Swelling Indeks Compound Pengujian Sifat Mekanis

sebagai pengisi yang berfungsi untuk mencegah tembusnya cahaya dan adanya antioksidan yang umumnya digunakan dalam benang karet yang hitam yang dapat memperlambat reaksi akibat dari adanya cahayaMcPherson,A.T and Klemin, A. 1956.

2.5 Pengujian Sifat Mekanis

2.5.1 Swelling Indeks Compound

Swelling indeks merupakan angka perbandingan perkembangan lateks compound dalam setiap sesi, dimana diameter pengembangan lateks compound dikurang dengan diameter awal lateks compound. Swelling juga merupakan angka pemasakan compound. Swelling dilakukan pada titik akhir maturasi pemasakan pada setiap proses yaitu mulai dari compoundactivesampai pada proses extrusi. Swelling ini dilakukan pada akhir maturasi karena compound yang telah mengalami vulkanisai akan mempunyai sifat yang tidak larut dalam cairan organik, namun compound masih dapat mengalami pengembangan. Sebelum compound dilakukan proses pengolahan lebihlanjut, compound tersebut harus diuji sifatnya dahulu untuk memastikan kondisi sehingga pada proses pengolahan tidak mengalami gangguan. Pada tangki penyimpanan compound terjadi proses maturasi, lama waktu maturasi bergantung dengan banyaknya jumlah compound lateks yang diolah. Dalam standardnya waktu maturasi compound ±8 jam. Agar proses maturasi berlangsung dengan cepat, maka unit active compound dilengkapi dengan Jacket yang berfungsi Universitas Sumatera Utara sebagai pelapis supaya suhu dalam tanki bisa mencapai temperatur yang ditentukan sehingga maturasi berlangsung dengan cepat. Temperatur waktu maturasi yaitu ±32 o C. Pada uji swelling compound dilakukan sebanyak 4 kali. Dimana pengujian pertama dilakukan sebelum terjadinya maturasi compound yang berlangsung dengan waktu selama 2 jam. Pengecekan dilakukan setiap 2 jam sekali sebanyak 4 kali yang bertujuan untuk mengontrol jalannya proses maturasi dan untuk mengetahui swelling telah memenuhi standard yang ditentukan perusahaan selama proses maturasi berlangsung di tangki aktif active compound tank, sehingga jika swelling yang didapat diatas atau dibawah standard dapat diatasi dan tidak mempengaruhi dari benang karet yang dihasilkan. 2.5.2Tahanan Putus Resistance at Break Pada produk benang karet yang dihasilkan dilakukan uji sifat fisik yaitu tahanan putus Resistance at break yang bertujuan untuk mengetahui titik putus dari benang karet yang dihasilkan bahwa benang karet telah memenuhi standard perusahaan atau permintaan order pelanggan yang sesuai. Pada tahun 1678, seorang ilmuan Inggris Robert Hooke dalam percobaanya ia menyatakan bahwa benda yang diberi beban dan ditarik akan mengalami perubahan bentuk yang signifikan. Contohnya pada Benang karet dengan diuji untuk mengetahui tahanan putus dimana benang diberi beban tambahan untuk mengetahu titik putus sampai diberi beban berapa benang tersebut putus. Universitas Sumatera Utara Tahanan putus pada suatu penampang tertentu disebabkan oleh besarnya benda dibawah penampang tersebut. Tegangan putus data diketahui dengan rumus sebagai berikut : � = � � Dimana : σ = tahanan putus kgcm 2 F = gaya yang diberikan kg A = luas permukaan penampang cm 2 Dengan dilakukan percobaan langsung dengan batang primatis batang dengan pengaduk dengan bentuk – bentuk dan bermacam – macam bahan dapat disimpulkan bahwa “pada batas tertentu perpanjangan tersebut sebanding dengan gaya yang diberikannya”.hubungan linear antara tegangan dengan regangan tersebut yang dinamakan hukum Hooke. Alat yang digunakan untuk menguji tahanan putus adalah dinamometer, dan tahanan putus pada benang karet disebut juga dengan Resistance at Break.Tahanan putus adalah perbandingan antara hasil pembacaan titik putus pada grafik dengan total section. Tegangan putus dapat dirumuskan dengan : Tahanan putus = ℎ���������������������������� ������������ Universitas Sumatera Utara Keterangan : Hasil pembacaan skala titik putus g Total section mm 2 Pada pembacaan titik putus dilakukan pada setiap skala 3200 g, dan total section dapat dicari dengan rumus : Total section = 2 x total section x jumlah Loops Loops merupakan pemotongan benang karet yang sangat kecil dalam satuan g.Jumlah loops merupakan standard pabrik sebesar 16mm 2 g pada benang karet Count 42 NS 40PT. Industri Karet Nusantara Medan. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet (Resistant At Breaks) C-42 Sw Ends 40

1 24 46

Pengaruh Swelling Indeks Compound Pada Unit Aktive Tank Terhadap Tegangan Putus Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

0 39 49

Pengaruh Swelling Indeks Terhadap Tegangan Putus Benang Karet ( Resistant At Breaks ) Count -42 Sw Ends 40

1 37 44

Pengaruh Swelling Index Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Benang Karet Count 37 NS 40 Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

1 33 61

Penentuan Bilangan Swelling Indeks Compound Lateks Pada Pembuatan Benang Karet di PT.Industri Karet Nusantara Tanjung Morawa Medan

0 27 43

Pengaruh Swelling Indeks Compound Terhadap Tegangan Tarik (Green Modulus 300%) Pada Proses Benang Karet Count 37 Ns 40 Pt.Industri Karet Nusantara Medan

2 43 57

Pengaruh Temperatur Vulkanisasi Terhadap Nilai Kelenturan (Schwartz Value/Vrs) Benang Karet (Count 42 Sw Ends 40) PT. Industri Karet Nusantara

0 50 44

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 2 19

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18