berfungsi untuk mempercepat reaksi. Adapun range suhu yang biasa diperbolehkan antara 30 - 35ºC. Universitas Sumatera Utara Setelah compound mengalami maturasi ,compound tersebut dialirkan menuju bak pencucian water bath melalui suatu tabung kaca kapiler untuk digumpalkan. Gel serat lateks akan kontak dengan penggumpal koagulan secara cepat, lalu ditarik ke bak dengan roller yang menarik serat melewati bak pencucian ke oven pengeringan dan pengobatan. Setelah melewati oven, serat tersebut masing – masing digulung pada suatu kumparan atau umumnya dibentuk menjadi suatu pita. Untuk menghasilkan benang karet yang halus harus dilakukan proses koagulasidengan cepat dan benang karet tersebut dipindahkan secara vertikal dari bak. Pembuatan benang karet membutuhkan ketelitian dan perhatian yang detil. Benang – benang yang dihasilkan tersebut harus mempunyai diameter yang seragam, bagus dalam pengujian sifat fisikanya serta menghasilkan benang yang tidak terputus – putusIndian Rubber Institute, 1992. .

a. Tahap

Dokumen yang terkait

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet (Resistant At Breaks) C-42 Sw Ends 40

1 24 46

Pengaruh Swelling Indeks Compound Pada Unit Aktive Tank Terhadap Tegangan Putus Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

0 39 49

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet ( Resistant At Breaks ) Count -42 Sw Ends 40

1 37 44

Pengaruh Swelling Index Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Benang Karet Count 37 NS 40 Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

1 33 61

Penentuan Bilangan Swelling Indeks Compound Lateks Pada Pembuatan Benang Karet di PT.Industri Karet Nusantara Tanjung Morawa Medan

0 27 43

Pengaruh Swelling Indeks Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Pada Proses Benang Karet Count 37 Ns 40 Pt.Industri Karet Nusantara Medan

2 43 57

Pengaruh Temperatur Vulkanisasi Terhadap Nilai Kelenturan (Schwartz Value/Vrs) Benang Karet (Count 42 Sw Ends 40) PT. Industri Karet Nusantara

0 50 44

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 2 19

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18